Ayat bacaan: Efesus 5:10
==================
"dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan."
Sekitar tahun 1998 saya berkenalan dengan seorang wanita yang membuat saya jatuh hati. Meski umur kami terpaut cukup jauh, tapi kecocokan terutama saat kami ngobrol itu membuat saya tertarik kepadanya, dan tampaknya, ia pun sama. Meski kami waktu itu belum bertemu muka, tapi kecocokan itu membuat kami semakin intens saling kontak. Pada masa itu saya sudah mulai berusaha mengenal sifatnya lebih jauh, juga kebiasaannya, reaksinya dan seterusnya. Setelah bertemu, proses penjajakan lebih jauh pun berlangsung dan saya terus semakin berusaha mengenalnya lebih dalam. Apa yang dia suka, apa yang tidak, hobinya, dan sebagainya. Seringkali saya pun menguji apa yang ia sangat suka, kurang suka dan tidak suka yang akan terlihat dari raut mukanya.
Yang saya tahu dan percaya sejak awal, semakin saya mengerti dia, semakin kecil pula kemungkinan konflik. Dan, pastinya, hubungan pun akan jadi jauh lebih baik. Itupun tidak 100% meniadakan konflik, karena setelah menikah bahkan sekarang pun setelah saya bersamanya sudah lebih dari 20 tahun sejak kenalan, masih ada saja yang belum pas. Karena itulah menurut saya, melatih kepekaan terhadapnya merupakan proses yang harus terus saya lakukan sampai ajal memisahkan. Saya akan hidup terus bersamanya, dan saya akan terus berusaha agar keluarga kami bisa tetap nyaman, dan yang terpenting, tetap hangat. Untuk bisa seperti itu tidak mungkin dengan cara instan melainkan lewat proses yang terus menerus.
Agar bisa mengenali atau mengerti sesuatu dengan baik, untuk bisa peka terhadap sesuatu tidaklah cukup dengan teori-teori saja, melainkan butuh sebuah proses pembentukan dari pengalaman dan latihan terus menerus. Tidak ada satupun orang yang bisa langsung menjadi ahli secara instan, tidak ada yang bisa langsung peka tanpa latihan dan pengalaman. Seringkali kita pun harus melakukan pengujian untuk memastikan bahwa apa yang kita ketahui memang sudah benar atau belum.
Saya teringat pada sebuah hal kepekaan lain, yaitu kepekaan rohani. Kita harus sadar bahwa menjadi orang percaya bukanlah berarti bahwa kita akan serta merta langsung peka dalam sekejap mata. Kita tidak akan secara mendadak bisa mengerti apa yang berkenan di hadapan Tuhan, peka membedakan mana yang mengarah pada dosa dan mana yang tidak.
Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus mengajak mereka untuk menguji apa yang berkenan kepada Tuhan. Katanya, "dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan." (Efesus 5:10).
(bersambung)
No comments:
Post a Comment