Saturday, July 16, 2022

Goliat (2)

 

(sambungan)

Keempat poin itu adalah:

1. Berhentilah memandang hanya kepada masalah, ubah arah pandangan kepada Tuhan

Bayangkan jika Daud memandang ukuran tubuh, pengalaman perang, status, kelengkapan persenjataannya dengan memakai kacamata manusia. Ia tidak mungkin berani berhadapan satu lawan satu dengan tipe lawan seperti itu. Apa yang membuat Daud berani adalah bahwa ia mengarahkan pandangannya bukan kepada raksasa yang siap membunuhnya tapi kepada Tuhan. Hanya itu satu-satunya alasan yang membuatnya berani berhadapan dan kemudian menang.

Seperti halnya Daud, belajarlah untuk berhenti memandang besarnya masalah dan alihkan dengan memandang besarnya Tuhan yang ada bersama kita. Memandang besarnya masalah, itulah yang dilakukan oleh para tentara Israel, dan itu terbukti melemahkan mental dan moral mereka. Daud berbeda. Ia tidak memandang kepada besarnya masalah tapi memandang kepada siapa yang menyertainya.

Lihat bagaimana reaksi Daud ketika mendengar intimidasi Daud yang menakutkan seluruh prajurit Israel. "Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (ay 26).

Dari apa yang ia katakan kita bisa dengan jelas melihat siapa yang ia andalkan dalam hidupnya. Ia tidak memandang masalah melainkan memfokuskan pandangannya kepada Tuhan yang hidup, yang ia yakin selalu berada bersamanya. Sebesar apa masalah anda hari ini, akankah itu bakal lebih besar dari kuasa Tuhan sehingga Tuhan tidak lagi mampu menolong kita? Tentu saja tidak, tidak ada masalah apapun yang bisa mengatasi kuasa Tuhan. Jadi jika kita memandang Tuhan, kita tidak akan terintimidasi lagi oleh masalah tak peduli sebesar apapun. Pertanyaannya, apakah iman kita cukup untuk itu? Itulah yang harus menjadi titik fokus kita, karena biasanya semakin besar tekanan, semakin goyah pula iman kita. Semakin berat beban hidup yang kita pikul, semakin tawar hati dan ragu pula kita akan eksistensi Tuhan.

Karena itu kita harus memperhatikan betul kondisi iman kita. Sejatinya hidup ini ibarat medan perang, dimana serangan bisa datang kapan saja. Dan jangan harap iman kita akan cukup kuat dan bisa terus bertumbuh jika kita terus saja masih awam atau malah asing dengan segala Firman yang disampaikan Tuhan. Iman, itulah yang akan memampukan kita untuk bisa memandang Tuhan, bukan memandang masalah. Daud, dan banyak tokoh Alkitab lainnya sudah membuktikannya. Kalau mereka bisa mengalami, kita pun bisa.  

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...