Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 9:27
===========================
"Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus."
Saya jadi teringat lagu Paul Simon dan Art Garfunkel sekitar setengah abad lalu yang berjudul "Bridge Over Troubled Water"? Lagu ini bukanlah lagu rohani, tetapi pesan yang terkandung di dalamnya sesungguhnya sangat menginspirasi dan mengingatkan kita agar mau peduli kepada kesulitan yang tengah diderita orang di sekitar kita. Pesan yang dikandung lagu ini terus menginspirasi hingga sekarang. Tidak heran kalau kemudian lagu ini menjadi salah satu lagu klasik sepanjang masa.
Hidup sejatinya tidaklah mudah. Terkadang bisa begitu berat sehingga kita tidak bisa menghadapinya sendirian saja. Disaat-saat seperti itu kita pun butuh jembatan. Alangkah indahnya apabila kita mendapat dukungan atau bantuan dari teman-teman yang bisa bersama kita agar bisa melewati 'troubled water' hingga bisa mencapai 'safe ground'.
Dalam hidup saya, saya berterimakasih kepada begitu banyak orang yang telah menjadi 'jembatan' dalam hidup saya. Misalnya, pada saat awal pertobatan saya. Saya terlahir bukan sebagai Kristen. Perjumpaan saya dengan Yesus membuat saya memutuskan untuk menjadi pengikutNya. Waktu itu saya sempat bingung harus pergi ke gereja mana, harus bagaimana di gereja, membuka alkitab mencari ayat pun masih bingung, bagaimana agar bisa dibaptis, proses apa yang harus saya tempuh, siapa yang bisa membantu saya untuk mengerti kebenaran, kepada siapa saya harus bertanya dan seterusnya. Saya masih ingat bagaimana 'lapar' dan 'dahaga'nya saya waktu itu, sehingga saya pergi dari satu gereja ke gereja lain dan bertanya kepada para pendeta tentang apa yang ingin saya pelajari. Saya membuka nomor kontak saya dan bertanya ke teman-teman yang juga percaya Yesus.
Puji Tuhan, ada teman-teman yang rela bertindak sebagai jembatan pada waktu itu, para pendeta yang mau meladeni pertanyaan-pertanyaan saya, sehingga saya pun bisa menjadi diri saya hari ini. Tanpa mereka yang berfungsi sebagai jembatan dari hidup lama menuju hidup baru, mungkin saya tidak akan bisa bertumbuh. Jika hari ini saya aktif mewartakan kabar keselamatan kepada siapa saja, itu semua tidak lepas dari jasa para 'jembatan' yang dengan sepenuh hati membantu saya.
Dalam banyak hal lain pun saya sangat diberkati oleh para 'jembatan' ini. Apakah itu menghubungkan saya dengan orang yang belum saya kenal, menghubungkan saya dengan sesuatu yang belum saya ketahui dan sebagainya. Saya bersyukur dengan adanya mereka. Sedikit banyak, bantuan mereka telah membentuk saya hingga menjadi diri saya saat ini.
Dalam renungan terdahulu kita sudah melihat saat Paulus dan Barnabas berbeda pandangan dan sempat berselisih paham. Kali ini saya ingin mengajak teman-teman mundur ke belakang dan melihat ketika Paulus baru saja bertobat dan memasuki masa transformasi. Pada waktu itu Paulus yang masih bernama Saulus dikenal sebagai pembantai orang percaya. Begitu kejam dan sadis, begitu mengerikan. Lalu dalam Kisah Para Rasul 9:1-19 kita bisa melihat proses pertobatannya yang mengharukan. Saulus bertobat dan kemudian bertransformasi menjadi Paulus. Selesai? Ternyata belum.
Proses selanjutnya tidaklah mudah karena ternyata orang tidak bisa percaya dan menerima dirinya. Orang-orang yang dulu sempat berhadapan dengan Paulus masa lalu masih merasa curiga, terlebih mereka tentu belum lupa seperti apa dia di waktu lalu. Ia bahkan sempat hampir dibunuh. Ia tertolak dimana-mana. Beruntunglah kemudian ada seseorang yang berperan menjadi jembatan, sehingga ia pun akhirnya bisa diterima di kalangan orang percaya. Orang itu adalah Barnabas.
Itu terjadi ketika Saulus masuk ke Yerusalem dan seperti biasa mengalami penolakan. Sepertinya apa yang ia alami bakalan sama saja. "Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid." (ay 26). Reputasinya yang 'mentereng' sebagai pembantai kejam di masa lalu menjadi penghalang utama dimanapun ia sampai. Tidak ada yang percaya kepadanya.
Tetapi ada Barnabas disana, yang kemudian memberi perbedaan besar mengenai penerimaan Paulus dibandingkan kota-kota lainnya. "Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus." (ay 27). Adalah Barnabas yang pertama menerima dia, lalu menjembatani Saulus dengan para rasul lainnya.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment