(sambungan)
Ingatlah selalu bahwa Tuhan sangat tidak suka orang
yang sombong. Firman Tuhan berkata: "Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6). Lewat Paulus
kita diingatkan "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh
berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Jika
kita lupa dan mengira kita boleh sombong atau tinggi hati, itu artinya
kita tengah membiarkan diri kita berjalan menuju kehancuran. Selain itu
Firman Tuhan lewat Salomo berkata "Kecongkakan mendahului kehancuran,
dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Ini hanyalah
sebagian saja dari begitu banyak pesan untuk menghindari sikap angkuh
atau sombong dalam hidup kita, apapun alasannya.
Kita harus
bersyukur saat sukses, kita tentu boleh menikmati keberhasilan atas
hasil kerja keras kita, karir menanjak, bisnis bagus dan meningkat.
Apalagi dalam situasi ekonomi saat deraan penderitaan global akibat
pandemi seperti sekarang ini, bisnis yang masih berjalan apalagi
meningkat tentu merupakan anugerah luar biasa. Benar, kita tentu boleh
menghargai keseriusan dan usaha keras kita, tapi kita harus ingat bahwa
semua itu tidak akan terjadi tanpa perkenanan Tuhan. Sebesar-besarnya
kekuatan atau rasa lebih yang ada saat ini, jangan sampai itu membuat
kita lupa diri kemudian berubah sikap menjadi sombong. Karena kalau
sampai Tuhan marah karena sikap buruk kita tersebut, kita bisa habis
dalam sekejap mata. Dia bisa menjungkir-balikkan semuanya dalam seketika
semudah membalik telapak tangan. Kehancuran atau kejatuhan yang
terjadi bisa sangat serius, karena seringkali bukan hanya terjadi untuk
pribadi atau individu saja, tapi bisa menjadi kolektif bahkan menimpa
satu bangsa besar sekalipun, seperti yang terjadi pada bangsa Edom.
Inilah yang harus kita sikapi dengan baik agar kehidupan kita bisa jauh
dari murka Tuhan melainkan terus diberkati Tuhan hingga kesudahannya.
Selanjutnya
ingat pula bahwa kita diselamatkan untuk menyelamatkan. Kita diberkati
untuk memberkati. Semua itu bukanlah untuk ditimbun sendiri, apalagi
kalau malah dipakai untuk menyombongkan diri. Bukan karena kekuatan dan
kehebatan kita, tapi semua itu berasal dari Tuhan. Oleh karena itulah
kita jangan sampai merasa berada di atas angin lantas menjadi sombong
dan mengabaikan bahwa keberhasilan tetap merupakan berkat dari Tuhan.
Bukankah kepandaian kita pun berasal dari anugerahNya juga? Bukankah
kesehatan untuk terus bisa bekerja keras dan berusaha, segala
peluang-peluang yang terbuka, kepintaran kita dalam berpikir,
talenta-talenta yang kita miliki, itupun semuanya berasal dari Tuhan?
Bukankah keadaan baik kita, kondisi aman, tenang jauh dari kesulitan
hidup juga merupakan karunia Tuhan? Jika demikian, sesungguhnya tidak
ada alasan apapun yang bisa membuat kita berhak menjadi sombong.
Firman
Tuhan berkata "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari
padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim:
direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur
75:7-8). Perkara naik dan turun sesungguhnya berada dalam keputusan
Tuhan. Maka dari itu Petrus berkata "Karena itu rendahkanlah dirimu di
bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada
waktunya." (1 Petrus 5:6). Tanpa Tuhan kita tidak akan mungkin bisa
mempertahankan apa yang sudah sukses kita peroleh hari ini, tidak peduli
sehebat apapun diri kita. Semua itu bisa berlalu dari kita, lenyap
tanpa bekas dalam sekejap saja.
Berkaca pada konsekuensi
mengenaskan yang diterima bangsa Edom, marilah kita semua menjaga diri
kita untuk terhindar dari kesombongan, sikap angkuh, tinggi hati,
bersenang diatas penderitaan orang dan lain-lain. Pakai segala yang
diberikan Tuhan untuk anda bukan untuk membanggakan atau meninggikan
diri tetapi untuk menjadi saluran berkat buat orang lain, menjadi terang
dan garam dimana anda ditempatkan. Pakailah semua itu untuk memuliakan
Tuhan.
Kesombongan itu mendahului kehancuran
Monday, September 5, 2022
The Edomites (3)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment