Wednesday, June 13, 2018

Ragi Herodes (3)

(sambungan).


Bukan lagi hal baru bagi kita mendengar atau menyaksikan orang-orang percaya atau hamba Tuhan yang karena diiming-imingi pangkat atau jabatan dari gereja menjadi bergeser dari iman yang tadinya murni. Gereja bukan lagi menjadi House of Worship where God lives in, tapi berubah menjadi tempat politik dan kancah perebutan kekuasaan. Pertumbuhan tidak lagi pada kualitas rohani jemaat tapi menjadi mengejar kuantitas. Dari segi bangunan, tata suara, tata cahaya, semuanya megah dan gagah, tapi sebagai rumah Tuhan sebenarnya sudah tinggal puing-puing saja. Lihatlah bahaya ragi yang satu ini dan dampak yang bisa ditimbulkan.

Ada contoh menarik tentang hal ini dari kisah perjalanan Paulus melayani. Pada akhir surat Paulus kepada Timotius, Paulus bercerita tentang kesulitannya. "karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus" (2 Timotius 4:10-12). Paulus meminta Timotius untuk bersegera datang bersama Markus untuk membantunya karena ia kekurangan orang disana. Yang tinggal hanya dia dan Lukas. Ia merestui kepergian Krekes ke Galatia, Titus ke Dalmatia dan Tikhikus ke Efesus, tapi ia juga menyampaikan bahwa ada satu rekan sepelayanannya bernama Demas ternyata terkena ragi Herodes ini.

Demas lebih mencintai dunia dan meninggalkan Paulus. Sepertinya setelah keadaan semakin mencekam dan berbahaya buat mereka dalam menyebarkan berita keselamatan, Demas tergoda lebih mencintai dunia ketimbang Yesus. Ia melupakan Amanat Agung yang dipesankan Yesus dan lebih memilih semua yang ditawarkan dunia. Demas meninggalkan Paulus pada saat sulit. Ia tidak lagi peduli dimana Tuhan ingin menempatkannya, Demas lebih memilih kenyamanan hidup di kota besar yang megah seperti Tesalonika.

Hamba Tuhan yang memilih pindah kapal karena tergiur iming-iming atau tawaran lebih besar dari tempat lamanya masih kerap terjadi sampai hari ini. Ada gereja-gereja yang kemudian harus kolaps sebagai dampaknya. Perpecahan antar bagian tubuh Kristus bisa menjadi kelanjutannya, dan kalau hal ini dibiarkan, kita tidak akan mampu berdampak pada kota dan bangsa dimana kita ditempatkan. Semua ini bisa timbul akibat ragi Herodes yang dibiarkan terus mengembang membusukkan orang-orang percaya.

Secara singkat, ragi Herodes ini adalah cinta dunia, seperti halnya raja Herodes yang mencintai dunia dan segala yang ditawarkan disana. Raja Herodes dikenal sebagai raja boneka Romawi yang lalim, kejam, tidak bermoral, licik dan tidak segan-segan membunuh atau membantai demi kepentingan dirinya yang mencintai segala kemewahan dan kenikmatan maupun kehormatan yang ditawarkan dunia. Raginya mengembang membusukkan orang-orang Herodian, para pengikut setia, sekongkolan atau kroni-kroninya dan bisa menyebar di kalangan orang percaya.

(bersambung)


No comments:

Kreasi (1)

 Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...