Tuesday, November 15, 2022

Mefiboset (1)

 Ayat bacaan: 2 Samuel 9:8
=====================
"Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"


Apa yang seringkali menjadi penghambat untuk maju? Faktornya bisa jadi banyak. Tingkat pendidikan rendah, tidak punya gelar, tidak punya modal sampai tidak punya relasi atau bahkan IQ seringkali menjadi tersangkanya yang dianggap berperan besar dalam kesulitan untuk maju. Tapi pernahkah terpikir oleh anda bahwa rasa rendah diri yang berlebihan pun bisa menggagalkan kita dalam menggapai mimpi dan rencana-rencana yang besar dalam hidup ini?  
Pada kenyataannya, banyak yang lupa bahwa faktor rendah diri seringkali menjadi penyebab utama kegagalan kita. Kerap menilai diri kita terlalu rendah, merasa bahwa kita tidaklah punya apa-apa yang bisa dibanggakan dalam hidup ini, sehingga takut untuk mencoba berusaha. Kalau sudah begitu, belum apa-apa sudah gagal duluan.  Dengan pola pikir seperti itu tidaklah heran apabila kemudian mereka yang rendah diri ini kemudian menutup dirinya rapat-rapat. Mereka menyendiri, menjauh dari kerumunan orang dan merasa tidak nyaman ketika berada dekat dengan orang lain. Kalau sudah begini, bagaimana bisa maju?

Ada banyak sekali orang yang hanya memandang kekurangannya dan mengabaikan apa yang menjadi keistimewaan dirinya. Mereka tidak tahu apa yang menjadi kelebihan mereka, dan tidak tahu bidang mana yang bisa membuat mereka sukses. Tidak jarang pula diantara orang yang seperti ini lalu menyalahkan situasi, keadaan atau kondisi, menyalahkan orang lain seperti orang tua, saudara, teman dan sebagainya, bahkan bisa sampai menyalahkan Tuhan karena merasa orang lain diberkati lebih dari dirinya sendiri, atau merasa Tuhan pilih kasih, memberi kelebihan pada yang lain tapi membiarkan diri mereka penuh kekurangan. Mereka tidak mampu melihat kesempatan-kesempatan yang sesungguhnya telah dibukakan Tuhan di depan mata mereka.

Kenapa? Karena pandangan mereka hanya tertumpu pada hal-hal negatif: kegagalan, kekurangan, ketidakmampuan dan sebagainya. Mereka kemudian tidak lagi peka terhadap suara Tuhan dalam hati mereka. Maka kegagalan pun akan semakin menenggelamkan mereka dan mereka jadikan bukti atas kekurangan mereka. Padahal jangan-jangan apa yang menyebabkan kegagalan itu bukanlah kekurangan atau keterbatasan mereka, melainkan justru akibat rasa rendah diri yang berlebihan.

Saya mengenal banyak orang yang mengalami masalah dengan gambar diri, mereka yang dipenuhi rasa pesimistis dan hidup penuh keluhan. Di sisi lain, saya pun mengenal orang-orang yang bersinar di tengah keterbatasannya yang selalu mengingatkan saya untuk belajar dari mereka. Mereka ini justru tampil luar biasa dalam keterbatasan mereka. Dari orang-orang seperti ini saya selalu melihat adanya tekad yang luar biasa dan mereka tidak tenggelam dalam keluhan akan kondisi mereka. Sebaliknya mereka tetap bersyukur dan dengan itu mampu memaksimalkan potensi mereka.

Baru saja seorang teman datang berkunjung dan bercerita mengenai kehidupannya sekarang. Ia menceritakan bahwa ia sudah tidak lagi punya pekerjaan karena ia termasuk yang diberhentikan karena perusahaannya harus memotong jumlah karyawan akibat resesi sebagai dampak dari kondisi ekonomi hari ini. Mau merintis usaha ia kesulitan modal. Dan ijazah anaknya pun masih ditahan pihak sekolah karena ia belum mampu membayar uang sekolah selama beberapa bulan terakhir.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...