Saturday, July 23, 2022

Rancangan Tuhan vs Rancangan Manusia (3)

 (sambungan)

Paulus suatu kali menuliskan: "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (Roma 11:33). Tidak ada satupun manusia, sepintar apapun, yang akan sanggup mengukur cara-cara yang dipakai Tuhan. Paulus pun melanjutkan "Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?" (ay 34).  Siapa dari kita yang berani mengklaim bahwa kita lebih tahu dari Tuhan?

Alangkah sia-sianya jika kita terus meragukan bahwa Tuhan sanggup menolong kita untuk lepas dari masalah yang tengah menerpa kita hari ini.  Alangkah ironisnya jika kita merasa putus asa bahwa masalah kita tidak akan mampu terpecahkan. Kita bisa memakai logika kita yang paling muktahir untuk menganalisa masalah yang tengah kita hadapi hari ini, dan mungkin logika kita berkata bahwa apa yang kita alami tidak lagi memiliki pemecahan atau jalan keluar. Kita bisa takut akan setiap masalah yang menyelimuti hidup kita, tetapi sesungguhnya kita harus ingat: di tangan Tuhan tidak ada yang mustahil. Segalanya mungkin, dan Tuhan bisa memakai orang-orang atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan bagi kita untuk menjadi saluranNya dalam menolong atau memberkati kita. Sekali lagi, mungkin bagi pemahaman kita terlihat lambat, terlihat seolah tidak peduli, tetapi percayalah, Allah selalu peduli dan tidak ingin kita sampai celaka. Dia selalu tahu apa yang terbaik buat kita, jalan yang terbaik buat kita, dan apa yang akan kita dapatkan nanti agar bisa menjadi pribadi-pribadi yang lebih bijaksana. Kita tidak akan pernah bisa mengukur Tuhan. Jarak antara kemampuan logika kita dan kemampuan Tuhan itu bagaikan bumi dan langit, tidak terselidiki, tidak terselami.

Pemazmur pun menyadari hal itu. Ia berkata: "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu." (Mazmur 77:12-13). Ribuan Tahun berlalu, hari ini keajaiban Tuhan itu masih terus berlanjut. Jika demikian, mengapa kita harus gentar menghadapi masalah seberat apapun yang tengah menghimpit kita hari ini? Kenapa kita harus ragu akan uluran tangan Tuhan? Kenapa kita harus membiarkan pikiran kita menuduh Tuhan tidak berempati pada permasalahan kita, dan kenapa kita harus terus memaksa Tuhan untuk melakukan tepat seperti keinginan dan waktu menurut kita?

Teman-teman, teruslah hidup dalam pengharapan dan kepercayaan penuh dalam Tuhan. Lakukan bagian kita, dan pada saatnya nanti Tuhan akan bertindak dengan cara-cara yang ajaib, yang tidak terselami atau tidak terselidiki, tidak terbayangkan dan tidak terpikirkan oleh kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!" (Wahyu 15:3b).

When God steps in, miracles happen


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...