Sunday, July 31, 2022

Jembatan (2)

 (sambungan)

Lewat Barnabas, sang jembatan, akhirnya terjalinlah hubungan antara Saulus dengan rasul-rasul. Ia diterima, "Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan." (ay 28). Setelah pertobatan, Paulus mengalami proses pertumbuhan yang luar biasa. Ia menjadi orang yang begitu berpengaruh dalam pertumbuhan awal gereja-gereja, dan hari ini kita bisa melihat setidaknya ada 13 kitab yang ditulis olehnya. Semua ini mungkin tidak akan terjadi tanpa adanya sosok Barnabas. Jika Saulus menjadi seorang Paulus yang luar biasa, itu bisa terjadi karena ada sang jembatan yang bernama Barnabas. Dengan kata lain,Tuhan pakai Barnabas untuk menjadi jembatan bagi Paulus yang dampaknya sangat besar bagi orang percaya hingga hari ini sampai kapanpun.

Seperti halnya Saulus, kita yang penuh dosa ini pun sebenarnya tidak layak untuk diselamatkan. Jangankan diselamatkan, untuk berhubungan dengan Tuhan, menghampiri tahta kudusNya pun kita sama sekali tidak pantas. Sesuatu yang kotor itu tidak bisa masuk ke dalam sesuatu yang suci dan kudus. "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Tapi ternyata kita yang berdosa ini begitu dikasihi Allah, sehingga Dia pun mengutus anakNya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Yesus menjadi jembatan yang memulihkan hubungan antara kita dengan Tuhan lewat karya penebusanNya di atas kayu salib. Semua penyiksaan yang tak terperi hingga kematian dalam penderitaan dan kesakitan luar biasa dijalani Kristus semata-mata agar kita selamat dan mendapatkan pemulihan hubungan dengan Tuhan. Setelah semua itu diselesaikan dengan tuntas, Dia pun bangkit, kembali ke tahtaNya dan pada suatu saat nanti akan kembali turun untuk menjemput kita.

Jika hari ini kita bisa "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibrani 4:16), itu adalah berkat jembatan yang dibangun Yesus.

Mari kita lihat sekeliling kita. Sudahkah kita berperan sebagai jembatan-jembatan seperti itu kepada orang lain? Ada banyak orang yang seperti saya dahulu, masih baru menerima Kristus yang butuh dijembatani, dibantu dalam proses pertumbuhannya. Dan ada begitu banyak orang yang masih belum tahu apa yang harus ia lakukan untuk selamat alias belum mengenal Kristus. Atau ada yang sudah tapi kesulitan untuk bisa mengalami Kristus dalam hidupnya. Mungkin anda melihat orang yang imannya masih naik turun, orang yang sudah menerima Yesus namun hidupnya masih dikuasai dosa, orang yang belum menemukan tujuan hidupnya seperti yang digariskan Tuhan, atau orang-orang yang masih bergumul dengan begitu banyak problem kehidupan. Rumah tangga yang retak, broken home, kehilangan mata pencaharian, sedang menghadapi berbagai macam masalah dan sebagainya. Bagi mereka ini, kita yang sedang memiliki sesuatu yang bisa dibagikan bisa berperan sebagai jembatan bagi mereka. Jangan lakukan sebaliknya. Mengabaikan alias tidak peduli, atau justru menghakimi mereka, mengusir, mengata-ngatai, mengejek, mencibir atau menghujat, karena dengan melakukan hal seperti itu, kita malah akan menjadi batu sandungan bagi banyak orang.

Kita harus menyadari bahwa keselamatan dianugerahkan Tuhan untuk semua orang, tanpa terkecuali. Tapi ada kalanya untuk bisa mencapai itu, seseorang membutuhkan jembatan. Dan disana peran kita pun dibutuhkan. Kita dituntut seperti ini: "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16). Jadilah jembatan yang terang benderang. Ada banyak orang membutuhkan Barnabas-Barnabas dalam hidupnya. We need brigdes, yes, but we can be bridges too. Maukah kita membagikan sesuatu dan menjadi jembatan bagi sesama?

Jadilah jembatan seperti Barnabas dan bukan batu sandungan.


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...