Wednesday, July 4, 2018

What Do We Have Today? (2)

(sambungan)

Kemarin kita sudah melihat beberapa orang di kota kecil bernama Yope yang melakukan sesuatu secara langsung lewat talenta dan apa yang mereka punya. Tabita yang dalam bahasa Yunani disebut Dorkas mungkin cuma bisa menjahit. Dia tidak bisa berkotbah, dia bukan dokter, insinyur apalagi bos besar dengan uang melimpah-limpah. Tapi dalam keterbatasannya ia ternyata mau bergerak melakukan tindakan nyata. Ia menjahitkan baju dan jubah secara gratis buat para janda miskin di kotanya. Dan kita sudah tahu bahwa ia kemudian dibangkitkan dari kematiannya oleh kuasa Tuhan yang mengalir lewat Petrus, dan itu membuat banyak orang di Yope menjadi percaya kepada Yesus. Kisah ini bisa dibaca dalam Kisah Para Rasul 9.

Kedatangan Petrus ke kota itu yang tadinya atas permintaan para janda yang merasa kehilangan Tabita lalu berlanjut dengan keputusannya untuk tinggal beberapa hari lagi di rumah Simon yang bekerja sebagai penyamak kulit. Pekerjaan ini jauh dari higienis. Kotor dan bau, penuh bulu, pecahan daging yang menempel di kulit dan tentu saja bangkai hewan. Pekerjaan sebagai penyamak kulit dinilai najis oleh orang-orang Yahudi pada masa itu dan karenanya Simon pun tinggal tersisih jauh dari perkampungan penduduk. Secara logika tidak ada yang bisa ia tawarkan. Siapa yang mau nginap di rumahnya? Dekat saja tidak akan ada yang mau. Tapi Petrus dibawa Tuhan untuk tinggal disana. Dan Simon jelas membuka pintunya lebar-lebar.

Seperti yang sudah saya sampaikan dalam renungan sebelumnya, seorang prajurit bernama Kornelius yang tinggal di kota lain berjarak sekitar 60 km ternyata mendapat perkenanan Tuhan. Ia pun mengutus orang untuk menjemput Petrus. Orang-orang utusannya pun kemudian menginap pula di rumah Simon sang penyamak kulit. Lagi-lagi Simon tidak menolak. Ia mempersilahkan mereka yang belum pernah ia kenal sebelumnya untuk bermalam disana. Singkat cerita, Kornelius dan beberapa orang non Yahudi lainnya kemudian menerima kasih karunia keselamatan, bahkan Roh Kudus turun atas mereka sebelum mereka dibaptis.

Dari sisi tema hari ini, ada satu poin yang sengaja belum saya sampaikan dalam renungan terdahulu lewat kisah perjalanan Petrus di Yope, yaitu baik Tabita maupun Simon sang penyamak kulit tidak ambil pusing terhadap apa yang tidak mereka punya. Mereka langsung berbuat sesuatu dengan apa yang ada pada mereka atau bisa mereka lakukan. Yang satu menjahitkan baju buat janda miskin, yang satu lagi menyediakan penginapan buat Petrus dan utusannya Kornelius. Mereka tidak minder, mereka tidak mengeluh, mereka tidak mempergunakan keterbatasan mereka sebagai alasan. They did what they could, and used whatever they got at that time. Tuhan berkenan atas perbuatan mereka dan mereka pun menjadi bagian dari terjadinya pertobatan terhadap banyak orang yang bahkan lintas kota. Nama mereka tercatat dalam Alkitab dan akan terus menjadi teladan sampai pada kesudahan dunia ini.

Ada satu contoh menarik lainnya yang bisa kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul pasal 3:1-10. Disana tertulis cerita mengenai Petrus menyembuhkan orang lumpuh tepat didepan pintu masuk Bait Allah.


(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...