- Ambisi untuk diistimewakan sebagai yang terhebat
Sadar atau tidak, seringkali semangat dan usaha kita untuk menjadi benar sering disertai oleh ambisi pribadi seperti ingin jadi yang paling hebat lantas berhak mendapat keistimewaan atau kemuliaan lebih dari orang lain. Di saat ambisi ini mencemari usaha kita untuk terus bertumbuh lebih baik, ada banyak hal-hal negatif yang bersumber dari kedagingan yang akan muncul seperti iri, dengki, sombong, lupa diri dan sebagainya. Kalau kita ingin lebih dari orang lain, ingin jadi yang paling hebat, bagaimana mungkin kita bisa bersenang hati melihat ada orang yang hidupnya diubahkan atau saat ada yang dipulihkan lebih dari kita?
Ambisi tidak salah kalau tujuannya tidak salah. Berambisilah untuk hidup semakin benar, berambisilah untuk semakin rendah hati, semakin mengasihi Tuhan dan sesama, dan berambisilah untuk selamat. Jangan arahkan ambisi untuk hal-hal yang mendatangkan keuntungan duniawi untuk memuaskan kedagingan. Jangan sampai tujuan utama kita mengikut Yesus kemudian digeser oleh berbagai bentuk ambisi yang jahat.
- Egois atau mau menang sendiri
Sifat yang satu ini merupakan salah satu ancaman utama kita untuk bertumbuh dengan baik dan benar. Di dunia yang semakin individualis orang semakin sibuk mengejar hal-hal yang mendatangkan keuntungan diri sendiri. Kalau harus mengorbankan orang lain apa boleh buat, yang penting kita dulu selamat. Bukankah akan lebih baik apabila kakak beradik Yakobus dan Yohanes fokus untuk mengajak seluruh murid Yesus dan orang lain di sekitar mereka untuk bisa layak berada di sebelah Kristus kelak secara bersama-sama?
Sikap egois ini bisa melahirkan pemahaman yang keliru soal mengikut Yesus. Padahal Yesus sendiri sudah mengingatkan bahwa "sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Lalu Yesus juga sudah mengingatkan bahwa kita harus mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Matius 19:19), bahkan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44), dan tentu saja yang dikatakan Yesus sebagai perintah baru: "yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Kita tidak bisa mengasihi seperti ini kalau masih dipenuhi sikap egois atau mau menang/mementingkan diri sendiri.
Salah satu bentuknya bisa kita lihat dari bagaimana kita berdoa. Apakah doa kita berisi doa buat orang lain, buat orang-orang yang kita kenal tapi belum bertobat, buat para pemimpin, buat gembala dan pengerja dimana kita tertanam saat ini, buat bangsa dan negara atau masih penuh dengan doa untuk kepentingan diri sendiri saja? Bagaimana kita berdoa dan apa isinya bisa menjadi gambaran apakah kita masih egois atau tidak.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment