Wednesday, July 11, 2018

Motivasi Mengikut Yesus (4)

(sambungan)


- Meninggikan diri sendiri

Apa yang membuat kedua saudara ini merasa berhak lebih dari para murid lainnya? Apakah karena mereka diberi Yesus julukan anak-anak guruh sehingga mereka merasa lebih istimewa? Entahlah. Tapi yang jelas, permintaan mereka menunjukkan bahwa mereka ingin berada lebih tinggi dibanding para murid lainnya. Itu sebuah bentuk sikap yang meninggikan diri sendiri.

Kita harus sadar bahwa prinsip Kerajaan Surga dalam memandang siapa yang terbesar berbeda dengan cara pandang dunia. Lihatlah apa yang Yesus katakan dalam Matius 18:1-4. Pada saat itu para murid mendatangi Yesus dan menanyakan siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga. Yesus menjawab dengan memakai seorang anak kecil sebagai peraga, "lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (ay 3-4). Jadi jelaslah bahwa kebesaran dalam Kerajaan Allah itu diukur bukan oleh popularitas, kekuasaan, pamor, kekuatan, status dan sebagainya melainkan oleh kerendahan hati.

Jawaban Yesus ini disampaikan sebelum datangnya permintaan ibu Yakobus dan Yohanes. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya Yakobus dan Yohanes sudah mendengar pengajaran Yesus tentang kerendahan hati dan pelayanan, seperti yang sudah ditunjukkan Yesus sendiri dengan keteladananNya secara langsung. Tapi apakah mereka sudah memahami dan menghayatinya? Tampaknya belum, sebab kalau mereka sudah paham tentu mereka tidak akan meminta sesuatu seperti itu. Kenyataannya, setelah lebih 2000 tahun berselang, masih sangat banyak manusia yang belum memahami prinsip Kerajaan ini.

Ketiga hal negatif ini menunjukkan bahwa mereka belum mengerti prinsip Kerajaan dalam memandang status murid Yesus. Mereka ingin mencari keistimewaan, kemudahan, tapi lupa bahwa kerendahan hati, mendahulukan kepentingan orang lain, siap mengorbankan diri atas dasar kasih, bahkan kesiapan untuk mengalami aniaya dan penderitaan seperti cawan yang harus diminum Yesus pun menjadi sesuatu yang wajib bagi semua pengikutNya. Itulah sebabnya jawaban Yesus pada ibu Yakobus dan Yohanes adalah "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta." (Matius 20:22a).

Yesus lalu menegaskan bahwa perihal siapa yang duduk di kiri dan kanan Kristus itu bukanlah hakNya, tapi merupakan hak Tuhan sepenuhnya. (ay 23). Meski demikian, Yesus menyampaikan sebuah hal penting. Yesus berkata, "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu" (ay 26-27). Para pemerintah di dunia merasa punya otoritas absolut sehingga bisa menindas rakyatnya dengan tangan besi, menjalankan kekuasaan dengan keras bahkan kejam. Tetapi menyandang predikat sebagai murid Yesus sama sekali berlawanan dengan itu. Yesus menegaskan bahwa untuk mencapai posisi yang baik, seseorang haruslah rela menjadi pelayan dan memiliki hati seorang hamba. Sebab, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28).

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...