Thursday, July 28, 2022

Beda Orang Beda Gaya (2)

 (sambungan)

Mari kita sedikit mundur ke belakang untuk melihat perbedaan sifat atau sikap antara Paulus dan Barnabas. Paulus dikenal sebagai orang yang mengalami perubahan radikal. Ia tadinya orang yang kejam, keras, bahkan sadis saat masih dipanggil Saulus, tapi kemudian seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 9 ia mengalami pertobatan. Sesudah ia menerima pertobatan, ternyata ia masih sulit diterima oleh sebagian orang yang dulu sempat bermasalah dengannya. Adalah Barnabas yang membuka pintu baginya. Barnabas merupakan orang pertama yang menerima Paulus. Barnabas memberikan Paulus kesempatan kedua. Dan bayangkan, tanpa keputusan Barnabas ini maka Paulus mungkin tidak melayani dan kita pun kehilangan sebagian besar dari Perjanjian Baru karena Paulus menulis setidaknya 13 surat disana.

Paulus tipe keras sedang Barnabas tipe orang yang selalu mau memberi kesempatan kedua.

Siapa yang salah? Tergantung dari sudut pandangnya. Paulus benar karena sifat Markus tentu bisa mengganggu pelayanan mereka yang sesungguhnya tidak gampang. Medan pelayanan mereka itu sangat keras dan penuh bahaya. Mereka harus berjalan dari satu kota ke kota yang lain dengan segala resikonya, sehingga akan sangat mengganggu apabila ada anggota di dalam yang suka bikin masalah. Sebaliknya Barnabas juga benar karena ia ingin memberi kesempatan kedua. Bukankah Tuhan pun selalu membuka kesempatan untuk pertobatan kita? Tak peduli seperti apapun dosa kita yang sudah lalu, Dia akan selalu menyambut kita dengan sukacita bila berbalik kepadaNya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Jadi siapa yang salah? Saya menganggap tidak ada. Yang terjadi hanyalah perbedaan persepsi atau sudut pandang antara dua hamba Tuhan luar biasa yang timbul karena tekanan dalam pekerjaan atau pelayanan.

Apa yang bisa kita petik sebagai pelajaran dari kisah ini adalah bahwa kita seharusnya bisa menerima perbedaan secara dewasa. Kita tidak boleh merasa diri terus paling benar lantas anti kritik, anti masukan atau berkonflik kepada siapapun yang berbeda pandangan dari kita. Apalagi kalau itu terjadi di antara anak-anak Tuhan. Kalau dalam aliran atau bahkan gereja yang sama saja konflik kerap terjadi, apalagi antar denominasi. Ada banyak denominasi dengan pengajaran dan doktrin berbeda, dan ada banyak pula gereja yang saling menghakimi hanya karena menganggap bahwa mereka lah yang paling benar. Gerejanya begitu, jemaatnya pun nanti bisa begitu. Kalau di antara orang percaya saja terus ribut dan saling menjelekkan, bagaimana kita bisa berharap adanya transformasi besar di negeri ini? 

(bersambung)

(sambungan)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...