(sambungan)
Keempat poin itu adalah:
1. Berhentilah memandang hanya kepada masalah, ubah arah pandangan kepada Tuhan
Bayangkan
jika Daud memandang ukuran tubuh, pengalaman perang, status,
kelengkapan persenjataannya dengan memakai kacamata manusia. Ia tidak
mungkin berani berhadapan satu lawan satu dengan tipe lawan seperti itu.
Apa yang membuat Daud berani adalah bahwa ia mengarahkan pandangannya
bukan kepada raksasa yang siap membunuhnya tapi kepada Tuhan. Hanya itu
satu-satunya alasan yang membuatnya berani berhadapan dan kemudian
menang.
Seperti halnya Daud, belajarlah untuk berhenti memandang
besarnya masalah dan alihkan dengan memandang besarnya Tuhan yang ada
bersama kita. Memandang besarnya masalah, itulah yang dilakukan oleh
para tentara Israel, dan itu terbukti melemahkan mental dan moral
mereka. Daud berbeda. Ia tidak memandang kepada besarnya masalah tapi
memandang kepada siapa yang menyertainya.
Lihat bagaimana reaksi
Daud ketika mendengar intimidasi Daud yang menakutkan seluruh prajurit
Israel. "Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di
dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan
orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah
orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan
barisan dari pada Allah yang hidup?" (ay 26).
Dari apa yang ia
katakan kita bisa dengan jelas melihat siapa yang ia andalkan dalam
hidupnya. Ia tidak memandang masalah melainkan memfokuskan pandangannya
kepada Tuhan yang hidup, yang ia yakin selalu berada bersamanya. Sebesar
apa masalah anda hari ini, akankah itu bakal lebih besar dari kuasa
Tuhan sehingga Tuhan tidak lagi mampu menolong kita? Tentu saja tidak,
tidak ada masalah apapun yang bisa mengatasi kuasa Tuhan. Jadi jika kita
memandang Tuhan, kita tidak akan terintimidasi lagi oleh masalah tak
peduli sebesar apapun. Pertanyaannya, apakah iman kita cukup untuk itu?
Itulah yang harus menjadi titik fokus kita, karena biasanya semakin
besar tekanan, semakin goyah pula iman kita. Semakin berat beban hidup
yang kita pikul, semakin tawar hati dan ragu pula kita akan eksistensi
Tuhan.
Karena itu kita harus memperhatikan betul kondisi iman
kita. Sejatinya hidup ini ibarat medan perang, dimana serangan bisa
datang kapan saja. Dan jangan harap iman kita akan cukup kuat dan bisa
terus bertumbuh jika kita terus saja masih awam atau malah asing dengan
segala Firman yang disampaikan Tuhan. Iman, itulah yang akan memampukan
kita untuk bisa memandang Tuhan, bukan memandang masalah. Daud, dan
banyak tokoh Alkitab lainnya sudah membuktikannya. Kalau mereka bisa
mengalami, kita pun bisa.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment