Ayat bacaan: Yohanes 6:24
================
"Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus."
Suatu kali ada seorang teman yang mampir ke rumah. Ia kebetulan sedang lewat tidak jauh dari rumah saya dalam perjalanannya menuju ke rumah rekan kerjanya. Karena sudah lama tidak ketemu, ngobrolnya pun ramai karena masing-masing punya cerita atau pengalaman-pengalaman menarik. Tidak terasa kami sudah ngobrol selama lebih kurang 2 jam, dan saya pun menanyakan kepadanya, apakah ia nanti tidak terlambat ketemu temannya? Jangan sampai gara-gara keasyikan ngobrol rencana semula malah jadi terganggu, atau malah batal. Ia berkata tidak apa-apa. Ia masih ingin berbicara dengan saya. Ia jadinya baru pulang saat sudah larut malam, dan batal ke rumah rekannya. Padahal tujuan utamanya melewati daerah saya karena ingin kesana, tapi ditengah jalan tujuannya malah berubah.
Begitulah tujuan kita seringkali berubah di tengah jalan karena satu dan lain hal. Masih untung jika hanya seperti teman saya tadi yang perubahan tujuannya tidak menyebabkan hal-hal buruk. Tapi dalam kehidupan kita, perubahan tujuan atau berbeloknya arah kita dari jalan yang benar seringkali mendatangkan konsekuensi serius yang bisa berakibat buruk bagi kita baik saat ini maupun di masa depan. Satu sekuens hidup yang salah akan mengarah pada sekuens salah berikutnya. Semakin panjang sekuens salahnya, semakin jauh pula kita dari jalan yang benar. Itu bisa berakibat terbuangnya waktu, tenaga dan sebagainya secara sia-sia dan kerugian lainnya yang bisa jadi terlanjur sulit untuk diperbaiki.
Dalam mengikut Yesus banyak juga orang yang mengalami hal ini. Mulanya mungkin didasari pertobatan dan kerinduan untuk selamat, tapi kemudian motivasi menjadi bergeser keluar jalur. Bukan lagi karena kerinduan itu melainkan karena mengejar hal-hal yang dikejar dunia seperti kemakmuran, kekayaan, jabatan dan sebagainya. Ada pula yang sejak semula sudah memiliki paradigma dan tujuan yang salah dalam mengikut Yesus. Saat sedang sakit, hampir dilanda kebangkrutan, terbelit hutang, ingin dapat kerja, dapat jodoh atau berbagai daftar kebutuhan mendesak lainnya seringkali menjadi alasan utama untuk mengikut Yesus. Nanti kalau sudah dapat, Yesus ditinggalkan lagi. Atau apabila harapan tidak terpenuhi sesuai waktu yang diinginkan, mereka pun akan segera beralih mencari alternatif lainnya. Itu kerap terjadi, ditambah banyaknya gereja yang secara keliru mengiming-imingkan hal yang sama.
Apakah Tuhan tidak bisa melakukan itu semua? Apakah salah untuk berharap pertolongan dari Tuhan? Tentu tidak salah, dan Tuhan lebih dari sanggup dan mau untuk melakukannya. Masalahnya, semua itu seharusnya bukan menjadi dasar bagi keputusan kita untuk mengikutiNya, menjadi muridNya, menjadikanNya sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya. Berbagai doktrin teologi kemakmuran semakin memperparah kekeliruan orang dalam memandang pentingnya untuk menerima Kristus dalam hidup mereka. Dengan pemahaman hanya mencari kemakmuran, kesembuhan, kekayaan dan sebagainya, kita bisa terjebak pada tipu muslihat di jahat untuk semakin menjatuhkan kita kepada motivasi yang salah dalam mengikuti Yesus.
Ketika orang mengira bahwa ada jaminan kemakmuran yang datang secara instan begitu mereka mengikuti Yesus, mereka bisa kecewa karena yang sering terjadi tidaklah demikian. Seperti yang saya alami dan banyak orang lainnya, Tuhan lebih suka membentuk diri kita terlebih dahulu untuk siap menerima berkat-berkatNya, dan seringkali itu bukan sesuatu yang mudah. Sebuah bentuk pengertian akan kemakmuran dalam konsep keliru bisa menyesatkan kita, terlebih apabila kita belum memahami betul prinsip-prinsip Kerajaan mengenai berkat, keselamatan dan sebagainya. Saat saya bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya, saya justru diremukkan benar-benar bukan hanya sebentar tapi selama tidak kurang dari 5 tahun. Semua ego, kesombongan, ketergantungan akan uang, prinsip-prinsip pemikiran saya yang tercemari selama bertahun-tahun oleh prinsip dunia dikikis. Jadi mau mencari kemakmuran dengan mengikut Yesus? You may be dissapointed.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment