Monday, June 27, 2022

Karena Percaya Bukan Melihat (1)

 Ayat bacaan: 2 Korintus 5:7
=============
“sebab hidup kami ini adalah HIDUP karena PERCAYA, bukan karena MELIHAT .”

Tahun 2020 mungkin akan diingat sebagai tahun terkelam di abad ini. Kita mengalami langsung bagaimana virus menyerang seluruh dunia, membuat kita kehilangan orang-orang yang kita kenal dan meluluh-lantakkan segala sendi kehidupan, termasuk ekonomi. Pasti banyak dari kita yang pendapatannya menjadi merosot bahkan hancur-hancuran. Belum lagi rasa takut dengan adanya virus yang bisa menular kapan saja dari siapa saja.

Saya pun sama seperti anda, mengalami hal itu. Di satu sisi saya harus terus keluar rumah untuk bekerja dan bertemu banyak orang, di sisi lain saya takut kalau-kalau saya terinfeksi dan membawa virus itu ke rumah, dimana pada waktu itu anak saya masih berusia setahun. Jangan sampai anak dan istri saya nanti kena gara-gara saya yang masih harus berjuang diluar, mau tidak mau, suka tidak suka. Sementara, ambulans terus bolak balik di depan mata, dan berita tentang orang disekitar yang terinfeksi terus saja terdengar. Masa horror itu seperti yang kita tahu berlangsung cukup lama. Saya sempat berpikir, ini kalau bukan mati karena virus ya mati karena lapar. Singkatnya, kalau saya pada saat itu hidup berdasarkan hanya dengan apa yang saya lihat, saya bisa down dan hancur, dan itu justru akan membuat daya tahan tubuh saya drop. Pada suatu malam saat saya merasa mental saya sedang jatuh ke titik nadir, saya mendapatkan pencerahan. Kalau hidup jangan didasarkan pada apa yang kita lihat, lantas kemana harusnya hidup ini didasarkan? Sebuah pertanyaan mendasar dan sederhana yang sayangnya luput saat pikiran kita penuh dengan kekuatiran atau ketakutan.

Ayat yang mencerahkan saya adalah 2 Korintus 5:7 "sebab hidup kami ini adalah HIDUP YANG PERCAYA, bukan karena MELIHAT." 

Hidup yang percaya, bukan hidup yang melihat. Hidup yang didasari percaya, bukan hidup yang didasari penglihatan. Ayat yang sangat singkat ini sontak membuka mata batin saya pada malam itu. Memang singkat, tapi ayat ini sangatlah dalam dan luas aplikasinya, termasuk di masa-masa mengerikan itu. Mari kita bedah ayat ini.

Saya akan mulai dari latar belakangnya. Paulus menyampaikan ayat ini di kota Korintus. Korintus pada waktu itu adalah sebuah kota besar, padat penduduk dan modern. Letaknya ada diantara ibu kota Athena dan kota pertahanan Sparta dan punya dua pelabuhan. Karena lokasinya itu, maka kota Korintus berisi banyak orang-orang intelek yang jalan logikanya dan cara berpikirnya kritis. Jadi menarik buat saya jika Paulus menyampaikan hal ini kepada mereka.

Sekarang mari kita lihat bagaimana bentuk proses respon dari apa yang kita lihat. Kita melihat sesuatu dengan mata, lalu mata melaporkan atau memberi informasi tentang apa yg kita lihat atau baca. Otak kemudian memproses, dan selanjutnya berujung pada memproduksi apa yg kita rasa, apakah rasa senang, sedih, marah, takut, cemas, kecewa dan lain sebagainya. Gambarannya kira-kira seperti ini:





Jadi hidup yg didasari ‘Melihat’ artinya tergantung dari laporan pandangan mata tentang apa yang dilihatnya. Betapa menyeramkan kalau itu yang dijadikan dasar untuk hidup di masa-masa menakutkan seperti itu.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...