Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 20:33
==========================
"Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga."
Seorang hamba Tuhan yang sudah melayani selama hampir 20 tahun suatu kali menceritakan pengalamannya. Suatu kali di awal pelayanannya sebagai pemimpin pujian, ia didatangi oleh gembala di gerejanya yang memintanya untuk istirahat selama 6 bulan. Ia kaget, karena ia merasa tidak ada yang salah dengan pelayanannya. Meski merasa kecewa dengan keputusan sang gembala yang mengistirahatkannya tanpa alasan jelas, ia memutuskan untuk taat. Belakangan ia merasa bersyukur atas keputusan itu. Walaupun ia tidak pernah tahu apa alasannya bahkan sampai sekarang, ia mengaku bahwa masa 6 bulan itu ternyata sangat berguna buat dirinya terutama dalam hal menata motivasinya melayani.
"Kalau waktu itu saya terus kecewa, marah dan kemudian sakit hati lantas kepahitan, itu berarti ada yang salah dengan motivasi saya. Karena kalau memang benar murni untuk Tuhan, tidak seharusnya saya bereaksi negatif saat diminta berhenti dulu." katanya. Selama 6 bulan itu ia pakai untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan, memeriksa hati secara rutin dan lain-lain yang diperlukan untuk membangun kualitas kerohaniannya secara pribadi. Ia jadi tahu bahwa agar bisa melayani dengan baik, ia harus punya hubungan yang kuat dengan Tuhan. Dan itu nyatanya berguna bahkan hingga hari ini.
Seperti yang sudah kita bahas belakangan ini, ada begitu banyak motivasi yang keliru dalam hal melayani. Banyak yang mendasarinya dengan pamrih karena mengharapkan sesuatu dari Tuhan. Ada yang ingin agar diberkati secara finansial, dicukupi kebutuhannya, agar usahanya lancar, agar keluarganya tetap dalam keadaan baik, ada pula yang mengharap imbalan selayaknya bekerja, bahkan ada pula yang ingin 'perform' seperti seorang artis, memamerkan skill dan penampilan di atas pentas sebagai seorang superstar. Ada yang secara sadar memanfaatkan pelayanannya seperti itu, ada juga yang tidak sadar motivasinya sudah bergeser.
Kemurnian motivasi melayani dan juga mengikut Yesus bisa terlihat dari buah yang dihasilkan. Kalau sikap kita masih mudah tersinggung, gampang kecewa, sedikit-sedikit marah atau bahkan belum apa-apa sudah mencari 'rumah' baru, itu artinya kita harus memeriksa ulang motivasi kita. Begitu pula saat kita sudah masuk dalam tahap melayani tapi masih mudah menjelekkan, menghasut, memfitnah, bergosip atau bahkan menghakimi karena merasa paling benar, itu artinya ada yang masih salah dalam diri kita. Ingatlah bahwa ada ragi-ragi yang sudah diingatkan Yesus yang bisa mencemarkan dan membusukkan diri kita meski sudah menjadi orang percaya, sudah beribadah bahkan sudah melayani. Karena itulah teman saya ini merasa bersyukur diberi waktu selama 6 bulan untuk memeriksa hatinya, memastikan agar motivasi pelayanannya tetap murni tanpa cemaran sekecil apapun.
Sejak semula Yesus sudah mengatakan "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." (Matius 9:37a). Jika pekerja saja sudah dikatakan sedikit, jumlahnya akan menyusut lebih sedikit lagi kalau ditambahkan kata "yang motivasinya benar" di depan kata "pekerja". Melayani Tuhan adalah sebuah kehormatan besar bagi kita. Tuhan tidak harus pakai kita, tapi Dia dengan senang hati menerima siapapun yang rindu untuk melayani. Menjadi terang dan garam, menyampaikan kabar gembira tentang keselamatan merupakan Amanat Agung yang disampaikan Yesus tepat sebelum Dia naik ke Surga. Artinya ini adalah sebuah panggilan yang berlaku bagi kita semua tanpa terkecuali dan sifatnya sangat penting.
Karena itu sangatlah penting pula untuk memastikan bahwa itu dilakukan dengan motivasi-motivasi yang benar. Sebab pada kenyataannya seperti yang saya sampaikan di atas, ada banyak orang yang keliru mengartikan hal melayani. Mereka mengira bahwa melayani bisa membawa keselamatan, keuntungan-keuntungan duniawi atau keistimewaan-keistimewaan di banding orang lain. Ada pula yang mengira bahwa kalau sudah melayani, berarti tidak perlu lagi mempelajari, mendalami dan menghidupi Firman Tuhan, tidak perlu lagi membangun hubungan erat secara pribadi dengan Tuhan. Kalaupun ikut persekutuan, keinginannya adalah hangout karena merasa sudah cukup lewat melayani. Ada pula yang bahkan terjebak pada motivasi-motivasi pribadi seperti popularitas, ketenaran dan sebagainya.
Jika demikian, seperti apa sebenarnya motivasi yang harus dimiliki oleh para pengerja atau pelayan Tuhan? Bagaimana seharusnya agar kita tidak sampai mencuri kemuliaan yang seharusnya menjadi milik Tuhan yang bisa membuat Tuhan kecewa atau bahkan marah lewat sikap buruk kita dalam melayani?
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment