Ayat bacaan: 1 Korintus 2:9
=====================
"Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Shalom teman-teman RHO. Ijinkan saya meng-update apa yang terjadi, yang menyebabkan saya menghilang beberapa tahun. Dan saya mohon maaf untuk itu.
Suatu pagi saya bangun seperti biasa. Saat itu saya baru saja membuka usaha baru sehingga saya sedang bersiap-siap untuk pergi jaga toko. (Nanti saya akan bahas lebih lanjut mengenai usaha saya ini karena saya percaya itu ada kaitannya juga dengan kejadian besar yang akan saya bagikan hari ini).
Tiba-tiba saya mendengar suara dalam hati saya, "siap-siap ya." Nah, itu membuat saya terdiam dan berpikir. Siap-siap apa ya..bukankah saya memang lagi siap-siap untuk pergi kerja? Tapi kemudian saya ingat, bahwa istri saya sepertinya belum datang bulan padahal saya tahu seharusnya sudah. Saya langsung buru-buru ke kamar menjumpai istri saya dan menanyakan hal itu.
Saat saya tanya, ia tidak menjawab tapi hanya tersenyum dan berjalan ke kamar mandi. Lantas ia keluar dan membawa test pack, dan saat saya lihat, ada dua garis meski satu garisnya rada samar. "Kamu hamil...?" Tanya saya masih tak percaya. Ia tersenyum dan memeluk saya. Oh my God. Saya waktu itu tertegun diam sambil memeluknya.
Sedikit informasi, saya pada waktu itu sudah menikah selama 10 tahun dan belum dikaruniai anak. Diawal pernikahan saya sempat mencoba ke dokter tapi hasilnya tetap nihil. Saya sempat mendapatkan nubuat pada suatu malam setelah berdoa bahwa Tuhan sudah sediakan anak perempuan buat kami, tapi saya tidak tahu kapan nubuatan itu akan Dia genapi. Meski demikian, saya tetap memegangnya sebagai kebenaran, karena saya yakin Tuhan tidak akan pernah mengingkari janjiNya. Yang saya tidak tahu, janji itu baru Dia genapi setelah 10 tahun, disaat saya dan istri sebenarnya sudah sampai pada titik pasrah untuk menjalani keluarga tanpa anak. Yang penting, kami tetap menjalani dengan bersyukur dan bahagia. 10 tahun saya harus menjadi 'bemper' dari segala pertanyaan sanak keluarga dan teman kenapa kami tidak kunjung punya anak, agar istri saya tidak tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
Dan benar. Setelah menunggu hingga cukup waktu untuk melakukan cek, puji Tuhan istri saya benar hamil. Dan saya memegang kebenaran Tuhan, percaya bahwa anak perempuan yang dijanjikan 10 tahun lalu sekarang digenapi. Saya meyakinkan istri saya untuk memikirkan nama untuk anak perempuan saja, sesuai dengan apa yang Tuhan bilang. Kehamilannya tanpa masalah sama sekali, istri saya sehat hingga saat melahirkan dan kita benar-benar menikmati masa 9 bulan itu dengan penuh rasa syukur dan bahagia. Meski konsekuensinya, saya tidak lagi punya waktu untuk menuliskan renungan setiap hari karena harus membagi waktu antara menjaga istri saya, bekerja, menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan istri saya dan menjaga agar kondisi saya terus fit. Maklumlah kami hidup hanya berdua, sehingga semuanya harus saya ambil alih.
Hari ini ia sudah berusia 3 tahun setengah dan tumbuh menjadi anak cantik, pintar dan baik. Ia sudah aktif dan sangat rajin memimpin doa sebelum tidur bahkan sudah bisa membantu papa mamanya bekerja. Terima kasih Tuhan untuk anugerah luar biasa ini.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment