Ayat bacaan: 1 Yohanes 4:18
=============
"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih."
Saya bukanlah tipe orang yang suka klise dalam berdoa. Saya tidak pernah mau menyembunyikan apa yang saya rasakan, karena biar bagaimanapun Tuhan pasti tahu apa yang tengah berkecamuk di dalam hati saya. Mau sedalam apapun saya sembunyikan, Dia pasti tahu. Karenanya saya lebih suka memakai doa sebagai sarana berbicara, curhat, bertanya apa adanya. Apa yang saya bagikan hari ini adalah hasil yang saya dapat dari 'komunikasi' doa saya disertai dengan perenungan setelahnya.
Beberapa waktu kemarin saya sudah menyampaikan mengenai soal takut. Kali ini ternyata apa yang saya dapat adalah jawaban lain yang masih berhubungan dengan rasa takut, yang disertai pula dengan doa dari Paulus untuk jemaat Efesus yang membuat saya diberkati karena terasa sangat relevan dengan apa yang saya alami. Semakin saya merenungkan dan menelaahnya, semakin saya merasa dikuatkan dan dilapangkan. Saya berharap semoga renungan kali ini bisa menguatkan teman-teman yang sedang mengalami perasaan yang sama, bukan cuma atas kemelut yang diakibatkan virus tapi juga dalam hal-hal lainnya.
Saya akan mulai dengan ayat yang seperti sangat nyaring bunyinya dalam telinga saya saat berdoa.
"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih." (1 Yohanes 4:18).
Ini buat saya adalah teguran. Teguran karena saya membiarkan rasa takut itu ada meski di sisi lain saya sedang terus berusaha menguatkan iman saya. Di dalam kasih itu tidak dikenal yang namanya ketakutan. Mengapa? Sebab kasih yang sempurna seharusnya melenyapkan ketakutan. Ketakutan itu sesungguhnya mengandung hukuman, dan apabila saya atau kita masih takut, itu berarti kita tidak atau belum sempurna dalam kasih.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment