Ayat bacaan: Lukas 19:7
==============
"Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
Ia kaya raya. Badannya pendek. Pekerjaannya adalah pemungut cukai, yang artinya ia bekerja pada penjajah alias antek penjajah atau penghianat bangsa. Ia dibenci, bahkan dijuluki orang berdosa. Karena kaya raya, rumahnya pun pasti besar dan megah, tetapi orang enggan untuk menyambanginya. Suatu kali Yesus hadir dekat rumahnya. Ia berusaha untuk melihat secara langsung seperti apa Yesus yang sudah sering ia dengar itu. Tapi lagi-lagi, karena ia dibenci orang, tidak ada orang yang memberinya jalan. Tapi ia tidak menyerah. Saat ia memutar otak, ia melihat ada pohon didekatnya. Ia pun segera memanjat pohon, dengan segala resikonya, supaya ia bisa melihat Yesus.
Orang itu bernama Zakheus.
Cerita tentang Zakheus merupakan salah satu cerita yang pastinya sangat akrab bagi kita semua karena sejak sekolah minggu pun sudah sering dibawakan. Tapi saya rasa tidak ada salahnya saya angkat kembali agar kita bisa belajar dari kisah pertemuannya dengan Yesus yang menjadi titik balik hidupnya.
Ada 4 poin yang saya akan bagikan dari kisah ini, tapi sebelum sampai kesana ada baiknya kita lihat dulu siapa Zakheus ini sebenarnya. Zakheus adalah orang Yahudi juga, tapi ia merupakan kepala pemungut cukai, alias penagih pajak, atau tax collector yang dinasnya di wilayah Yerikho. Ia dibenci oleh sesama bangsanya karena beberapa hal.Di masa itu para pemungut cukai kerap mencurangi para wajib pajak, memeras bangsanya sendiri yang bukan saja diberikan pada penjajah yaitu Roma tapi juga untuk memperkaya diri sendiri. dan karena ia bekerja untuk Roma, ia dianggap penghianat bangsa. Jadi pekerjaan sebagai pemungut cukai dianggap sangat tidak terpuji di mata masyarakat.
Karena bertubuh pendek, ia kesulitan menembus kerumunan orang untuk melihat Yesus dengan matanya sendiri, kalah tinggi dibanding kerumunan orang pada umumnya.
Sebuah pertanyaan muncul di pikiran saya: seandainya ia memang kaya raya, mengapa ia tidak memakai hartanya untuk mendapat fasilitas lebih? Dengan kekayaannya mungkin ia bisa menyewa karpet merah atau menutup jalan? Mungkin ia sudah begitu dibenci orang sehingga ia bisa celaka jika melakukan hal-hal seperti itu, atau bisa jadi ia sudah mulai menyesali perbuatannya pada waktu itu dan tidak mau melakukan sesuatu yang bisa membuatnya semakin buruk. Atau bisa jadi, ia kebetulan berada disana dan melihat ada kerumunan yang hendak melihat Yesus. Mungkin saja ia disana sedang melaksanakan tugasnya. Saya tidak tahu apa yang persisnya yang terjadi pada saat itu.
Tapi dari keinginan dan kegigihannya untuk melihat Yesus, itu bisa menjadi dasar pemikiran saya bahwa pada saat itu Zakheus mungkin sudah mulai menyesali pekerjaannya tetapi merasa ragu apakah ia masih layak diampuni atau tidak. Keingintahuannya akan Yesus kemudian membuatnya melakukan hal ini: "Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ." (ay 4). Perhatikan usahanya. Ia berlari dan segera memanjat pohon agar ia bisa punya kesempatan untuk melihat Yesus, sebab dengan ukuran tubuhnya ditambah kebencian orang terhadapnya, tidak akan ada peluang baginya untuk bersaing dengan kerumunan orang banyak. Tidak akan ada orang yang mau memberinya jalan. Lebih baik memanjat pohon, dengan resiko terjatuh sekalipun, agar saya bisa melihat Yesus. Sepertinya itulah yang ada di pikirannya.
Yesus melihatnya sedang bertengger di atas pohon sendirian. Mungkin itu sebuah pemandangan yang lucu bagi kita, tapi tidak bagi Yesus. Yesus lalu berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."(ay 5). Dari sekian banyak orang disana, mengapa Yesus malah menyapa Zakheus yang dibenci sebagai lintah darat dan penghianat bangsa, bahkan meminta untuk menumpang di rumahnya? Tetapi itulah yang dilakukan Yesus. Maka Zakheus pun segera turun dan menyambut Yesus dengan penuh sukacita. (ay 6). Yesus tidak peduli meski begitu banyak orang yang kemudian mencibir terhadap keputusanNya untuk mengunjungi rumah orang berdosa (ay 7). Tapi lihatlah apa yang terjadi selanjutnya. Zakheus bertobat. "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (ay 8). Dan saat itu juga keselamatan pun menjadi milik Zakheus berserta seluruh keluarganya. "Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham." (ay 9). Zakheus yang dibenci orang banyak, tertolak bahkan disebut sebagai orang berdosa, tetapi lihatlah saat Yesus memanggil dan mendatangi rumahnya, bukan hanya Zakheus tapi keluarganya juga beroleh keselamatan.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment