Ayat bacaan: 1 Korintus 13:4-7
========================
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
Itu ilustrasi singkat saja tentang lagu yang jadi pembuka renungan hari ini. Untuk kali ini saya bukan mau membahas mengenai kemakmuran mendadak yang meliputi Amerika di tahun 20an, karena apa yang kita alami saat ini berbanding terbalik dengan era itu, melainkan mengenai ciri. Setiap orang punya cirinya sendiri, dan setiap benda bisa kita deskripsikan sesuai ciri. Anak saya saat ini berusia 3 tahun 9 bulan, dan sejak usia 3 tahun ia saya ajarkan untuk bisa mendeskripsikan benda-benda lewat cirinya dengan bentuk permainan tebak-tebakan. Saya percaya itu akan melatih dirinya untuk mengenal benda dan berpikir kreatif dalam menggambarkan benda yang ada di benaknya.
Ciri-ciri akan membantu kita memahami apa yang kita cari atau ingin deskripsikan. Ciri-ciri akan membuat kita kenal lebih jauh terhadap sesuatu. Semakin detil ciri yang bisa kita sebutkan, semakin pula kita mengenal sesuatu itu. Demikian pula halnya dengan indikator. Dengan adanya indikator, kita akan bisa melihat apa yang telah kita capai lewat usaha kita selama ini. Indikator bisa berbeda-beda tergantung apa yang menjadi tujuan kita. Apakah kita sudah mengalami peningkatan, memiliki pendapatan yang memadai, mencapai sebuah tingkat sesuai target dan sebagainya, semua ini adalah contoh dari indikator atau tolok ukur yang bisa kita jadikan acuan untuk melihat apakah kita sudah berjalan dalam koridor atau rel yang benar atau tidak.
Kemarin kita sudah melihat bagaimana kasih yang dari Allah bisa memberi perbedaan terhadap kemampuan kita untuk menyatakan kasih, bukan cuma terhadap mereka yang baik atau orang terdekat yang kita sayangi, tapi hingga menyentuh mereka yang pernah menyakiti kita. Pertanyaannya, seperti apa sebenarnya kasih itu? Jika anda diminta untuk memberi ciri-ciri dari kasih, apakah anda bisa menggambarkannya? Atau jika anda ingin tahu apakah anda sebenarnya sudah mempraktekkan atau mengaplikasikan atau menyatakan kasih kepada sesama secara luas selayaknya Yesus mengasihi kita, adakah indikator atau cirinya?
Kekristenan itu berbicara soal kasih. Saya pernah mengatakan, apabila Alkitab diperas maka kasih akan keluar sebagai sarinya. Inti dasar kekristenan adalah kasih, dan bentuk kasih yang diwajibkan untuk kita miliki jauh lebih besar ketimbang sekedar menyayangi orang-orang terdekat bagi kita. Standarnya lebih besar. Itulah yang bisa membedakan kita dengan prinsip-prinsip dunia pada umumnya. Tingkatan kasih seperti apa yang harus kita miliki? Yesus berkata "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34).
(bersambung)
No comments:
Post a Comment