Tuesday, June 28, 2022

Karena Percaya Bukan Melihat (2)

 Lantas bagaimana dengan “Hidup karena PERCAYA”? Defenisi dari percaya artinya “keyakinan mendasar terhadap sesuatu yg mengacu kepada kebenaran”. Kita percaya pada sesuatu yang kita anggap benar, meski kita mungkin belum melihat buktinya. Yang menarik, jika kita melihat ayat ini dalam bahasa aslinya, kata yang dipakai adalah “pisteos” , dan pisteos berarti Faith atau iman. Hidup yang berdasarkan pisteos alias faith atau iman kalau di ilustrasikan kira-kira seperti ini:




Jadi, ayat ini sebenarnya berkata bahwa hidup karena PERCAYA adalah hidup karena IMAN. Iman yang bagaimana? Iman yg percaya  bahwa Firman Tuhan “ya” dan “amin”, iman yang yakin bahwa Tuhan itu ada dan nyata, perlindunganNya pun ada dan nyata, iman yang yakin bahwa bersama Tuhan kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hidup. Tentu saja bukan berarti bahwa kita bisa seenaknya dan sembrono karena percaya, tetapi yang disertai dengan menerapkan kedisplinan dan kepatuhan dengan baik.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa hidup karena percaya itu jadi penting? Ketahuilah bahwa hidup itu dinamis dan kontinu. Hidup itu progresif, tidak stagnan apalagi mundur. Hidup merupakan sebuah (1) rangkaian perjalanan, (2) sesuatu yang move forward alias melangkah maju, oleh karenanya harus disikapi dengan (3) penuh perencanaan atau tata kelola yang baik. Karenanya, hidup dengan iman akan sangat menentukan siapa dan bagaimana kita ke depan.

Saya adalah tipe orang yang logis. Data, fakta, itu penting buat saya. Tapi kalau hanya itu yang saya lihat, saat saya berada dalam situasi yang tidak kondusif, maka itu justru akan melemahkan bahkan menghancurkan saya. Ibrani 11:1 mengatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Faith really gives assurance. Iman memberi dasar dan bukti yang kokoh dari apa yang belum terjadi. Can you believe in that? If you can, that's what faith means.

Ayat inilah yang kemudian terus menjadi pegangan saya dalam hidup di saat-saat itu, termasuk saat adanya serangan masif dari delta dan omicron, dan saya membuktikan sendiri how powerful it is to living a life by faith then watching the actual things happening around me.

Puji Tuhan hari ini keadaan sudah jauh lebih baik dibanding waktu itu, tapi ingat bahwa situasi belum benar-benar aman. Mungkin ada diantara teman-teman yang seperti saya, masih bergumul dengan kondisi keuangan yang terlanjur hancur gara-gara pandemi, atau mungkin ada juga yang sedang mengalami kekhawatiran atau ketakutan dalam hal lain. Saya mau ajak teman-teman untuk belajar seperti Paulus dan rekan-rekan sepelayanan dalam mengamalkan ayat dari 2 Korintus 5:7 "sebab hidup kami ini adalah HIDUP karena PERCAYA, bukan karena MELIHAT". Rasa takut atau kuatir adalah sesuatu yang wajar. Terkadang bahkan ada baiknya karena itu membuat kita hidup dengan lebih hati-hati Saya pun mengalami itu. Tapi jika itu terus dibiarkan menguasai hidup, apalagi saat hidup berjalan dengan didasarkan pada hal tersebut, maka hidup kita akan makin tidak karuan, bukannya makin baik tapi malah makin  berantakan. Lebih baik perhatiannya diarahkan pada perjuangan untuk memperbaiki keadaan dengan didasari prinsip hidup yang percaya (faith-based life). Hidup karena iman adalah hidup yang dijalani dengan pertimbangan matang dan dengan hikmat, bukan asal-asalan atau sembrono. Yakinlah bahwa Tuhan pasti akan selalu lindungi kita selama kita disiplin.


Keep on living life by faith





No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...