Thursday, July 21, 2022

Rancangan Tuhan vs Rancangan Manusia (1)

 Ayat bacaan: Yesaya 55:8-9
=======================
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Belakangan ini saya sedang mengajarkan anak saya berpikir solutif. Ia saya ajarkan untuk tidak buru-buru minta tolong tapi mencoba dulu bagaimana menyelesaikan sesuatu,  kalau setelah dia mencoba tapi tidak bisa juga, baru saya bantu. Dia perlu belajar bahwa ada banyak cara untuk mencari solusi. Misalnya saat dia bermain puzzle, dia bisa belajar untuk mencari jalan mau mulai dari mana. Apakah ia menggabungkan dulu beberapa bagian yang bisa langsung kelihatan, atau mau mulai dari pinggir dulu. Mau menyelesaikan per bagian dulu atau acak, silahkan. Cara yang ia ambil belum tentu sama dengan cara saya, tapi saya biarkan saja dia eksplor sendiri. Pada akhirnya toh puzzle itu akan rampung juga.

Pepatah mengatakan ada banyak cara menuju Roma. Ya, dengan teknologi aplikasi seperti Waze sekarang kita bisa melihat beberapa rute alternatif untuk mencapai tujuan. Ada estimasi waktu tempuh, ada data mengenai macet tidaknya masing-masing jalur, semua bisa kita lihat dan pertimbangkan untuk memilih rute yang mau kita ambil. Suatu kali seorang teman bercerita bahwa ia sampai berselisih dengan istrinya karena memilih rute yang dianggap istrinya salah. Menurutnya ia sudah mengambil jalur sesuai rekomendasi Waze, tapi ternyata ada kemacetan yang sepertinya belum terdata. "Padahal kalau mau sabar saja, biar sedikit lebih lama tapi kan tetap sampai?" katanya.

Kita sering berlaku seperti sang istri saat menantikan uluran tangan Tuhan untuk menolong kita saat berada dalam kesulitan. Baik sadar atau tidak, banyak yang cenderung mendesak Tuhan untuk melakukan sesuai dengan apa yang dipikirkan. Maunya langsung instan, maunya segera, kalau tidak maka langsung bersungut-sungut, menggerutu atau menuduh Tuhan yang tidak-tidak. Berpikir bahwa cara kita yang terbaik, padahal belum tentu. Terkadang ada jalan yang seolah bakal menyelesaikan lebih cepat tapi justru nantinya menambah masalah baru. 

Masalahnya, kita tidak bisa melihat masa depan. Mata dan kemampuan kita terbatas untuk itu. Sebaliknya, sadarkah kita bahwa kemampuan Tuhan justru tak terbatas? Dia bisa melihat apa yang akan terjadi di depan sana, sehingga pastinya akan tahu jalur mana yang harus diambil. Apakah kita bisa setidaknya berpikir bahwa saat Dia terlihat lambat melakukan sesuatu, saat Dia sepertinya tidak kunjung menjawab, Dia sebenarnya sedang menghindarkan kita dari sesuatu yang malah akan semakin merusak, atau mungkin juga, Tuhan ingin kita belajar sesuatu dulu lewat jalan yang ia pilihkan untuk kita. Masalahnya, kebanyakan orang tidak berpikir sejauh itu dan inginnya memaksakan Tuhan untuk melakukan tepat seperti cara yang terbaik menurut pendapat manusia yang amat sangat terbatas kemampuannya. 

Dari apa yang tertulis dalam Alkitab dan pengalaman pribadi saya, Tuhan itu sangatlah kreatif. Dia mampu menciptakan jauh lebih banyak alternatif untuk melepaskan kita dari masalah, karena tidak seperti kita, tidak ada kata mustahil bagi Tuhan. Dia bisa pakai apa saja dan lewat cara manapun untuk menyatakan kemuliaanNya. Apa yang Dia sanggup bahkan  jauh lebih besar dari kemampuan nalar atau logika kita. Keajaiban yang mustahil bagi kita akan sangat mudah ketika berada di tangan Tuhan. Pertanyaannya, apakah kita mau bersabar dan percaya kepada keputusan Tuhan?

Lihatlah Firman berikut ini.

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9). 

(bersambung)



No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...