(sambungan)
Pertanyaan ini mengingatkan saya pada apa yang dikatakan Abraham Lincoln. Pada suatu kali ada seorang pemimpin rohani berkata pada Lincoln, semoga dalam kepemimpinan Lincoln, "Tuhan akan berada di pihak kita." Ini kalimat yang lazim disebutkan pada pengangkatan seseorang sebagai pemimpin. Tapi Lincoln ternyata memberi jawaban yang sangat menarik. Ia merespon: "for I know that the Lord is always on the side of the right. But it is my constant anxiety and prayer that I and this nation should be on the Lord's side." Kalau diterjemahkan Lincoln berkata begini: "Yang saya tahu Tuhan akan selalu berada di pihak yang benar. Tapi adalah menjadi kegelisahan saya terus menerus dan selalu pula saya bawa dalam doa saya bahwa saya, dan negara ini harus berada di pihak Tuhan." Lincoln menggarisbawahi bahwa tidaklah cukup cuma berharap bahwa Tuhan akan selalu besertanya selama memimpin, tapi ia dan bangsa yang dipimpinnya pun harus pula menjaga hidup dengan benar sehingga senantiasa berada di pihak Tuhan.
Kutipan komentar Lincoln di atas sejalan dengan apa yang tertulis dalam 2 Tawarikh 15. Pada saat Azarya dihinggapi Roh Allah, ia pergi menemui raja Asa dan berkata: "TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia." (2 Tawarikh 15:2).
Lihatlah dalam perjalanan panjang sejarah manusia, begitu banyak orang yang melakukan segala sesuatu dengan mengklaim bahwa Tuhan ada di pihak mereka. Mereka melakukan pembenaran-pembenaran sendiri atas tindakan mereka dengan mengatasnamakan Tuhan. Ini bentuk justifikasi yang terbalik. Ayat bacaan hari ini menunjukkan bahwa Tuhan akan berada di pihak orang yang berpihak padaNya. Orang seperti apa yang berpihak pada Tuhan? Itu adalah orang yang takut akan Tuhan, mengenal hati Tuhan, mengetahui kehendak Tuhan dan melakukan apa yang Dia kehendaki ; bukan orang yang berusaha meyakinkan diri sendiri, orang lain bahkan berusaha meyakinkan Tuhan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar.
Lebih lanjut kita mari kita lihat dalam Yesaya 58:1-12 mengenai kesalehan yang palsu dan sejati. Bentuk ibadah pada Tuhan, yang digambarkan sebagai berpuasa seharusnya bertujuan untuk membuka belenggu-belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali kuk, memerdekakan orang yang teraniaya, selanjutnya untuk membagi makanan kepada orang lapar, memberi tumpangan bagi orang miskin, memberi pakaian pada yang telanjang dan tidak menutup mata terhadap saudara-saudara yang perlu ditolong. (ay 6-7).
(bersambung)
Tuesday, November 1, 2022
Di Pihak Siapa? (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment