Friday, July 29, 2022

Beda Orang Beda Gaya (3)

 

Kitab Amsal menuliskan "Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik." (Amsal 24:3-4). Rumah, itu berbicara bukan hanya soal bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal saja, tapi lebih dari itu rumah berbicara mengenai banyak hal secara lebih luas. Perkumpulan, organisasi, persekutuan, komunitas, semua itu pun merupakan 'tempat tinggal' bagi anggotanya bukan? Peran orang percaya untuk mendirikan Kerajaan Allah di muka bumi ini pun seperti itu. Keragaman seharusnya memperkaya, bukan jadi penghambat. Perbedaan seharusnya dipandang sebagai anugerah Tuhan yang bisa membuat kita lebih baik, bukan sebagai pemicu perpecahan. Ingat pula bahwa dalam 1 Korintus 12 sudah diingatkan bahwa "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus." (ay 12).

Tubuh kita ini terdiri dari begitu banyak organ dan bagiannya. Bayangkan kalau kita hanya terdiri dari tangan semua, atau kaki semua dan seterusnya. Bukan saja bentuknya akan aneh, tapi kita juga tidak bisa berfungsi maksimal sebagaimana kita hari ini. Kalau berjalan kita pakai kaki dan bukan tangan. Memegang kita butuh tangan dan bukan kaki. Melihat itu pakai mata, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium dan sebagainya. Jantung, hati, usus, pembuluh darah, daging, otot, dan sebagainya, semua punya fungsi sendiri-sendiri dan dalam sebuah kesatuan kita menjadi lengkap dan bisa melakukan banyak hal.  Banyak anggota dengan caranya masing-masing, tetapi semua merupakan satu tubuh, bagian dari tubuh Kristus. Itulah seharusnya yang kita pakai dalam menyikapi perbedaan. Alangkah sayangnya kalau kita hanya mengisi segala aktifitas kita dengan ribut dan bertengkar, saling menjelekkan satu sama lain. Di luar sana semakin banyak orang yang merasa berhak menghakimi, melakukan tindak-tindak kekerasan bahkan tega membunuh hanya karena berbeda. Di antara kita murid Yesus, kasih yang mendasari kekristenan kita seharusnya bisa menjauhkan kita dari sikap-sikap seperti itu. Jangan sampai kita sama seperti mereka, atau malah lebih parah.

Kesatuan tidak berarti harus ada keseragaman dan perbedaan bukanlah berarti perpecahan. Perbedaan hendaklah disikapi dengan kedewasaan dan bijaksana. Apa yang terjadi pada Barnabas dan Paulus hendaknya menjadi pelajaran bagi kita. Alangkah indahnya apabila kita semua bisa bersatu, saling dukung, saling menguatkan dan kompak bekerjasama. Alangkah indah jika segala sesuatu bisa dibicarakan untuk mencari titik temu dan kesepakatan sehingga kita tetap bisa berjalan bareng dan saling bekerjasama untuk satu tujuan yang sama. Jika itu bisa kita lakukan, disanalah Kerajaan Allah akan bisa dinyatakan secara maksimal di muka bumi ini.

Perbedaan hendaknya dipandang sebagai sebuah rahmat dan bukan sumber perpecahan


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...