Sunday, July 3, 2022

Spirit, Volumetrik, Fullness (4)

 (sambungan)

3. Fulness, not half

Kepenuhan, bukan setengah penuh apalagi setengah kosong. Paulus berdoa seperti ini: "Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (19b)

Allah siap memenuhi kita dengan seluruh kepenuhanNya. Kalau kepenuhanNya memenuhi kita, apa lagi alasan bagi kita untuk tetap merasa takut? Kepenuhan Allah, bukan setengah atau sebagian daripada itu, itu bisa Dia berikan buat kita. Penuh, itu artinya sampai tidak ada lagi rongga yang tersisa yang bisa dipakai oleh rasa takut, cemas, khawatir dan sebagainya untuk bercokol. Bukankah itu akan sangat membantu dan berguna bagi kita?

Teman-teman, doa bukan sekadar ritual, tetapi harus menjadi sebuah wujud relasi yang tidak bisa dan tidak boleh terlepaskan dari iman. Doa adalah sebuah sarana hubungan antara kita dan Sang Pencipta, yang seharusnya dipakai seperti saat kita sebagai anak datang kepada ayah untuk menceritakan apa saja yang sedang kita alami. Lalu selanjutnya, kita pun mendengar apa yang disampaikan ayah pada kita. Apakah itu nasihat, peneguhan, peringatan bahkan teguran, dan itu seharusnya kita dengar baik-baik dan renungkan karena akan sangat bermanfaat bagi kita. Doa sejatinya bukanlah one way, tapi harus menjadi seperti dialog alias two ways. Kita bicara, kita mendengar. Tuhan mendengar, Tuhan menjawab. Kita menyampaikan rasa syukur dan cinta kita kepadaNya, Dia pun akan memeluk kita dan menyatakan kasihNya yang begitu indah dan besar pada kita. That's how prayers should be, karena kalau tidak, doa tidak akan bisa berfungsi maksimal.

Di tengah jaman yang keras dan kejam seperti sekarang, doa tidak lagi menjadi prioritas bagi banyak orang. Mudah bagi kita untuk merasa bahwa keadaan yang sekarang ini memerlukan penanganan dengan menggunakan kekuatan kita sendiri. Tapi lihatlah Paulus. Di tengah kondisi menyedihkan yang ia alami, Paulus senantiasa berdoa bukan saja untuk dirinya sendiri tapi juga bagi jemaatnya, bagi mereka di Efesus dan kita semua.

Paulus berdoa karena ia percaya penuh kepada kuasa Allah dan percaya pula dengan kekuatan pemberitaan Injil yang sangat bernilai (1-13). Rasul Paulus berdoa agar kiranya Allah senantiasa memelihara setiap  jemaat Efesus dalam segala pergumulan mereka, dan doa yang sama sangat meneguhkan buat kita hari ini terutama bagi kita yang tengah dilanda rasa takut akan bahaya, kemerosotan dan ketidakpastian.

Semoga apa yang saya bagikan hari ini bisa bermanfaat dan memberkati teman-teman semua. Bagi yang mengalami hal seperti saya, ayo kita terus renungkan semua ini supaya kita menjadi orang-orang dengan iman yang kuat dan secara sempurna berada dalam kasih Allah. Tuhan memberkati.

Rasa takut tidak punya tempat dalam volume kasih Kristus yang begitu besar dan kepenuhan Allah. Fear not, we have a loving God within us




No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...