(sambungan)
2. Jangan biarkan hati menjadi tawar
Dalam
ayat 32 tertulis "Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang
menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang
Filistin itu." Perhatikan bagaimana Daud bisa percaya diri menghadapi
orang Filistin bertubuh sangat besar itu, dan bandingkan dengan perasaan
para tentara Israel yang berisi orang-orang terlatih dan berpengalaman.
Bukankah rasanya aneh apabila ada seorang anak kecil yang dikeluarganya
saja tidak dianggap, sehari-hari kerjanya hanya menggembalakan ternak
milik ayahnya, tapi berani menasihati raja Israel pada waktu itu beserta
bala tentaranya? Tapi itulah yang terjadi. Daud berani karena ia tahu
siapa yang ada dipihaknya. Daud percaya bahwa jika Tuhan ada bersamanya
ia tidak perlu tawar hati terhadap apapun. Ini adalah sebuah sikap iman
yang ternyata mampu memberi hasil gemilang. Jadi bukan soal segala
kelengkapan, kuat dan hebat kita sebagai manusia dan lain-lain yang
menurut kita layak untuk dibanggakan, tapi iman kita akan berpengaruh
pada sejauh mana kita mengandalkan Tuhan, disanalah letak kekuatan kita
yang sesungguhnya.
Dalam menghadapi beban masalah besar, hal
lain yang perlu kita jaga adalah jangan sampai kita tawar hati. Menjadi
gentar, drop mentalnya, kehilangan semangat juang hingga kehilangan
kepercayaan. Kalau itu yang terjadi, justru kita tidak lagi punya
kekuatan untuk mengatasi problematika hidup yang sedang menyulitkan
kita. Bukannya semakin membaik, tapi malah akan membuat segalanya
memburuk.
Dalam kitab Amsal juga diingatkan bahwa dengan tawar
hati ketika menghadapi situasi sulit, kekuatan kita justru mengecil.
Menyusut sehingga kita tidak punya daya lagi untuk bisa terus berjuang.
"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."
(Amsal 24:10).
Bukankah saat kita tawar hati, pikiran kita pun
akan keruh sehingga kita tidak lagi bisa berpikir jernih? Bukankah jika
kita tawar hati, kita akan kehilangan semangat untuk berjuang? Jika itu
terjadi, bukankah kita akan justru semakin lemah?
Karena itulah
penting bagi kita untuk terus menjaga kondisi hati kita agar jangan
sampai menjadi tawar. Jangan terintimidasi, jangan terprovokasi. Hati
yang tetap terjaga baik akan memungkinkan kita untuk berjuang mencari
solusi, bisa mendengar hikmat Tuhan alias tidak terputus dari Tuhan, dan
kemudian bisa tetap tegar dengan mengandalkan Tuhan dalam berhadapan
dengan kesulitan-kesulitan yang tengah menerpa hidup.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment