(sambungan)
Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juru Selamat kita, maka kita menerima terang dan kemudian memiliki
terang hidup. Kenapa demikan? Sebab Yesus adalah terang yang sejati.
"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes
8:12). Saat terang Yesus hadir dalam diri kita, maka terang itu pun akan
menyinari kita; Kristus sendiri yang akan bercahaya atas kita. (Efesus
5:14). Dengan demikian kita yang dulu hidup dalam kegelapan, kini
berubah menjadi anak-anak terang. "Memang dahulu kamu adalah kegelapan,
tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah
sebagai anak-anak terang." (Efesus 5:8). Hidup sebagai terang akan nyata
ketika hidup kita berbuah kebaikan, keadilan dan kebenaran. (ay 9). Dan
dengan hidup dalam terang, dimana darah Yesus menyucikan kita dari
segala dosa. (1 Yohanes 1:7).
Dengan demikian, kita yang tadinya
tidak layak jadi dilayakkan untuk menerima keselamatan. Pertanyaannya,
apakah terang Kristus itu sudah benar-benar menerangi kita? Sudahkah
terang Kristus membuat kita bercahaya menampilkan prinsip-prinsip
kebenaran di dunia? Sudahkah terang Kristus membuat orang bisa melihat
dan mengenal Tuhan lewat cara dan gaya hidup kita? Jika belum, itu
artinya kita belum menempatkan terang itu secara benar dalam hidup kita.
Ingatlah bahwa terang yang kita peroleh dari sang "Terang
Dunia" bukanlah dimaksudkan hanya untuk diri kita sendiri saja melainkan
juga untuk menyinari saudara-saudara kita yang masih terperangkap dalam
kegelapan. Ayat ini menegaskan hal itu. "Bangkitlah, menjadi teranglah,
sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab
sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya
menjadi nyata atasmu." (Yesaya 60:1-2).
Dalam kotbah Yesus di
atas bukit, Yesus kembali menyampaikan hal yang mengenai terang ini.
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:14-15). Lalu Yesus
menyampaikan kesimpulannya: "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan
Bapamu yang di sorga." (ay 16). Ketika kebenaran Firman bersinar dari
kita menerangi orang lain, tidak tertutup atau ditutup-tutupi, ketika
orang percaya berfungsi sesuai hakekatnya sebagai terang, orang tidak
akan bisa menyanggah kebaikan dan kasih yang terpancar dari kita, dan
disana orang tidak lagi bisa menampik kebenaran melainkan akan
memuliakan Tuhan.
Untuk apa lampu kalau ditutup/tertutupi
sesuatu? Apakah lampu akan berfungsi maksimal kalau ditaruh di bawah
gantang, ditutupi tempurung, dinyalakan di dalam peti atau dipasang di
bawah tempat tidur? Tentu lampu segera kehilangan fungsi optimalnya.
Kita tidak akan berfungsi apa-apa kalau kita terus bersembunyi dan tidak
melakukan apa-apa, termasuk menerapkan cara dan gaya hidup sesuai
prinsip Kerajaan Allah. Pelita dinyalakan bukan untuk ditempatkan di
bawah kolong atau ditutupi, tetapi haruslah ditempatkan pada posisi yang
seharusnya agar bisa menerangi gelap.
Bagaimana terang yang
kita miliki mampu untuk menyinari orang lain, apabila kita terus
menyembunyikannya di "kolong" hati kita? Bagaimana kita bisa berdampak
kalau kita terus bersembunyi? Terang kita tidak akan terlihat, tidak
akan mampu menjangkau orang lain, sehingga kita gagal untuk melakukan
kewajiban sesuai Amanat Agung yang difirmankan Tuhan Yesus sesaat
sebelum Dia naik ke Surga. Hal ini akan diperhitungkan pada hari
penghakiman, dimana saat itu tidak lagi ada hal yang tersembunyi. Pada
saat itu nanti, siap atau tidak, kita harus mempertanggungjawabkan
segala yang kita lakukan. Apakah kita hidup sesuai firman Tuhan atau
tidak. Apakah kita sudah melakukan segalanya atas dasar kasih, atau
malah mementingkan diri sendiri selama hidup. Apakah kita sudah melayani
Tuhan dan pekerjaanNya, atau kita malas-malasan dan hanya menuntut
berkat tanpa ingin memberkati. Semua itu akan dibuka pada hari
penghakiman. Tidak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi.
Menjadi
terang merupakan fungsi kita di dunia dalam masa kita ada disana. Agar
kita bisa melakukan sesuai fungsi, maka kita harus menempatkan terang
dalam kita di posisi yang benar, berfungsi maksimal sebagaimana lampu
yang dipasang diatas. Kita harus menyadari bahwa Tuhan sudah melengkapi
kita dengan talenta, dengan segala yang diperlukan untuk bisa berfungsi
sempurna sebagai terang. Kita harus mengolah sumber daya yang telah
dibekali Tuhan dalam diri kita, melakukan hal-hal dimana talenta-talenta
itu dilipat gandakan lalu digunakan untuk melayani dan menyelamatkan
orang lain. Dipakai untuk bekerja di ladang Tuhan dan membawa jiwa-jiwa
untuk diselamatkan, bukan dipendam dalam tanah, seperti yang tertulis
dalam perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30, Lukas 19:12-27).
(bersambung)
No comments:
Post a Comment