Thursday, June 30, 2022

Spirit, Volumetrik, Fullness (1)

 Ayat bacaan: 1 Yohanes 4:18
=============
"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih."

Tampaknya kita belum juga bisa bernafas lega hingga saat ini sejak covid 19 memporak-porandakan tatanan dunia. Mulai dari saat pertama merebak, lalu varian-varian baru datang silih berganti. Baru saja mau tarik nafas, varian baru datang dan kembali membuat kita harus kembali ekstra ketat dan super hati-hati. Berbagai pembatasan apabila kembali diambil sebagai langkah pencegahan atau penyelamatan akan membuat perekonomian yang sebenarnya belum bangkit akan kembali ke titik terendah, jangan-jangan lebih parah lagi dari sebelumnya. Usaha saya mulai anjlok sejak varian Delta tahun lalu. Belum lagi membaik, varian Omicron membuat kondisinya makin hancur. Masih dalam keadaan babak belur bahkan merugi, varian baru yang membuat jumlah yang terkena kembail meroket kembali muncul dan saya tidak tahu entah harus bertahan bagaimana lagi. Hampir semua harga naik, mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan lainnya yang terjadi atas berbagai faktor. Sementara orang yang berdagang seperti saya sulit untuk ikut naik mengikuti kenaikan produk yang dijual karena daya beli orang pun jauh menurun. Antara takut terinfeksi lalu menulari istri dan anak karena harus terus keluar mencari nafkah, dan tertekan akibat kondisi ekonomi, betapa hidup hari ini terasa begitu berat.

Saya bukanlah tipe orang yang suka klise dalam berdoa. Saya tidak pernah mau menyembunyikan apa yang saya rasakan, karena biar bagaimanapun Tuhan pasti tahu apa yang tengah berkecamuk di dalam hati saya. Mau sedalam apapun saya sembunyikan, Dia pasti tahu. Karenanya saya lebih suka memakai doa sebagai sarana berbicara, curhat, bertanya apa adanya. Apa yang saya bagikan hari ini adalah hasil yang saya dapat dari 'komunikasi' doa saya disertai dengan perenungan setelahnya.

Beberapa waktu kemarin saya sudah menyampaikan mengenai soal takut. Kali ini ternyata apa yang saya dapat adalah jawaban lain yang masih berhubungan dengan rasa takut, yang disertai pula dengan doa dari Paulus untuk jemaat Efesus yang membuat saya diberkati karena terasa sangat relevan dengan apa yang saya alami. Semakin saya merenungkan dan menelaahnya, semakin saya merasa dikuatkan dan dilapangkan. Saya berharap semoga renungan kali ini bisa menguatkan teman-teman yang sedang mengalami perasaan yang sama, bukan cuma atas kemelut yang diakibatkan virus tapi juga dalam hal-hal lainnya.

Saya akan mulai dengan ayat yang seperti sangat nyaring bunyinya dalam telinga saya saat berdoa.

"Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna dalam kasih." (1 Yohanes 4:18).

Ini buat saya adalah teguran. Teguran karena saya membiarkan rasa takut itu ada meski di sisi lain saya sedang terus berusaha menguatkan iman saya. Di dalam kasih itu tidak dikenal yang namanya ketakutan. Mengapa? Sebab kasih yang sempurna seharusnya melenyapkan ketakutan. Ketakutan itu sesungguhnya mengandung hukuman, dan apabila saya atau kita masih takut, itu berarti kita tidak atau belum sempurna dalam kasih. 

(bersambung)





No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...