(sambungan)
Peran orang percaya jadi semakin nyata bisa kita lihat dari kisah kehancuran Sodom. Tuhan memutuskan untuk memusnahkan kota itu karena pada masa itu semua orang sudah begitu jahat, sebegitu parahnya hingga bahkan 10 orang benar pun tidak ada lagi di dalam kota itu. (bacalah Kejadian 18).
Lalu contoh lainnya ada Daniel yang berdoa bagi bangsanya dengan melibatkan dirinya yang sebenarnya tidak ikut-ikutan hidup buruk sebagai bagian terintegrasi dari bangsanya sendiri. Semua ini adalah sebuah contoh yang sangat baik tentang bagaimana seharusnya sikap umat Tuhan dalam menyikapi kehancuran bangsanya.
Dalam renungan kali ini mari kita lihat contoh lain lewat Mikha.
Siapa Mikha itu? Mikha adalah seorang nabi dari desa terpencil yang masa pelayanannya berada dalam rentang masa pemerintahan raja Yotam, Ahaz dan Hizkia. Kondisi yang terjadi pada masa itu hancur-hancuran, mungkin sama seperti apa yang kita alami hari ini. Kita bisa tahu itu karena Alkitab mencatat segala keburukan atau kejahatan yang terjadi pada masa itu secara rinci.
Apa saja? Mari kita lihat seperti apa parahnya kehancuran pada masa itu seperti yang tertulis dalam Mikha pasal 7.
- Kelaparan, gagal panen (ay 1),
- kemerosotan moral, hilangnya orang saleh dan jujur, saling jebak, saling tipu, bahkan saling menghancurkan (ay 2)
- sudah begitu terbiasa berbuat jahat, pejabat dan hakim korupsi dan menerima suap, pemimpin memaksakan kemauannya, hukum diputar balikkan (ay 3)
- orang yang terbaik sekalipun di dunia diibaratkan bagai semak duri yang tidak berguna dan menusuk (ay 4)
- tidak ada lagi yang bisa dipercaya (ay 5)
- kehancuran rumah tangga, permusuhan antara anggota keluarga (ay 6).
Bukankah semua ini pun menjadi masalah bangsa kita hari-hari ini? Begitu parahnya, bahkan Mikha menggambarkan semua itu sebagai sebuah luka yang tidak dapat sembuh dan menular (Mikha 1:9).
Kalau situasi dikatakan sudah jadi luka yang tidak dapat sembuh dan menular, apa lagi yang harus dilakukan? Apa yang dilakukan Mikha pada saat itu? Melihat sesuatu yang menurutnya sudah tidak tahu mau diapakan lagi, apakah Mikha berpangku tangan dan hanya mengeluh melihat permasalahan berat yang tengah dialami bangsanya? Tidak. Mikha tidak berpikir seperti itu.
(bersambung)
Monday, January 30, 2023
Menyikapi Tahun Berat (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment