Simon sang penyamak melakukan pekerjaan yang dianggap kotor oleh orang Yahudi. Produk yang ia hasilkan dibutuhkan, tapi ia sendiri disisihkan dari lingkungan. Tapi Simon tetap setia melakukan pekerjaannya. Saya percaya Tuhan berkenan kepadanya sehingga ia dan rumahnya dipakai Tuhan sebagai bagian dari datangnya keselamatan atas orang lain di kota yang berjarak 60 kilometer-an dari tempat tinggalnya. Dan ia pun tercatat dalam Alkitab. Mungkin tidak banyak orang yang mengetahui tentang dirinya karena tertutupi kisah Tabita alias Dorkas dan kemudian kisah dibaptisnya prajurit bernama Kornelius bersama orang-orang yang berkumpul disana yang mendengar pemberitaan Petrus. Tapi yang jelas, nama Simon sang Penyamak ditulis di dalam Alkitab. Bukan cuma satu kali tapi tiga kali. Itu menunjukkan bahwa perannya penting dalam pemberitaan Injil dan pertobatan orang-orang lewat pelayanan para rasul.
Tabita alias Dorkas hanyalah penjahit di kota pelabuhan yang kecil di barat daya Laut Tengah (sekitaran Tel Aviv di jaman sekarang). Di kota yang sama ada Simon, seorang yang melakukan pekerjaan bau dan kotor. Tapi dari keduanya kita bisa melihat besarnya curahan kasih karunia keselamatan dan mukjizat Tuhan turun atas orang-orang bukan cuma di kota mereka tapi hingga ke kota lain. Pekerjaan mereka yang tidak dianggap istimewa oleh manusia ternyata sanggup menghasilkan hal-hal luar biasa saat Tuhan bekerja lewat mereka.
Apa yang kita kerjakan hari ini? Sebagian dari kita mungkin merasa bahwa pekerjaan kita rendah, tidak terpandang, atau bahkan kotor seperti Simon sang Penyamak. Mungkin juga ada di antara teman-teman yang merasa punya masa lalu atau sedang berada pada titik yang 'kotor' sehingga tidak layak untuk melayani Tuhan. No, that's not true. Dari kisah ini kita belajar bahwa apapun pekerjaan kita, seperti apapun manusia menilainya, apabila pekerjaan itu berkenan dan menyenangkan hati Tuhan, Tuhan bisa pakai itu untuk menyatakan kemuliaanNya, bahkan mendatangkan keselamatan buat orang lain. Tidak perlu merasa rendah diri, tidak perlu membandingkan dengan pekerjaan orang lain yang kelihatannya lebih baik. Just do your job the best you can, and be thankful for it. Selain apa yang anda kerjakan bisa berdampak luar biasa bagi orang lain, jika Tuhan mendapati anda bisa dipercaya untuk perkara kecil, Tuhan akan percayakan perkara lebih besar lagi kelak saat waktunya tiba.
Apa yang kotor atau rendah dalam anggapan manusia belum tentu rendah dalam pandangan Tuhan. Sebaliknya, apa yang dianggap hebat oleh manusia belum tentu pula dianggap sama oleh Tuhan. Tuhan tidak memandang manusia dari tinggi rendahnya pekerjaan. Tuhan tidak memandang muka, melainkan melihat hati (1 Samuel 16:7). Hati yang takut akan Tuhan, hati yang mengasihi, hati yang menyembah, hati yang rindu membawa jiwa-jiwa, hati yang rindu melayani, hati yang taat, hati yang mampu menggerakkan pemiliknya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan bukan manusia tanpa memandang besar kecilnya pekerjaan itu.
Pandanglah hati tokoh-tokoh yang ada pada renungan hari ini. Hati Petrus, hati Tabita, hati Simon dan hati Kornelius. Lihatlah bagaimana mereka mendapat perkenanan Tuhan dan bisa menjadi inspirasi hingga ribuan tahun sesudah masa hidup mereka. Tuhan menanti kita untuk memiliki sikap hati yang sama. Lakukan itu, dan lihatlah kelak betapa luar biasanya Tuhan bekerja atas diri, hidup dan pekerjaan anda.
God continues to work miracles in our lives, including through our works
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
No comments:
Post a Comment