(sambungan)
Dalam proses untuk menjadi seperti Yesus, kedua hal ini harus menjadi titik perhatian kita. Kita harus memeriksa cara kita berpikir, cara kita bersikap, perangai, sikap hati, karakter dan integritas kita dan mengarahkan semuanya pada Kristus.
Tidak mudah memang untuk bisa melakukan itu dengan sempurna. Tetapi ingatlah telah dikatakan bahwa di dalam Kristus kita telah diubahkan menjadi ciptaan baru. (2 Korintus 5:17). Sebagai ciptaan baru, seharusnya kita sudah meninggalkan perilaku dan kebiasaan buruk kita di masa lalu, dan sudah semestinya kita maju menapak hari depan dengan sebuah nafas baru bersama Kristus. Lalu Roh Kudus juga telah dianugerahkan untuk berdiam di dalam diri kita, membantu kita, menegur, mengingatkan dan membimbing kita untuk mengetahui apa yang baik dan tidak. Dengan ini semua sudah selayaknya kita terus berproses untuk semakin mendekati pribadi Kristus.
Mencerminkan Kristus yang penuh kasih dalam hidup kita dan memancarkan kasih seperti itu kepada orang-orang disekitar kita tanpa memandang latar belakang mereka. Jadi jika kita tidak memilki kasih dan tidak mengasihi, kita sama sekali belum menjadi seperti Dia.
Kita bisa belajar dari keteladanan Kristus akan banyak hal. Kita tahu bagaimana ketaatanNya, kita tahu bagaimana penyerahan diriNya sepenuhnya kepada Tuhan, bagaimana bentuk kesabaranNya yang luar biasa, bagaimana Yesus menunjukkan keteladanan perihal mengampuni dan tentu saja bagaimana besarnya kasih Kristus kepada manusia. Sebagai manusia kita akan sulit untuk berlaku seperti halnya Kristus apabila mengandalkan diri sendiri. But hey, sebagai ciptaan baru yang telah diubahkan dan telah menerima Roh Kudus untuk tinggal di dalam kita, seharusnya kita bisa terus berlatih dan bertumbuh untuk semakin lama semakin mendekati gambaran Kristus yang sesungguhnya. Yesus tidak melawan ketika dihina, disiksa bahkan hingga mati di atas kayu salib. Dia terus taat terhadap kehendak Bapa sambil terus memanjatkan pengampunan kepada mereka yang jahat.
Perhatikan bagaimana Yesus masih sanggup berdoa bagi para penyiksanya. "Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Lalu lihat bagaimana pesan Yesus mengenai kedalaman arti sebuah persahabatan. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Kata-kata ini tidak hanya sekedar pesan atau wacana, tetapi Yesus sendiri telah membuktikannya secara langsung. Perhatikan bagaimana hati Kristus tetap tergerak oleh rasa belas kasihan kemanapun Dia pergi. Lihatlah bagaimana Yesus fokus pada rencana Tuhan hingga menggenapi seluruhnya dengan sempurna. Semua ini merupakan cerminan pribadi Kristus yang harus kita tuju. Kita harus terus berusaha untuk bisa mencapai tingkatan seperti itu. Menjadi serupa dengan Kristus, itulah tujuan yang harus kita kejar.
(bersambung)
Friday, January 20, 2023
The Ultimate Goal (5)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment