(sambungan)
Seperti itulah kira-kira apabila kita hanya diam meski hati nurani sudah diketuk. Betapa seringnya kita merasa iba terhadap kesusahan yang diderita orang lain, atau terhadap hewan terlantar dan sebagainya, tapi hanya berhenti sebatas rasa iba itu saja. Dengan kata lain, banyak yang tergerak tapi sedikit yang mau melanjutkannya atau menyikapinya dengan bergerak. Ketika hati kita tergerak, seharusnya kita menindaklanjuti rasa tergerak yang timbul di hati untuk bergerak dengan melakukan tindakan nyata.
Dalam hal lain pun sama. Ada yang tergerak untuk berhenti berbuat dosa dan bertobat, tapi tidak kunjung bergerak melakukan tindakan-tindakan pertobatan. Hati sudah diketuk agar mau berubah, tapi kedagingan terus dibiarkan untuk memuaskan keinginannya. Ada yang tergerak untuk mengampuni, tapi tidak bergerak untuk memberi pengampunan. Ada yang tergerak menolong orang kesusahan, tapi tidak bergerak mengulurkan tangan. Tergerak tanpa bergerak tidaklah menghasilkan apa-apa. Tapi kalau tergerak dilanjutkan dengan bergerak, maka akan banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memberkati orang lain.
Singkatnya, 'tergerak' merupakan awal yang baik, tapi untuk memperoleh hasil nyata haruslah dilanjutkan dengan 'bergerak'.
Ada contoh menarik yang bisa kita lihat tentang hal ini, yaitu pada jaman Musa seperti yang dicatat dalam kitab Keluaran pasal 35. Disana ada sebuah perikop yang menceritakan saat Musa menyampaikan perintah Tuhan agar jemaah Israel yang ia pimpin turut serta untuk mendirikan Kemah Suci dengan memberikan persembahan khusus (ayat 4 sampai dengan 29). Tuhan menyuruh Musa meminta jemaah untuk memberikan persembahan khusus yang berasal dari barang kepunyaan mereka sendiri. Mereka melakukan itu dengan didasari oleh dorongan atau gerakan yang timbul dalam hati mereka.
"Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN..." (ay 5). Berbagai jenis kain, kulit, kayu, logam mulia, minyak untuk lampu, minyak urapan, minyak ukupan wangi, permata sampai menyumbang sesuatu yang non materil seperti keahlian, semua itu diperlukan agar Kemah Suci sebagai tempat kebaktian mereka.
(bersambung)
Thursday, January 12, 2023
Tergerak - Bergerak (2)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment