Wednesday, November 16, 2022

Mefiboset (2)

 

 (sambungan)

Apa yang ia lakukan adalah mencoba merintis sesuatu dengan modal kecil. Ia membuat mainan untuk kucing berbahan stik plastik dan bulu warna warni dengan lonceng kecil dan ia pasarkan sendiri dari satu toko ke toko lainnya. Gampang? Tentu tidak, karena ada banyak juga toko yang saat ini sedang 'surviving mode' akibat merosotnya daya beli masyarakat. Tidak menambah produk menjadi salah satu cara toko-toko ini, termasuk saya untuk bertahan. Bisa rugi bensin dong? Bisa jadi. "Tapi setidaknya saya masih diberi kesehatan untuk bisa terus berusaha." katanya. Ia pun kemudian bercerita bahwa ia sudah melewati masa dimana ia mengeluh bahkan marah kepada Tuhan atas kondisinya. Tapi kemudian ia sadar bahwa itu salah. Selain salah, itu pun tidak akan mendatangkan kebaikan apapun terhadap kondisinya. Ia kemudian merubah paradigma berpikirnya dan kembali berusaha, sambil terus bersyukur atas apapun yan masih bisa ia lakukan hari ini.

Wow. Itu membuat saya kagum, karena seperti itulah seharusnya kita hidup. Tetap mengucap syukur dan terus berusaha selagi kesempatan masih ada. Bukankah Yesus sudah mengingatkan: "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?" (Matius 6:27). Lalu seperti yang sudah saya sampaikan dalam renungan terdahulu, dengan jelas kita diingatkan untuk "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Kedua hal ini menjadi sangat penting untuk kita perhatikan terlebih di masa-masa krisis seperti sekarang.

Kembali pada topik, kali ini saya mau fokus kepada masalah gambar diri. Orang dengan gambar diri yang rusak cenderung memandang atau menilai dirinya dengan sangat rendah, dan itu bisa membuat mereka gagal menggenapi rencana Allah seperti yang sudah Dia persiapkan sejak semula. Mengenai masalah gambar diri, kita bisa belajar dari seorang tokoh dalam Alkitab bernama Mefiboset.

Siapakah Mefiboset itu? Mefiboset adalah anak Yonatan, cucu dari Saul yang pernah menjabat raja Israel. Serangkaian peristiwa dan keadaan membalikkan kehidupannya dan mengubahnya menjadi pribadi yang rendah diri. Ayah dan kakeknya kalah dalam perang dan mati terbunuh dengan mengenaskan. Jika itu belum cukup, ia pun dikatakan cacat kakinya. "Yonatan, anak Saul, mempunyai seorang anak laki-laki, yang cacat kakinya. Ia berumur lima tahun, ketika datang kabar tentang Saul dan Yonatan dari Yizreel. Inang pengasuhnya mengangkat dia pada waktu itu, lalu lari, tetapi karena terburu-buru larinya, anak itu jatuh dan menjadi timpang. Ia bernama Mefiboset." (2 Samuel 4:4).

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...