(sambungan)
Pada periode masa yang disebutkan dalam Lukas 3 tadi, Hanas dan Kayafas lah yang tengah menjabat sebagai Imam Besar. Itu artinya merekalah yang seharusnya menjadi perantara atau penyampai pesan Tuhan. Tapi lihatlah ayat bacaan hari ini mengatakan sesuatu yang, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, terbilang aneh.
"pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun." (Lukas 3:2).
Ketika Hanas dan menantunya Kayafas disebutkan ada di posisi Imam Besar, seharusnya Firman Tuhan datang kepada mereka sesuai jabatan mereka sebagai wakil Tuhan di dunia. Tapi ternyata bukan itu yang terjadi. Dalam ayat bacaan kit hari ini dengan jelas disebutkan bahwa Firman Tuhan bukannya datang pada Hanas dan Kayafas melainkan datang pada Yohanes, anak Zakharia. Bukan di Bait Allah tempat mereka berada, tapi justru di padang gurun. Ini jelas sesuatu yang aneh.
Apakah Tuhan berniat melecehkan jabatan Imam Besar yang Dia tetapkan sendiri? Dari apa yang kita lihat dalam Alkitab, ternyata Imam Besar pada masa itu sudah berubah motivasinya. Dan Tuhan memutuskan untuk tidak lagi berfirman melalui mereka. Hanas dan Kayafas motivasinya sudah melenceng menunjuk pada diri sendiri. Ketika mereka seharusnya menjadi rekan sekerja Tuhan, wakil Tuhan di dunia untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan, ternyata mereka malah berubah menjadi musuh Tuhan dengan menjadi bagian dari penyaliban Yesus Kristus. Dalam Yohanes 18:19-23 kita bisa melihat bahwa Yesus dibawa ke hadapan Hanas untuk diinterorgasi. Lalu setelah itu Yesus dibawa menghadap Kayafas, dimana disanan sudah berkumpul para ahli Taurat dan tua-tua untuk diadili (Matius 26:57-68).
Lihatlah bagaimana jabatan, kekuasaan, kekayaan, pengaruh dan sebagainya, bisa membutakan mata para pemimpin seperti Hanas dan Kayafas sehingga akhirnya mereka tidak lagi disertai Roh Tuhan. Bukannya menjadi perantara Tuhan, mereka malah memusuhi Yesus bahkan seperti yang saya sebut tadi, berperan aktif dalam penangkapan dan penyaliban Yesus. Maka Tuhan mengambil keuputusan untuk memilih Yohanes, orang yang tidak menyandang gelar apa-apa, dan pada waktu itu sedang berada di padang gurun.
Imam Besar sudah cemar oleh keduniawian, jadi Tuhan harus memilih orang lain. Tapi kenapa Tuhan pilih Yohanes Pembaptis? Apa yang mendasari keputusan itu, apa yang membedakan Yohanes dari orang lain pada masa itu? Yohanes punya hati yang jauh berbeda dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas. Yohanes hatinya bersih sehingga bisa mendengar suara Tuhan, ia taat dan tidak meninggikan diri. Yohanes tidak membawa murid-muridnya untuk berpusat pada dirinya, melainkan membawa mereka kepada Yesus Kristus.
Mari kita lihat ayat ini sebagai sebuah contoh nyata. "Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus."(Yohanes 1:35-37).
Lihatlah bahwa Yohanes menunjuk pada Yesus dan mengarahkan murid-muridnya untuk mengikuti Yesus, bukan dirinya. Sepeerti itulah hati yang dimiliki Yohanes, dan itulah yang membuat Tuhan mengarahkan mataNya kepada Yohanes dan meninggalkan kedua Imam Besar tersebut.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment