Monday, July 9, 2018

Motivasi Mengikut Yesus (2)

(sambungan)

Yang menyedihkan, hamba-hamba Tuhan pun tidak semuanya bebas dari jebakan pemikiran keliru ini. Ada yang sudah melayani tapi hidupnya masih sangat duniawi. Ada yang melayani supaya Tuhan jaga hidupnya lebih dari orang yang tidak melayani, ada yang pasang tarif, ada yang minta disediakan fasilitas sekelas artis. Ada gereja yang hanya ingin kotbah yang menyenangkan telinga jemaat supaya jumlah yang datang bisa tetap terjaga kalau bisa meningkat, dan kemudian ada pendeta-pendeta yang mengatur kotbahnya sesuai pesanan, bukan lagi untuk menyampaikan kebenaran dari Tuhan, dimana mereka lakukan supaya jangan sampai tidak dipanggil lagi sehingga kurang uang masuk. Ada yang melayani Tuhan karena mencari berkat duniawi. Bahkan iri hati, arogansi, kesombongan, tidak adil, pilih kasih sampai fitnah bisa menjangkiti pelayan Tuhan.

Bisa jadi mereka yang berlaku seperti ini keliru mengartikan nilai-nilai kasih menurut iman mereka, mungkin mereka lupa diri karena berada pada posisi lebih tinggi dibanding orang biasa. Atau mungkin juga, mereka menyalah artikan status. Bingung menyikapi posisi antara hamba Tuhan dan anak Raja. Kebingungan bisa timbul kalau kita mengadopsi prinsip-prinsip atau paham dunia tentang status seseorang, tetapi sesungguhnya itu tidaklah sulit kalau kita mengacu kepada Firman Tuhan.

Menjadi anak Raja bukan berarti kita bisa berlaku seenaknya, bukan berarti kita bisa tinggi hati, tetapi justru harus punya hati bagai seorang hamba. Bukan dilayani tetapi melayani, bukan hanya mencari enak tapi menolak untuk menderita. Sekali lagi, Tuhan lebih dari sanggup untuk menurunkan berkatNya dan mendatangkan keajaiban diluar logika manusia untuk kita. Tapi apakah kita juga siap meminum cawan yang sama yang harus diminum Yesus buat menyelamatkan nyawa manusia, termasuk kita hari ini?

Saya ajak teman-teman untuk melihat perikop dalam Matius 20:20-28. Pada suatu hari datanglah ibu dari anak-anak Zebedeus bersama kedua anaknya, yaitu Yakobus dan Yohanes, kakak beradik yang digelari Boanerges atau anak-anak guruh oleh Yesus sendiri. (Markus 3:17). Maksud kedatangan sang ibu saat itu adalah untuk memohon kepada Yesus agar kedua anaknya bisa beroleh kedudukan yang baik dan istimewa kelak di Kerajaan surga. Permintaan ini sepintas wajar untuk dilakukan seorang ibu yang sayang terhadap anak-anaknya, tapi sesungguhnya menunjukkan ketidakpahaman ibu dan kedua anak ini mengenai prinsip Kerajaan. Mari kita lihat percakapannya.

"Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." (Matius 20:21).

Mendengar ucapan ibu ini, Yesus lalu menjawab: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" (ay 22a). Yesus ternyata menjawab dengan mengacu kepada kesanggupan mereka untuk menderita dalam mengikuti Kristus, turut memikul salib, turut minum dari cawan penderitaan yang harus Dia minum. Ini sejalan dengan pesan Kristus bahwa siapapun yang mau mengikuti Kristus haruslah siap untuk menyangkal dirinya sendiri dan memikul salib. (Markus 8:34,Lukas 9:23). Sebab, "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:38).

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...