(sambungan)
Teguran Musa ini sangat relevan bagi kita. Kita pun seringkali terlalu sibuk terfokus memandang masalah sehingga lupa bagaimana Tuhan telah menyertai kita selama ini. Berbagai bukti nyata penyertaan Tuhan yang pernah kita alami kita kesampingkan atau lupakan karena kita terus fokus hanya kepada masalah yang mendera. Pujian dan ucapan syukur tidak lagi ada, digantikan oleh keluhan, ratapan dan kekecewaan dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup.
Benar, hidup masih sulit. Dan mungkin akan bakal lebih sulit. Ada banyak di antara kita yang masih bergumul dengan berbagai macam hal. Bangsa Israel pun demikian. Tidaklah mudah untuk berjalan selama 40 tahun untuk menggenapi apa yang Tuhan sediakan buat mereka di depan sana. Kita baru dua tahun saja sudah terasa banget beratnya kan? Dan kita belum sampai harus di padang gurun sampai selama itu. So in some ways, saya bisa mengerti bagaimana beratnya itu bagi mereka.
Tapi kalau mereka mau lebih bijaksana, seharusnya mereka masih bisa melihat bagaimana penyertaan Tuhan dalam hidup mereka sudah begitu nyata mereka alami. Seharusnya mereka bisa mengacu kepada hal itu dan bersyukur pada saat mereka masih mengalami kesulitan demi kesulitan dalam menjalani hidup mereka. Hal yang sama pula buat kita. Kalau kita menyadari bahwa Tuhan selama ini masih ada bersama kita dalam melewati masa-masa sulit, seharusnya kita tidak putus pengharapan dan bisa memakai iman untuk melihat bahwa rencana Tuhan yang indah menanti di depan sana. Seharusnya kita bisa berkaca pada penyertaan Tuhan yang sudah membawa dampak nyata bagi kita sehingga kita masih ada dan masih bisa berusaha hari ini.
Sayangnya bangsa Israel tidak kunjung bisa melihat apa yang sebenarnya diberikan Tuhan kepada mereka. Padahal Tuhan sudah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan menjanjikan sebuah tanah yang sangat subur, melimpah susu dan madunya. Apa yang diberikan Tuhan bukanlah sesuatu yang ala kadarnya, bukan pula janji yang hanya main-main saja. "Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit." (Ulangan 11:10-11). Dan lebih dari itu, Tuhan juga mengatakan bahwa itu adalah "suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." (ay 12). Lihatlah betapa besar berkat yang Tuhan sediakan bagi mereka.
Berkat yang sama sudah dipersiapkan Tuhan untuk kita dalam memasuki tahun yang baru. Kita mungkin belum melihatnya, tapi sesungguhnya apa yang disediakan Tuhan adalah tahun yang subur, melimpah susu dan madunya, tahun yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit alias tahun yang subur dan sangat menjanjikan, dan diatas semua itu, Tuhan sudah berjanji untuk memelihara kita berjalan di dalamnya, mulai dari awal sampai akhir tahun. Meski bukan itu yang tampak hadir di depan mata kita, iman kita akan memampukan kita untuk melihatnya. Pengharapan tetap harus menjadi pendorong bagi kita untuk bisa meraihnya, dan berjalan terus bersama Tuhan dalam setiap langkah akan membawa kita mampu meraihnya.
(bersambung)
Monday, January 2, 2023
2023 (3)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment