(sambungan)
Kesabaran, kemurahan, kelapangan hati Tuhan merupakan
bagian daari kasih karunia Tuhan yang turun atas kita. Kasih karunia ini
adalah sebuah anugerah yang luar biasa besar, sayangnya masih simpang
siur bagi orang percaya. Pertanyaannya adalah, apakah kasih karunia itu
cuma-cuma? Ya. Disebut kasih karunia karena itu pemberian Tuhan sebagai
karunia yang turun bagi kita atas dasar kasih Tuhan yang luar biasa
besar pada kita, bukan karena hasil usaha kita.
Tapi pertanyaan
berikutnya, apakah itu artinya kita jadi bebas berbuat apa saja,
menggampangkannya karena diberi cuma-cuma? Tentu saja tidak.
Orang
yang paham besarnya segala kemurahan, kesabaran dan lapang hatinya
Tuhan sebagai bagian dari kasih karunia akan menghargai betul kasih
karunia tersebut dengan tidak menyakiti hati atau mengecewakan Tuhan,
Sang Pemberi. Bukan sebaliknya, menggampangkan, menyepelekan, menganggap
sepi atau take it for granted. Kalau itu yang terjadi, kita masih
keliru memahami pemberian Tuhan yang luar biasa ini.
Kita harus
ingat bahwa ada tujuan Tuhan dalam memberi segala sesuatu yang baik buat
kita. Bukan buat keuntungan Tuhan tapi demi kebaikan kita, demi
kerinduanNya agar kita semua bisa selamat dan bukan jatuh ke dalam
kebinasaan. Ayat bacaan dari Roma 2:4 kemudian dilanjutkan dengan
"Tidakkah engkau tahu bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau
kepada pertobatan?" Itulah yang diinginkan Tuhan lewat segala kebaikan
yang Dia berikan. Itu cuma-cuma, tapi Tuhan mau kemurahan, kesabaran dan
kelapangan hatiNya hendaknya bisa menuntun kita kepada pertobatan.
Menuntun kita untuk berproses agar bisa semakin serupa dengan Kristus
seiring waktu. Itulah maksud Tuhan untuk memberikan kekayaan kemurahan,
kesabaran dan lapang hatiNya. Sekali lagi, agar itu bisa menjadi
penuntun, atau modal awal kepada pertobatan, pertumbuhan kerohanian
kita.
Saat saya merenungkan hal ini, saya mendapatkan pencerahan
yang sangat jelas. Bagi saya yang profesinya wiraswasta, saya tahu betul
bahwa untuk bisa mulai membuka usaha itu memerlukan modal. Apa usaha
yang bisa kita rintis tanpa ada modal? Kalau tidak ada modal, ya kita
paling bekerja pada orang lain terlebih dahulu, menyisihkan gaji sedikit
demi sedikit yang nantinya bisa dipakai sebagai modal usaha. Kalau kita
mau jadi orang yang siap masuk ke dunia pekerjaan pun kita juga harus
memiliki modal ilmu pengetahuan terlebih dahulu. Atau, saat kita
diterima bekerja, maka akan ada pelatihan yang harus kita jalani dulu
sebelum kita mulai bekerja. Intinya, untuk memulai sesuatu dan untuk
bisa bertumbuh lebih baik, kita semua butuh modal. Dalam hal pertobatan
dan pertumbuhan iman pun sama, kita butuh modal. Dan Tuhan ternyata
sudah memberikan itu.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment