(sambungan)
Kemana Paulus mengarahkan pandangannya sampai bisa memiliki sikap hati seperti itu? Jawabannya bisa kita lihat dalam Alkitab. "Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Korintus 10:31). Ia berkata, apapun yang kita lakukan, seharusnya itu diarahkan untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk mencari popularitas atau keuntungan-keuntungan pribadi. Mengapa? "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36).
Bukankah segala sesuatu yang kita miliki semuanya berasal dari Tuhan? Tanpa Tuhan kita bukan siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya. Karena itulah sudah sepantasnya kita memuliakan Tuhan lewat segala talenta atau kemampuan yang telah diberikan kepada kita bukan untuk memegahkan diri sendiri atau motivasi-motivasi lainnya baik yang terselubung apalagi yang jelas-jelas kasat mata.
Lewat Paulus kita bisa melihat bagaimana sikap kita yang seharusnya kita miliki dalam melayani Tuhan. Jangan sampai kita mencuri hak Tuhan dengan memanfaatkan kesempatan dalam pelayanan untuk memperkaya diri sendiri atau demi popularitas kita. Jangan pula kita lupa untuk memuliakan Tuhan dengan terus bersikap asal-asalan, malas atau tidak serius dalam melakukannya, hanya kalau kita berkenan, berhitung untung rugi dan sebagainya. Motivasi Paulus dalam melayani adalah murni, dan ini adalah keteladanan yang sangat baik buat kita. Tidak peduli sehebat apapun kemampuan kita, seberapa panjang waktu yang sudah kita pakai untuk melayani, sikap hati hamba mutlak untuk dimiliki oleh para pelayan Tuhan. Dari Paulus kita bisa belajar bahwa kemurnian dan ketulusan merupakan kunci yang sangat penting dalam mengabdi kepada Tuhan.
Ditengah sedikitnya pekerja, lebih sedikit lagi yang motivasinya benar. Sepertinya terlihat aktif melayani, tetapi bukan didasarkan untuk menyenangkan hati Tuhan melainkan untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Itu bisa terlihat dari gaya, pola, cara dan sikap hidupnya. Mereka akan mudah bersikap negatif, tidak lagi ramah dan penuh kasih, kasar, sinis, suka menghasut, curiga, atau sikap lainnya seperti malas, sering tidak tepat waktu, pilih-pilih dan lain sebagainya. Adalah sangat baik apabila kita bersedia untuk meluangkan sebagian dari waktu kita untuk terlibat langsung dalam pelayanan lewat bidang apa saja sesuai panggilan kita masing-masing, tapi adalah penting pula untuk memperhatikan baik-baik motivasi yang benar dalam melayani.
Mari kita periksa diri kita, apa yang menjadi dasar atau motivasi kita dalam melayani. Apakah semata-mata untuk memuliakan Tuhan atau kita masih punya banyak agenda yang mengarah kepada keuntungan diri sendiri. Saat ini juga, arahkanlah fokus dalam melayani ke arah yang tepat. Belajarlah dari cara Paulus menyikapi pelayanannya agar semua pekerjaan yang kita lakukan berkenan di hadapan Tuhan dan bisa membawa dampak yang baik sehingga orang bisa merasakan kehadiran surga dan Sang Raja di bumi.
"To serve, you only need a heart full of grace and a soul generated by love" - Martin Luther King
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment