Tuesday, January 31, 2023

Menyikapi Tahun Berat (3)

 (sambungan)

Ayat bacaan kita hari ini menggambarkan reaksi Mikha untuk menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan sekaligus peran aktifnya sebagai umat Tuhan. "Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!" (Mikha 7:7). Mikha percaya dengan imannya bahwa seberapapun hancur moral bangsanya, ia tidak akan pernah kecewa dalam menanti pemulihan yang berasal dari Tuhan. Meski sudah begitu gawat dan secara logika tidak lagi bisa diatasi, Mikha tahu bahwa melalui dirinya, Tuhan pasti sanggup memulihkan bangsa yang sudah terlanjur jatuh sedemikian jauh dalam kesesatan. Mikha tahu bahwa Tuhan akan mendengarkannya, mendengarkan doa-doa yang ia panjatkan. "Allahku akan mendengarkan aku!" katanya. Itu tepat seperti apa kata Tuhan langsung dalam 2 Tawarikh 7:14 diatas.

Mikha adalah seorang nabi yang hidup benar pada jamannya dan selalu tekun dalam berdoa mencari wajahNya, mau merendahkan diri dengan tidak merasa diri paling benar. Maka Tuhan berjanji untuk mendengarkan doa-doanya.

Jika Tuhan mendengar doa Mikha, Daniel atau umat-umatNya yang benar lainnya, hari ini Tuhan pun mendengar doa kita, umat-umatNya yang memilih untuk hidup benar dan mengandalkanNya lebih dari segala sesuatu. Jika Tuhan mampu menyelamatkan umatNya di masa lalu, jika kita sudah berkali-kali melihat bahwa Tuhan mampu melakukan mukjizat lewat cara-cara yang ajaib, sekarang pun Tuhan pun sanggup. Tuhan tidak pernah berubah, Dia selalu sama, dulu, sekarang sampai selamanya. (Ibrani 13:8) Tidak ada yang perlu diragukan tentang hal itu.

Pemazmur juga yakin bahwa dalam kondisi seperti apapun tidak akan pernah sia-sia untuk mengandalkan Tuhan dalam keadaan terburuk sekalipun. "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi. Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang, Ia memperdengarkan suara-Nya, dan bumipun hancur. TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub." (Mazmur 46:2-8).

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...