Sunday, July 17, 2022

Goliat (3)

 

(sambungan)

2. Jangan biarkan hati menjadi tawar

Dalam ayat 32 tertulis "Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Perhatikan bagaimana Daud bisa percaya diri menghadapi orang Filistin bertubuh sangat besar itu, dan bandingkan dengan perasaan para tentara Israel yang berisi orang-orang terlatih dan berpengalaman. Bukankah rasanya aneh apabila ada seorang anak kecil yang dikeluarganya saja tidak dianggap, sehari-hari kerjanya hanya menggembalakan ternak milik ayahnya, tapi berani menasihati raja Israel pada waktu itu beserta bala tentaranya? Tapi itulah yang terjadi. Daud berani karena ia tahu siapa yang ada dipihaknya. Daud percaya bahwa jika Tuhan ada bersamanya ia tidak perlu tawar hati terhadap apapun. Ini adalah sebuah sikap iman yang ternyata mampu memberi hasil gemilang. Jadi bukan soal segala kelengkapan, kuat dan hebat kita sebagai manusia dan lain-lain yang menurut kita layak untuk dibanggakan, tapi iman kita akan berpengaruh pada sejauh mana kita mengandalkan Tuhan, disanalah letak kekuatan kita yang sesungguhnya.  

Dalam menghadapi beban masalah besar, hal lain yang perlu kita jaga adalah jangan sampai kita tawar hati. Menjadi gentar, drop mentalnya, kehilangan semangat juang hingga kehilangan kepercayaan. Kalau itu yang terjadi, justru kita tidak lagi punya kekuatan untuk mengatasi problematika hidup yang sedang menyulitkan kita. Bukannya semakin membaik, tapi malah akan membuat segalanya memburuk.

Dalam kitab Amsal juga diingatkan bahwa dengan tawar hati ketika menghadapi situasi sulit, kekuatan kita justru mengecil. Menyusut sehingga kita tidak punya daya lagi untuk bisa terus berjuang. "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).

Bukankah saat kita tawar hati, pikiran kita pun akan keruh sehingga kita tidak lagi bisa berpikir jernih? Bukankah jika kita tawar hati, kita akan kehilangan semangat untuk berjuang? Jika itu terjadi, bukankah kita akan justru semakin lemah?

Karena itulah penting bagi kita untuk terus menjaga kondisi hati kita agar jangan sampai menjadi tawar. Jangan terintimidasi, jangan terprovokasi. Hati yang tetap terjaga baik akan memungkinkan kita untuk berjuang mencari solusi, bisa mendengar hikmat Tuhan alias tidak terputus dari Tuhan, dan kemudian bisa tetap tegar dengan mengandalkan Tuhan dalam berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang tengah menerpa hidup. 

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...