(sambungan)
Paulus suatu kali menuliskan: "O, alangkah dalamnya
kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki
keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"
(Roma 11:33). Tidak ada satupun manusia, sepintar apapun, yang akan
sanggup mengukur cara-cara yang dipakai Tuhan. Paulus pun melanjutkan
"Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang
pernah menjadi penasihat-Nya?" (ay 34). Siapa dari kita yang berani
mengklaim bahwa kita lebih tahu dari Tuhan?
Alangkah sia-sianya
jika kita terus meragukan bahwa Tuhan sanggup menolong kita untuk lepas
dari masalah yang tengah menerpa kita hari ini. Alangkah ironisnya jika
kita merasa putus asa bahwa masalah kita tidak akan mampu terpecahkan.
Kita bisa memakai logika kita yang paling muktahir untuk menganalisa
masalah yang tengah kita hadapi hari ini, dan mungkin logika kita
berkata bahwa apa yang kita alami tidak lagi memiliki pemecahan atau
jalan keluar. Kita bisa takut akan setiap masalah yang menyelimuti hidup
kita, tetapi sesungguhnya kita harus ingat: di tangan Tuhan tidak ada
yang mustahil. Segalanya mungkin, dan Tuhan bisa memakai orang-orang
atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan bagi kita untuk menjadi
saluranNya dalam menolong atau memberkati kita. Sekali lagi, mungkin
bagi pemahaman kita terlihat lambat, terlihat seolah tidak peduli,
tetapi percayalah, Allah selalu peduli dan tidak ingin kita sampai
celaka. Dia selalu tahu apa yang terbaik buat kita, jalan yang terbaik
buat kita, dan apa yang akan kita dapatkan nanti agar bisa menjadi
pribadi-pribadi yang lebih bijaksana. Kita tidak akan pernah bisa
mengukur Tuhan. Jarak antara kemampuan logika kita dan kemampuan Tuhan
itu bagaikan bumi dan langit, tidak terselidiki, tidak terselami.
Pemazmur
pun menyadari hal itu. Ia berkata: "Aku hendak mengingat
perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat
keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut
segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu." (Mazmur
77:12-13). Ribuan Tahun berlalu, hari ini keajaiban Tuhan itu masih
terus berlanjut. Jika demikian, mengapa kita harus gentar menghadapi
masalah seberat apapun yang tengah menghimpit kita hari ini? Kenapa kita
harus ragu akan uluran tangan Tuhan? Kenapa kita harus membiarkan
pikiran kita menuduh Tuhan tidak berempati pada permasalahan kita, dan
kenapa kita harus terus memaksa Tuhan untuk melakukan tepat seperti
keinginan dan waktu menurut kita?
Teman-teman, teruslah hidup
dalam pengharapan dan kepercayaan penuh dalam Tuhan. Lakukan bagian
kita, dan pada saatnya nanti Tuhan akan bertindak dengan cara-cara yang
ajaib, yang tidak terselami atau tidak terselidiki, tidak terbayangkan
dan tidak terpikirkan oleh kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan,
"Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa!
Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Wahyu 15:3b).
When God steps in, miracles happen
Saturday, July 23, 2022
Rancangan Tuhan vs Rancangan Manusia (3)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment