(sambungan)
4. Periksa dan pergunakanlah apa yang ada
Apa
senjata yang dipakai Daud untuk melawan Goliat? Daud tidak memilih
pedang atau tombak yang mungkin akan segera menjadi alternatif kita bila
ada di posisi Daud. Padahal mengingat ia masih sangat belia, dari
ukuran saja ia pasti akan kesulitan mengangkatnya, apalagi jika harus
menggunakan itu untuk melawan raksasa Goliat. Daud ternyata memilih apa
yang ada pada dirinya, dan apa yang tersedia disana.
"Lalu Daud
mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima
batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya,
yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya.
Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu." (ay 40). Tidak masalah
senjata apa yang ia miliki, karena ia tahu meski senjata itu tak ada
apa-apanya dibanding tombak tempur kualitas super yang dipakai lawannya,
ditangan Tuhan senjata yang terlihat sepele itu bisa berkekuatan luar
biasa.
Kalau bicara mengenai memeriksa dan mempergunakan apa yang
ada, kita bisa belajar pula dari cerita tentang Yesus saat menggandakan
5 roti dan 2 ikan utuk memberi makan ribuan orang seperti yang bisa
kita baca dalam injil Markus ayat 6.
Pada saat itu, para murid
Yesus memandang kepada problema yang muncul dan fokus kepada apa yang
tidak ada. Mereka bahkan sepertinya tidak berpikir akan kemampuan Yesus
dalam membuat mukjizat. Yesus kemudian mengajarkan mereka untuk mencari
tahu apa yang ada dan bisa dipergunakan untuk menyelesaikan masalah.
"Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu?
Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan
dua ikan." (Markus 6:38).
Bandingkan dengan reaksi kita pada
umumnya ketika menghadapi masalah besar. Bukankah pikiran kita sering
tertutupi oleh rasa takut dan kepanikan sehingga kita lebih cenderung
fokus kepada apa yang tidak kita miliki ketimbang memeriksa terlebih
dahulu apa yang ada pada kita? Akan jauh lebih efektif jika kita bisa
tetap tenang dan melihat dahulu apa yang kita punya sebelum kita
buru-buru panik. Belum lagi kita sering terbiasa berpikir terlalu jauh
lalu melewatkan bahwa solusinya mungkin saja bisa timbul lewat
penyelesaian sederhana.
Mungkin saja apa yang ada pada kita saat
ini hanya sesuatu yang sederhana, seperti umban dan batu, atau roti dan
ikan. Tetapi kita harus percaya bahwa ditangan Tuhan itu bisa menjadi
senjata luar biasa untuk mengatasi persoalan.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment