(sambungan)
Sampai disitu pun mereka masih belum mengenal Yesus. Baru ketika mereka tiba di kampung dan Yesus mengambil roti dan memecah-mecahkan sambil mengucap berkatlah mereka menyadari bahwa orang yang berjalan bersama mereka sejak tadi ternyata Yesus. Bayangkan dalam perjalanan 11 kilometer panjangnya mereka tidak kunjung menyadari bahwa Yesus yang mereka perbincangkan ternyata ada ditengah-tengah mereka. Kebingungan, keraguan, kekecewaan, kesedihan, atau ketakutan menutupi pandangan mereka, membuat mereka tidak mengenali Yesus, meski Yesus berada tepat bersama mereka.
Ketika kita bergumul dengan berbagai permasalahan kehidupan, tekanan, masalah, pergumulan atau beban-beban, kita pun bisa mengalami hal yang sama seperti murid-murid Yesus di atas. Kita bisa tidak lagi mendengar atau mengenali Tuhan lagi seperti yang kita kenal sebelumnya. Kita lupa seperti apa kasih dan kebaikan Tuhan, kita mulai meragukan itu semua bahkan meragukan keberadaanNya di tengah-tengah kita.
Ketika jalan yang kita lalui begitu banyak liku-likunya, kita pun tidak lagi percaya bahwa Tuhan telah menyediakan segala kebaikan di ujung jalan itu. Lalu kita putus asa, kehilangan harapan, dan mulai menuduh Tuhan tidak menepati janji, malah bisa jadi, kita kemudian jatuh ke dalam berbagai alternatif yang menyesatkan dan membinasakan.
Padahal kesalahan bukanlah di pihak Tuhan. Masalah ada pada pandangan kita yang tertutup beban penderitaan yang terlalu besar sehingga tidak lagi mengenaliNya. Bahkan setelah mendengar firman Tuhan sekalipun, orang-orang yang fokus sepenuhnya hanya kepada permasalahan dan beban berat tidak lagi bisa merasakan apapun, sebab awan tebal itu telah terlanjur menutupi hati mereka.
Tuhan sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita seperti yang bisa kita baca dalam Yosua 1:5: "...seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau", dan Tuhan akan selalu setia akan janjiNya. Ketika Dia berkata "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28), itu pun tidak akan Dia langgar.
(bersambung)
Wednesday, May 31, 2023
Kabut Tebal Penghalang Pandangan (3)
Tuesday, May 30, 2023
Kabut Tebal Penghalang Pandangan (2)
(sambungan)
Sebuah kisah penampakan Yesus setelah kematianNya di atas kayu salib berikut menggambarkan hal itu. Baru saja tiga hari Yesus meninggalkan para murid. Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat. Ambil contoh apabila saudara atau teman dekat anda pergi selama tiga hari, anda tentu masih mengenal mereka ketika kembali bukan? Akan sangat aneh jika anda lupa siapa mereka dan tiba-tiba tidak lagi mengenal wajah atau perawakannya.
Tapi itulah yang terjadi atas para murid. Setelah tiga hari Yesus disalibkan, pada suatu ketika dua murid Yesus sedang berjalan menuju sebuah kampung yang letaknya kurang lebih 11 kilometer dari Yerusalem. Sembari berjalan mereka sibuk membicarakan apa yang terjadi. Pada saat itu mereka kemungkinan besar sedang bingung, kalut, mungkin cemas dan tidak tahu harus berbuat apa, goyah melihat apa yang terjadi. Berita simpang siur mengenai hilangnya mayat Yesus dari kubur. Apakah mayat Yesus diculik atau bangkit seperti kesaksian beberapa perempuan yang bertemu dengan malaikat penyampai kabar itu. Mereka mungkin mulai putus asa, kecewa dan sedih, atau malah mungkin ketakutan akan mengalami nasib yang sama. Takut, kalut, kuatir, bingung, semua berkecamuk jadi satu.
Alkitab mencatat sesuatu yang menarik setelahnya. "Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka." (Lukas 24:15). Yesus tiba-tiba muncul tepat disamping mereka! Sosok yang mengayomi mereka dan mengisi mereka dengan kebenaran Kerajaan Allah ada di dekat mereka setelah jangka waktu hanya tiga hari. Harusnya mereka tersentak kaget, bersorak dan menyambut Yesus dengan sangat gembira. Tapi ternyata bukan itu kejadiannya. Yang terjadi adalah mereka ternyata tidak mengenal Yesus.
Bagaimana mungkin? Alkitab menyebutkan alasannya. "Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia." (ay 16). Alkitab berkata, ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, dan itu membuat mereka tidak bisa mengenali Yesus. Ada awan tebal dan gelap yang menutupi pandangan mereka sehingga mereka tidak bisa melihat Terang. Mereka bahkan belum juga sadar saat Yesus sudah menegur mereka dan menjelaskan nubuatan-nubuatan yang tertulis tentang Dia dalam kitab nabi-nabi. (ay 25-27).
(bersambung)
Monday, May 29, 2023
Kabut Tebal Penghalang Pandangan (1)
Ayat bacaan: Lukas 24:16
====================
"Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia."
Tak peduli sebaik apapun mata kita, mata tidak bisa berfungsi baik jika ada yang menutupi pandangan kita. Kabut atau asap misalnya, bisa membuat jarak pandang kita jauh menurun. Bagi yang menggunakan kacamata seperti saya tentu tahu betapa mengesalkan jika kacamata kita berembun, atau terkena kotoran seperti minyak atau debu misalnya sehingga kita jadi kesulitan melihat. Salah satu yang paling mengganggu dengan kewajiban menggunakan masker selama pandemi melanda sejak 3 tahun lalu adalah kacamata yang berembun apabila masker kurang rapat atau saat posisi maskernya kurang pas.
Ada hal-hal yang bisa mengganggu pandangan mata kita. Kalau kita menutup mata anda dengan tangan atau kain, maka kita pun tidak lagi bisa melihat apa-apa meski secara fisik mata anda berfungsi dengan baik. Apabila ada benda yang menghalangi pandangan, maka kita pun tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya. Atau, pernahkah anda kaget ketika disapa teman ketika anda sedang melamun? Pikiran yang tengah menerawang pun ternyata pula menghalangi pandangan mata kita. Bukankah kita sering tidak melihat orang yang kita kenal lewat di dekat kita karena sedang tidak fokus berjalan atau saat sedang memikirkan sesuatu?
Pandangan yang terhalang bukan saja bisa dialami secara fisik pada mata tapi kita juga bisa mengalami itu secara spiritual. Contohnya begini. Kita tahu Tuhan ada, tetapi kita tidak mampu melihat sosok Tuhan dan kasih serta kebaikanNya secara benar. Kita tahu akan kebesaran kuasa Tuhan yang tidak terbatas dalam menolong kita, tapi kita tidak bisa melihat itu sebagai sebuah kebenaran yang bisa dipercaya dengan iman. Kita tahu akan ketetapanNya, apa yang dilarang, tapi kita mentolerir itu dengan menganggap bahwa Tuhan sedang meleng tidak melihat kita. Kita merasa diingatkan Tuhan, tapi kita ragu dan menganggap itu mungkin cuma perasaan saja. Atau kita sudah terus berdoa tapi sepertinya Tuhan mengabaikan Intinya, ada sesuatu yang menghalangi pandangan iman kita sehingga kita pun lalu ragu hidup tanpa jawaban, atau merasa putus asa, tidak lagi punya semangat dan harapan.
Segala ketakutan dan kekuatiran pun bisa membuat kita tidak lagi bisa melihat janji-janji Tuhan yang berisi penuh dengan hal-hal yang meneguhkan baik dalam hidup di dunia maupun jaminan akan keselamatan.Ironisnya, penghalang itu tidak selalu harus sesuatu yang besar. Hal yang sangat kecil sekalipun jika tidak hati-hati bisa menutup pandangan kita dari Tuhan.
Sebuah kisah penampakan Yesus setelah kematianNya di atas kayu salib berikut menggambarkan hal itu.
(bersambung)
Sunday, May 28, 2023
Refreshed, Restored (4)
(sambungan)
Tubuh butuh disegarkan, jiwa dan roh pun sama. Drain out juga akan terjadi pada sisi kerohanian kita seperti halnya tubuh. Segala sesuatu yang terus menerus dipakai atau aktif bekerja itu pasti akan drained out. Handphone kita saja apabila terus menerus dipakai pada suatu saat akan terasa panas. Kita harus berhenti dulu sejenak agar panasnya hilang, baru dipakai lagi.
Sebenarnya kerohanian pun bisa jadi mirip seperti itu. Berbagai tekanan, godaan, kesulitan yang mendatangkan kekuatiran bahkan rasa takut bisa membuat kita drained out. Masalahnya adalah, seringkali kita tidak menyadari bahwa kerohanian kita sedang drained out dan perlu disegarkan. Kita terus sibuk dan panik, lupa bahwa kerohanian kita tengah mengalami kekeringan atau kepenatan, kita malah menomor-duakan, atau mengabaikan meluangkan waktu-waktu kita bersekutu dengan Tuhan karena merasa sudah terlalu lelah. Padahal disanalah sebenarnya kerohanian kita bisa kembali disegarkan. Refreshed and restored.
Sungguh sangat penting bagi kita untuk terus membekali dan menjaga kesegaran rohani kita dengan firman Tuhan. Daud tahu bagaimana bahagianya jika ia tetap berada dekat dengan firman Tuhan yang penuh dengan kuasa. Bacalah Mazmur 119 dimana Daud mendeskripsikan dengan panjang lebar dan lengkap mengenai bahagianya orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Semua itu tentu terasa sangat menyegarkan bagi jiwa saat kita membaca dan merenungkannya. Berkali-kali pula Daud memberikan testimoni dari pengalamannya hidup dekat dengan firman Tuhan. Salah satunya berbunyi seperti ini: "Aku mendapatkan kebahagiaan dalam mentaati perintah-perintah-Mu." (Mazmur 119:55). Dalam bahasa Inggris (amplified) kita bisa menemukan kalimat yang lebih detail: "This I have had [as the gift of Your grace and as my reward]: that I have kept Your precepts [hearing, receiving, loving, and obeying them]."
Terutama bagi yang saat ini mengalami kepenatan, kegerahan atau kelelahan secara rohani, jangan biarkan jiwa kita mengalami kekeringan. Tetaplah dekat dengan firman Tuhan agar jiwa kita tetap segar dengan daya tahan yang kuat sehingga kita roh kita bisa terus kembali disegarkan agar kuat dalam menghadapi segala tantangan dan kesulitan setiap hari terlebih di masa-masa sukar seperti sekarang ini.
Segarkan jiwa dengan Firman Tuhan
Saturday, May 27, 2023
Refreshed, Restored (3)
(sambungan)
"The law of the Lord is perfect, restoring the whole person." ( Mazmur 19:8).
Restoring. Memulihkan. Mengembalikan sesuatu kepada kondisi semula, pada kondisi yang terbaik, seperti sedia kala. Bayangkan jika anda penggemar game dan tokoh yang anda mainkan tengah berada dalam keadaan sekarat akibat terus digempur musuh. Tidakkah anda akan senang sekali jika bertemu dengan item-item yang bisa kembali merestorasi atau mengembalikan "health-bar" dari tokoh anda itu kepada kondisi sempurna? Seperti itu pula Firman Tuhan mampu merestorasi atau mengembalikan kesegaran dari jiwa dan roh kita yang sudah lelah akibat terus digempur berbagai hal negatif setiap harinya. Hidup di dunia yang sulit ini akan membuat stamina rohani kita dengan cepat terkuras. Karenanya kita sangat membutuhkan sesuatu yang bisa mengembalikan kesegaran jiwa kita. Firman Tuhan menjadi jawabannya.
Dalam kitab Yesaya kita bisa melihat janji Tuhan yang begitu indah buat kita: "Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai." (Yesaya 44:3-4).
Pengenalan yang terus menerus, kontinu dan berkesinambungan akan Tuhan pun akan memberikan kita kesegaran seperti ini seperti yang tertulis dalam Hosea. "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3) Betapa menyegarkannya hujan yang turun di saat kemarau, dan itulah janji Tuhan untuk kita yang mau bersungguh-sungguh mau mengenalNya.
(bersambung)
Friday, May 26, 2023
Refreshed, Restored (2)
(sambungan)
Tidak hanya tubuh atau jasmani, tapi kondisi spiritual pun sebenarnya sama. Setiap hari ketahanan spiritual atau rohani kita terus berhadapan dengan berbagai kondisi yang melelahkan. Berperang baik melawan berbagai keinginan daging dari diri sendiri maupun berbagai godaan iblis yang terus berusaha untuk menjatuhkan kita, menghadapi tawaran-tawaran yang sekilas terlihat menjanjikan namun di balik itu tersimpan banyak penyesatan dan sebagainya. Kondisi ini kita hadapi setiap hari, dan sadar atau tidak, hal itu menguras energi spiritual kita. Jika tidak dijaga, keadaan rohani kita pun bisa kehabisan daya, mengering, drained out.
Kalau kita membiarkan jiwa dan roh kita kekeringan, itu akan sangat berbahaya. Tidak lagi punya daya tahan kuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang bisa melemahkan bahkan menghancurkan kondisi spiritual kita. Seperti halnya tubuh kita yang lelah butuh sesuatu yang menyegarkan, secara rohani kita pun butuh hal yang sama agar tidak keburu kering dan terkapar lemas. Just like our body, our spirit needs to be restored and refreshed as well.
Kesegaran secara jasmani bisa kita peroleh dari berbagai hal seperti mandi, minum, istirahat, menonton film, berlibur dan sebagainya. Tidakkah semua itu rasanya menyegarkan? Tetapi kesegaran rohani sumbernya berbeda. Kesegaran rohani kita akan sangat tergantung dari asupan Firman Tuhan. Firman Tuhan akan selalu menguatkan, meneguhkan, memberi kelegaan dan menyegarkan. Dan jiwa kita, seperti halnya tubuh kita butuh penyegaran setiap saat. Dan itu dinyatakan secara jelas dalam kitab Mazmur.
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman." (Mazmur 19:8). Firman Tuhan sangatlah mampu menjawab kebutuhan akan kesegaran jiwa. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "The law of the Lord is perfect, restoring the whole person."
(bersambung)
Thursday, May 25, 2023
Refreshed, Restored (1)
Ayat bacaan: Mazmur 19:8
==================
"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman."
Saya masih ingat sesuatu yang rada mengesalkan buat saya waktu di awal-awal saya pindah ke kota tempat tinggal saya sekarang. Kota kelahiran saya termasuk kota yang panas, karenanya minuman dingin itu wajib ada di pusat-pusat perbelanjaan, warung maupun rumah makan. Di kota yang baru ini, cuacanya berbanding terbalik. Karena cuacanya cenderung dingin, bahkan saat matahari terik pun anginnya masih terasa sejuk, kebutuhan akan minuman dingin sepertinya tidak wajib. Saya yang terbiasa minum dingin jadi agak sulit beradaptasi dalam hal minum pada waktu itu. Saya masih ingat wajah-wajah aneh saat saya memesan es kopi, karena pada waktu itu di kota ini kopi dengan es itu tidak lazim. Kalau sekarang, dengan banyaknya gerai-gerai minuman franchise, es kopi itu sudah menjadi umum, tidak lagi aneh seperti dahulu.
Kenapa saya harus mencari minuman dingin? Karena saat tinggal di kota dengan suhu udara panas, minuman dingin bisa mengembalikan kesegaran yang menyusut akibat diterpa cuaca. Mungkin, karena jumlah populasinya sekarang jauh lebih tinggi membuat kota semakin padat, ditambah efek rumah kaca yang membuat suhu bumi terus semakin panas, kebutuhan akan minuman dingin pun jauh lebih tinggi di kota tempat tinggal saya sekarang. Anak-anak milenialpun beda selera minumnya dibanding generasi sebelumnya. Lihat bagaimana franchise minuman berkembang pesat, dan teh dalam kemasan botol plastik pun laris manis di pusat perbelanjaan atau kedai.
Tubuh kita selalu butuh disegarkan kembali. Selain lewat minuman dingin, mandi merupakan salah satu cara kita untuk menyegarkan tubuh, selain alasan bersih atau higienis tentunya. Apa lagi? Ya, berlibur atau berwisata. Terutama untuk kota-kota besar dengan tingkat stres tinggi, berlibur menjadi hal wajib. Mereka akan berusaha sedapat mungkin menyempatkan keluar kota ke tempat-tempat wisata pada akhir pekan untuk melepas kepenatan dan kembali segar untuk bekerja. Istilahnya bakan disebut refreshing. Demi refreshing, orang bahkan rela bermacet ria ke kota-kota wisata, termasuk kota tempat saya sekarang yang selalu macet gila-gilaan setiap akhir pekan.
We get exhausted and dried out. For that, we need a refreshment, we need to be restored.
(bersambung)
Wednesday, May 24, 2023
3 Tipe Mata Rohani (8)
(sambungan)
Dengan kebiasaan hidup seperti itu, tidaklah heran kalau elisa bisa melihat chariot of fire yang mengurung bala tentara kiriman raja Aram. Hal ini menunjukkan bahwa mata rohaninya itu berfungsi dengan sangat baik sebagai hasil dari kedekatannya dengan Tuhan.
Hidup memang tidak akan mungkin tanpa masalah. Masalah akan senantiasa ada dalam perjalanan kehidupan kita. Akan selalu ada masa kesukaran selama kita hidup. Saat ini pun hidup sedang jauh lebih berat dari sebelumnya bagi banyak orang, termasuk saya.Tapi ingatlah bahwa ada Tuhan yang menyertai kita, dan Tuhan jauh lebih besar dari segala pergumulan yang kita hadapi.
Kita harus terus melatih diri kita untuk melibatkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita, karena hanya dengan hidup bersama denganNya lah kita akan mampu menghadapi masalah dengan ketenangan. "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).
Jika kita masih berada pada fase seperti Gehazi, berdoalah seperti Elisa, "Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Ini sejalan dengan apa yang pernah pula disampaikan Daud dalam doanya. "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." (Mazmur 119:18). Roh Kudus siap menyingkapkan segalanya, memberi hikmat bagi kita untuk mengetahui rencana Tuhan dalam hidup kita, memungkinkan kita melihat dengan jelas lewat mata iman dan karenanya kita tidak perlu khawatir dalam menjalani hari depan.
Mata rohani seperti Elisa mampu melihat yang tak terlihat dengan kacamata iman
Tuesday, May 23, 2023
3 Tipe Mata Rohani (7)
(sambungan)
Dalam Efesus 4 kita sudah diingatkan bahwa Yesus sendiri telah memperlengkapi segala sesuatu sehingga kedatanganNya bukan hanya membuka pintu jalan keselamatan bagi kita tetapi juga membuka pintu agar kita bisa terus bertumbuh sampai kedewasaan penuh, dengan tingakat pertumbuhan yang sesuai dengan kesempurnaan Kristus "sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:14-15).
Sekarang mari kita lihat mata rohani Elisa. Mata Elisa jauh lebih baik dari tipe Gehazi. Tipe Elisa adalah mampu melihat apa yang tidak dapat dilihat orang lain. Orang yang memiliki tipikal Elisa mampu melihat Tuhan dan tahu bahwa Tuhan jauh lebih besar dari masalah. "Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." (ay 16).
Mata iman Elisa berfungsi dengan baik. Ia tidak panik meski keadaan yang terjadi secara kasat mata sama sekali tidak kondusif. Artinya, secara faktual hidup memang tengah mengalami ancaman atau masalah berat, dan itu jelas terlihat di depan mata. Tapi mata rohani yang berfungsi seperti milik Elisa membuat ia bisa melihat sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang hanya bisa dilihat secara supranatural lewat mata rohani yang disertai iman yang kuat. Ia tahu bahwa Tuhan ada bersamanya dan akan melindunginya, dan mata imannya sanggup melihat hal itu.
Bagaimana Elisa bisa seperti itu? Alasannya sebenarnya jelas terlihat dari rangkaian ayat dalam 2 Raja Raja 6 ini. Lihatlah bagaimana Tuhan bisa langsung menjawab doa-doa Elisa, mulai dari memohon Tuhan membuka mata rohani pelayannya Gehazi hingga meminta Tuhan memindahkan orang-orang Aram itu terlempar begitu jauh hingga ke Samaria.
Doa, itu menunjukkan bagaimana kedekatan Elisa kepada Tuhan. Bagaimana Dia terus mengandalkan Tuhan dalam hal-hal apapun di hidupnya. Doa merupakan tulang punggung kerohanian kita, sarana kita untuk berhubungan dengan Tuhan. Perhatikan bahwa doa merupakan langkah pertama Elisa dalam menghadapi situasi yang terjadi dalam hidupnya. Dia tidak ikut panik, dia tidak bingung, dia tidak mencari alternatif memakai kekuatan sendiri sebagai manusia biasa seperti kita, tidak juga kalang kabut mencari bantuan dari orang lain. Ia berdoa. Dan doanya dijawab.
(bersambung)
Monday, May 22, 2023
3 Tipe Mata Rohani (6)
(sambungan)
Sekarang mari kita lihat tipe orang yang diwakili Gehazi, pelayan Elisa. Jenis seperti Gehazi bisa melihat apa yang terjadi di depan mata tapi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya fokus pada masalah sehingga gampang panik.
Bayangkan betapa melelahkannya hidup seperti ini. Hanya mengandalkan logika, kepandaian, sepenuhnya bergantung pada segala sesuatu yang kelihatan di depan mata. Mata rohaninya ada tapi tidak berfungsi dengan baik, sehingga berbagai keadaan masih begitu gampang membuat panik.
Perhatikan perkataannya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" (2 Raja Raja 6:15). Gehazi merasa panik ketakutan dan langsung berlari pada Elisa. Gehazi baru kembali tenang setelah Elisa berdoa untuk meminta Tuhan membuka mata bujangnya. "Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa." (ay 17). Apa yang dilihat Gehazi setelahnya sungguh luar biasa. Ia melihat ada begitu banyak kuda di sekeliling gunung dan kereta berapi (chariots of fire) di sekeliling Elisa.
Jenis mata seperti Gehazi ini banyak terjadi diantara orang percaya. Mereka hanya bisa melihat apa yang terjadi di depan mata mereka. Mereka percaya Tuhan, tapi saat menghadapi masalah, mereka akan dipenuhi oleh banyak pertanyaan, kebimbangan dan diliputi rasa cemas atau takut. Mereka terfokus pada berpikir celaka, bingung, diombang-ambingkan keadaan dan hidup seperti tanpa kepastian. Tipe seperti ini labil, goyah dan bisa mudah rubuh. Goyang sedikit mereka jatuh, ditimpa masalah sedikit mereka panik.
Orang-orang setipe Gehazi akan selalu menggantungkan hidup kepada orang lain yang mereka anggap punya iman lebih baik; apakah kepada gembala, pendeta, atau orang percaya yang sudah hidup dengan iman teguh. Mereka tidak bisa melihat pertolongan dan pekerjaan Tuhan jika tidak lewat orang lain.
(bersambung)
Sunday, May 21, 2023
3 Tipe Mata Rohani (5)
(sambungan)
Ada 3 jenis mata rohani yang bisa kita lihat dari kisah Elisa yang dikepung tentara Aram, yaitu mata orang Aram, Gehazi sang pelayan, dan mata rohani yang dimiliki Elisa.
Orang Aram menggambarkan ciri orang bebal, yang buta total, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di depan mereka. Tipikal orang Aram tidak akan mampu melihat apa yang terjadi di depannya, dibawa menuju kebinasaan pun mereka tidak tahu. Lihatlah bagaimana butanya mata mereka sehingga tidak sadar ketika disesatkan oleh Elisa, seperti yang bisa kita baca dalam ayat 18-20.
Paulus mengatakan bahwa dunia ini berisi orang-orang jahat dan penipu. Mereka terus "..akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan." (2 Timotius 3:13). Lantas Yohanes pun mengingatkan bahwa "dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya" (1 Yohanes 2:17). Bahkan kita harus hati-hati pula menerima pengajaran karena diantara orang percaya pun bisa muncul nabi-nabi palsu yang bisa menyesatkan lewat pengajaran-pengajaran yang sepintas mengandung kebenaran namun sebenarnya tidak. Hal ini sudah diingatkan langsung oleh Yesus sendiri. "Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang." (Matius 24:11).
Melihat situasi seperti ini, maka kita benar-benar harus menjaga agar mata rohani kita berfungsi benar sehingga kita mampu melihat baik-baik kebenaran dan rencana serta karya Tuhan dalam hidup kita. Itulah yang mampu menghindari kita dari berbagai penyesatan hingga kita bisa selamat sampai ke tujuan. Jangan sampai mata rohani kita masih ada di level orang-orang Aram ini. Kalau masih di level ini, kita bisa terus dipermainkan kesesatan dan tidak bisa melihat bahaya mengancam yang bersembunyi dibalik hidup kita, menunggu saat yang tepat untuk mencelakakan kita.
Sekarang mari kita lihat tipe orang yang diwakili Gehazi, pelayan Elisa. Jenis seperti Gehazi bisa melihat apa yang terjadi di depan mata tapi tidak tahu harus berbuat apa dan hanya fokus pada masalah sehingga gampang panik.
(bersambung)
Saturday, May 20, 2023
3 Tipe Mata Rohani (4)
(sambungan)
Akan halnya tentara Aram, Elisa berdoa seperti ini: "Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa." (ay 18).
Tentara kiriman raja Aram disesatkan lewat doa yang dipanjatkan oleh Elisa hingga terlempar ke Samaria, keluar dari Israel. Ketika raja Israel menanyakan kepada Elisa mau diapakan para tentara yang tiba-tiba buta dan tersesat di wilayahnya ini, Elisa memilih untuk memberi kesempatan kedua kepada mereka. Elisa bisa saja meminta mereka semua untuk dibunuh, minimal ditangkap. Itu kan yang umumnya bakal kita lakukan? Tapi sekali lagi, Elisa berbeda. Tidak saja para tentara ini ia ampuni, mereka pun dijamu dengan hidangan makan dan minum lalu dikirim pulang kembali ke Aram.
Dari kisah ini kita bisa melihat ada tiga jenis mata rohani dari kisah ini, yaitu mata orang Aram, Gehazi sang pelayan, dan mata rohani yang dimiliki Elisa.
Orang Aram menggambarkan ciri orang bebal, yang buta total, sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di depan mereka. Tipikal orang Aram tidak akan mampu melihat apa yang terjadi di depannya, dibawa menuju kebinasaan pun mereka tidak tahu. Lihatlah bagaimana butanya mata mereka sehingga tidak sadar ketika disesatkan oleh Elisa, seperti yang bisa kita baca dalam ayat 18-20.
(bersambung)
Friday, May 19, 2023
3 Tipe Mata Rohani (3)
(sambungan)
Di suatu pagi pelayan Elisa yang bernama Gehazi terkejut melihat tentara pasukan berkuda dengan kereta perang ada di sekeliling kota, mengepung mereka. Ia pun dilanda kepanikan. "Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" (ay 15).
Gehazi panik. Siapa yang tidak panik melihat adanya bala tentara lengkap dengan kuda dan kereta perang mengepung kota dimana mereka berdiam. Dan ia sepertinya tahu bahwa itu ditujukan untuk menangkap Elisa. Sebagai pelayan dari yang hendak ditangkap, ia pun bisa ikut terkena. Panik, itu reaksi Gehazi, dan bukankah itu mencerminkan reaksi kita pula apabila berada di posisinya?
Tapi perhatikan bagaimana Elisa menanggapi itu. Reaksi Elisa ternyata berbeda. Ia berkata: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." (ay 16). Elisa bukan bermaksud untuk sekedar menyenangkan pelayannya, tapi mata rohaninya memang melihat sesuatu yang berbeda. Dan saya yakin ia ingin agar Gehazi bisa memiliki mata rohani/mata iman yang sama seperti yang ia miliki.
Kenapa saya yakin? Karena bukan hanya menenangkan Gehazi lewat ucapan saja, Elisa kemudian berdoa agar Tuhan membukakan mata Gehazi agar ia bisa melihat lebih jauh, bahwa dibalik apa yang terlihat kasat mata yaitu mereka dikepung bala tentara, sebenarnya Tuhan telah melindungi mereka dengan pasukan yang jauh lebih besar dari bala tentara Aram itu.
"Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa." (ay 17). Mata disini jelas mengacu kepada mata rohani, karena Gehazi bukanlah orang yang buta. Ia bisa melihat jelas bala tentara yang mengepung mereka, tapi mata rohaninya yang masih tertutup karena ia tidak melihat apa yang Tuhan sudah sediakan pada saat itu untuk membela mereka.
(bersambung)
Thursday, May 18, 2023
3 Tipe Mata Rohani (2)
(sambungan)
Dengan mata kita bisa melihat. Tapi sadari pula bahwa ada kalanya kita tidak bisa melihat meski kedua mata kita tidak mengalami gangguan alias berfungsi baik. Mari kita ambil contoh sederhana. Jika kita mengemudi di jalan raya tanpa mempergunakan mata dengan baik maka kita bisa celaka. Meleng sedikit saja resikonya bisa gawat. Mata yang tidak dipakai untuk hal-hal positif juga bisa membawa kita bermasalah. Tanyakan pada Daud akan hal ini seandainya ia ada bersama kita hari ini, maka ia pasti akan bercerita banyak. Jadi, meski mata kita berfungsi baik, apabila tidak dipergunakan dengan benar maka tetap saja bisa mendatangkan masalah.
Kalau mata jasmani sangat penting untuk dimiliki dan selanjutnya dijaga agar membawa manfaat baik, mata rohani pun harus kita perhatikan agar mampu melihat dengan jelas. Kalau mata yang satu ini tidak kita perhatikan, kita bisa repot dalam menjalani hidup dengan benar. Kita akan terus luput dari melihat kebenaran, tidak bisa melihat karya-karya Tuhan dalam hidup kita dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mencapai sebuah hidup seperti yang ada dalam rencana Tuhan sejak awal bagi kita. Mata rohani yang hanya memandang kepada masalah hanya akan melihat masalah. Hidup akan terus diliputi ketidakpastian, keraguan, kecemasan, kekhawatiran dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Hidup bisa penuh dengan ketakutan jika mata rohani kita tidak berfungsi dengan baik dan benar, apabila mata rohani itu diarahkan ke sisi yang negatif, jika mata rohani kita ada tanpa didasari iman yang cukup.
Akan hal ketajaman kemampuan mata rohani, kita bisa mengambil pelajaran lewat kisah Elisa yang bagi saya sangat menarik seperti yang tertulis pada 2 Raja Raja 6:8-23. Dalam bagian ini diceritakan saat raja Aram yang mengirimkan bala tentaranya untuk mengepung kota dan menangkap Elisa.
Mari kita lihat seperti apa kejadiannya secara ringkas. Pada suatu kali raja Aram hendak menangkap Elisa dengan mengutus pasukan besar yang dilengkapi kuda dan kereta perang. Bayangkan untuk menangkap satu Elisa saja raja Aram menganggap penting untuk harus mengepung seluruh kota seperti itu, seperti sedang berperang dengan bangsa lain saja.
(bersambung)
Wednesday, May 17, 2023
3 Tipe Mata Rohani (1)
Ayat bacaan: 2 Raja Raja 6:15
=======================
"Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"
Ayah saya saat ini berusia 83 tahun. Usia yang sudah sangat lanjut, tapi puji Tuhan ia masih dianugerahi kesehatan. Selain ia masih bisa lari pagi hingga 5 km tanpa berhenti, ia pun baru saja bercerita bahwa matanya yang sudah sejak remaja minus sekarang malah membaik. Kok bisa? Menurutnya, itu karena ia rajin mengkonsumsi wortel secara teratur. Di usia seperti itu, ia bisa membaca tanpa menggunakan kacamata, sementara saya, anaknya, sudah harus pakai kacamata untuk membaca atau melihat dekat. Tanpa kacamata maka saya tidak bisa melihat huruf karena terlalu kabur.
Tanpa adanya mata kita akan sulit untuk melihat. Bila kita melihat seorang pengemis buta bernama Bartimeus yang bertemu dengan Yesus dalam Markus 10:46-52, kita akan menyaksikan bahwa meskipun Bartimeus bisa meminta macam-macam ketika berkesempatan bertemu langsung dengan Yesus, lebih dari segalanya ia hanya minta agar matanya dipulihkan.
"Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (ay 51). Bartimeus tahu bahwa penglihatan adalah hal yang ia butuhkan agar ia bisa bekerja sehingga tidak lagi perlu mengemis. Nanti di lain waktu saya akan angkat kisah Bartimeus dan apa yang bisa kita pelajari dari pertemuannya dengan Yesus secara khusus. Untuk kali ini, kita cukup melihat bahwa mata merupakan indra penting yang akan sangat membantu kita untuk bisa beraktivitas, selain tentunya bisa melihat penampakan dunia dan segala bentuk serta warna yang ada disana.
Mata merupakan indra yang sangat penting bagi manusia. Tanpa mata kita tidak akan bisa melihat apa-apa. Tapi sepasang mata yang ada di wajah kita bukanlah satu-satunya mata, karena ada pula mata rohani yang ternyata tidak kalah pentingnya atau malah lebih penting dibandingkan kedua mata sebagai satu dari panca indra yang sudah diperlengkapi Tuhan atas diri kita.
(bersambung)
Tuesday, May 16, 2023
Rumah dan Ragam Perabotnya (3)
(sambungan)
Jika kita menyadari bahwa masa hidup kita itu singkat, alangkah sia-sianya jika kehidupan yang singkat itu tidak kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Betapa sayangnya bila hari demi hari berlalu begitu saja tanpa makna, tanpa ada sesuatu peningkatan atau diisi dengan sesuatu yang baik. Untuk itu jelas diperlukan hikmat agar kita tahu bagaimana caranya memanfaatkan waktu-waktu yang ada dengan hal-hal bijaksana. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (ay 12).
Hikmat merupakan hal yang sangat penting agar dapat memaksimalkan segala potensi yang telah Tuhan berikan dalam hidup kita dengan bijaksana. Ingat bahwa segala-galanya pada suatu hari nanti harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah. (Roma 14:12). Perumpamaan talenta dalam Matius 25:14-30 menggambarkan hal tersebut secara jelas. Memang banyak yang menjadi tugas kita dalam menjalani kehidupan, tapi ingatlah bahwa sesungguhnya Tuhan telah melengkapi kita semua secara cukup. Bahkan dalam kelemahan sekalipun, Tuhan menyatakan segala kasih karunia-Nya cukup bagi kita, dan justru dalam kelemahan itu kuasa Tuhan akan menjadi sempurna. (2 Korintus 12:9). Esensi dari kehidupan adalah bagaimana kita bisa bertumbuh dan berbuah, dan mengisinya dengan mempergunakan segala potensi yang ada bagi kita demi kebaikan diri kita, keluarga dan buat sesama, dimana Tuhan dipermuliakan di atasnya.
Seperti layaknya membangun rumah, kitapun harus membangun kehidupan kita dengan pondasi yang kuat, dan mengisinya dengan berbagai hal yang berguna. Jangan hanya berhenti pada satu bentuk saja, tapi penuhilah hidup dengan banyak warna sehingga catatan kehidupan kita akan semarak indahnya. Hidup boleh saja tidak mudah, akan selalu ada naik turunnya, tapi hidup yang indah penuh warna dan penuh makna tetap penting untuk kita usahakan. Let's do that!
Hikmat, kepandaian dan pengertian akan membentuk sebuah kehidupan yang berharga
Monday, May 15, 2023
Rumah dan Ragam Perabotnya (2)
(sambungan)
Sebagai manusia, kita semua telah dilengkapi Tuhan secara khusus dengan berbagai talenta, bakat dan kemampuan tersendiri yang tentunya bisa kita pakai dalam kehidupan kita, untuk memberkati sesama dan memuliakan Tuhan. Alangkah indahnya warna hidup ini apabila kita tahu bagaimana membangun dan mengisi ruang-ruang kehidupan kita dengan berbagai kegiatan yang saling mendukung satu sama lain demi kebaikan kita maupun orang lain.
Ayat bacaan hari ini berbunyi: "Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik." (Amsal 24:3-4).
Rumah disini bukan berbicara hanya mengenai masalah rumah dalam bentuk harafiah, rumah yang didirikan dari batu, beton, pasir, kayu, rangka besi, semen dan berbagai bahan bangunan lainnya. Tapi rumah disini berbicara akan sesuatu yang lebih luas, yaitu sebuah kehidupan. Sebuah kehidupan yang baik haruslah didirikan atas dasar hikmat, ditegakkan dengan kepandaian, dan kehidupan itu selanjutnya diisi dengan berbagai hal berharga. Tidak hanya atas satu hal saja, melainkan berbagai hal. Bukan hal atau kegiatan yang sia-sia tetapi yang berharga. Berharga buat hidup kita sendiri, berharga buat sesama, berharga buat bangsa dan negara, dan tentunya berharga di mata Tuhan. Inilah sebuah pelajaran penting dari penulis Amsal akan betapa berharganya sebuah kehidupan.
Sadarilah perjalanan hidup ini sesungguhnya singkat. Jika kita terus menyia-nyiakannya maka pada suatu ketika kita tidak lagi punya cukup waktu untuk membangun dan mengisi kehidupan ini dengan warna-warna yang menarik. Musa menyadari betul hal itu, sehingga salah satu doanya yang dicatat dalam kitab Mazmur berbunyi: "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10).
(bersambung)
Sunday, May 14, 2023
Rumah dan Ragam Perabotnya (1)
Ayat bacaan: Amsal 24:3-4
=====================
"Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik."
Sejak usia 2 tahunan putri saya sudah mengenal konsep ruangan dan perabotan yang ada di dalamnya. Ia tahu apa yang ada di dapur, apa yang ada di ruang keluarga, di kamar mandi dan kamar tidur. Ya, memang setiap ruangan yang ada di dalam rumah itu punya perabotannya sendiri. Kamar tidur dilengkapi tempat tidur, lemari baju dan meja rias, sedang dapur akan berisi kompor, bak cuci piring, kulkas, oven dan sebagainya. Kamar mandi juga punya perabotannya sendiri, ruang tamu pun demikian. Untuk outdoor beda, untuk kantor beda lagi. Tidak akan ada orang yang menempatkan kasur di toilet, bak cuci piring di ruang tamu, atau kakus di ruang keluarga kan? Seperti apa jadinya apabila rumah tidak memiliki sekat sama sekali dan semuanya diletakkan pada satu tempat? Disana tidur, disana juga mandi, makan dan sebagainya. Tentu sangat aneh bukan? Itu lebih mirip penjara mungkin, bahkan penjara pun masih ada sekatnya.
Yang tidak kalah aneh, kalaupun rumah masih bersekat-sekat yang menandakan ruangan berbeda, sebuah rumah diisi oleh ruangan yang perabotannya sama. Semuanya kamar mandi, semuanya dapur, dan sebagainya, atau rumah hanya berisi perabotan yang sama. Satu rumah isinya kursi semua, kasur semua atau kakus semua. Itu pun tentu akan sangat aneh kalau sampai ada. Tidak akan ada rumah yang demikian.
Sekarang coba bayangkan hidup kita. Hidup kita pun akan sama anehnya apabila hanya diisi dengan satu hal saja, tanpa mempertimbangkan hal lainnya. Bekerja saja tanpa beristirahat, hanya beristirahat tanpa melakukan apa-apa, atau bahkan berdoa saja tapi tidak berbuat sesuatu. Hidup kita bisa berubah menjadi aneh, seaneh rumah yang hanya diisi dengan satu jenis perabot saja.
Menuntut ilmu itu penting. Tapi kalau seumur hidup cuma menuntut ilmu tanpa pernah diamalkan atau diaplikasikan dan dipakai untuk memberkati sesama, itupun tidak bagus. Ada orang yang hanya mementingkan pelayanan, tapi membiarkan keluarganya berantakan. Ada kepala keluarga yang hanya duduk seharian di rumah namun tidak bekerja mencari nafkah. Contoh-contoh seperti ini tentu mudah kita lihat disekeliling kita, dan itu tidaklah baik.
(bersambung)
Saturday, May 13, 2023
Penolakan (4)
(sambungan)
Penolakan dan berbagai kegagalan dalam hidup jangan sampai membuat kita patah semangat. Sebaliknya justru harus dijadikan pengalaman dan pembelajaran berharga agar kita bisa mencapai tujuan. Kisah pengamen sebagai ilustrasi di awal renungan ini bersyukur karena ia masih punya kesempatan untuk berjuang hidup meski terus mendapat penolakan. Dari abang pengamen saya belajar bahwa dalam penolakan atau kegagalan sekalipun tetap ada hal yang patut disyukuri, karena ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sana.
Akan halnya Yesus, bayangkan apa yang terjadi apabila Yesus menyerah saat menghadapi tekanan dan penolakan hingga penyiksaan dan pembunuhan. Kalau itu yang terjadi maka kita tidak akan selamat dan tidak dapat merasakan hadirat Tuhan yang luar biasa hingga hari ini, dan keselamatan kekal tidak akan hadir sebagai anugerah bagi kita.
Kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah yang terbaik buat kita, meskipun dalam perjalannya terkadang kelihatannya sulit dan penuh hambatan. Ketika kita menghadapi penolakan baik dalam pekerjaan, kehidupan ataupun pelayanan, saat kita melakukan apapun dan terbentur pada penolakan atau kegagalan, jangan pernah menyerah! Bersyukurlah dan ambil semua yang bisa dipakai sebagai pelajaran. Lantas fokuslah pada tujuan hingga tugas anda selesai.
Penolakan itu biasa. Kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Belajarlah dari sana untuk mencapai kesuksesan
Friday, May 12, 2023
Penolakan (3)
(sambungan)
Saat Yesus turun ke dunia, bukan satu dua kali Yesus mengalami penolakan. Itu terjadi baik saat Dia mengajarkan Injil maupun ketika melakukan mukjizat. Lukas 4:29 mencatat adanya sekelompok orang di rumah ibadat yang berniat menjatuhkanNya dari tebing. Lalu ada ancaman dibunuh Herodes jika masih bersikeras memasuki Yerusalem (Lukas 13:31), persekongkolan orang Farisi yang gerah atas sepak terjang Yesus untuk mencobai (Matius 16:1) bahkan untuk membunuhNya (Matius 3:6).
Kedatangan Sang Juru Selamat yang ingin menyampaikan isi hati Tuhan, prinsip Kerajaan Surga, melakukan banyak mukjizat secara nyata, mendamaikan manusia dengan Tuhan dan membawa keselamatan yang kekal, bukankah itu anugerah yang sangat luar biasa besarnya terutama bagi manusia yang berdosa yang seharusnya disambut dengan penuh rasa syukur? Tapi malah banyak kasus penolakan. Demikianlah faktanya. Banyak yang tidak tahu diuntung, tidak tahu berterima kasih. Yesus tetap ditolak di banyak tempat dan kesempatan. Kalau kita yang mengalami, mungkin kita segera melupakan saja pekerjaan itu. Tapi Yesus tidak seperti itu. Begitu besar Yesus mengasihi manusia, semua penolakan bahkan kekejian yang harus Dia alami tidak cukup kuat untuk membuatnya berhenti melakukan pelayanan.
Apa yang membuat Yesus bisa tetap melakukan itu meski mengalami penolakan? Alkitab menyebutkan alasannya, yaitu karena Dia datang untuk menyelesaikan kehendak BapaNya, bukan hal lain. "Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem." (Lukas 13:33). Yesus tahu jelas tugasNya turun ke dunia. Dia tahu pasti apa yang harus Dia lakukan untuk kita, manusia-manusia yang begitu sulitnya mengerti dan berterima kasih. Dia tahu persis apa yang menjadi kehendak Bapa, dan Yesus fokus kepada hal itu. Maka penolakan, gugatan, dan ancaman-ancaman tidaklah menjadi kendala bagiNya, bahkan ketika Dia disiksa dan wafat di kayu salib, semua Dia lakukan dengan patuh sampai selesai karena itulah kehendak Bapa yang mengutusNya demi menyelamatkan kita semua dari kematian kekal.
(bersambung)
Thursday, May 11, 2023
Penolakan (2)
(sambungan)
Diusir mertua, bekerja di jalan, dan mengalami penolakan lagi dan lagi, setiap hari. Ia benar, butuh mental yang kuat agar bisa tetap bertahan dan berjuang untuk hidup. "Namanya hidup, ya harus seperti itu." katanya. Saya kemudian bertanya bagaimana tips agar ia bisa tidak marah saat diperlakukan buruk, ia menjawab: "Dibawa santai saja pak, ditolak ya sudah. Saya ini pengamen, kerja saya menyanyi untuk hidup. Kalau satu tidak mau, masih ada orang lain yang tergerak hatinya untuk memberi." katanya sambil tersenyum.
Perjumpaan dan bincang-bincang saya dengan pengamen ini bagi saya menginspirasi dan berguna, karena seringkali kita belum apa-apa sudah tersinggung dan sakit hati bahkan emosi kalau mendapatkan perlakuan yang mungkin cuma sepersepuluh atau seperseratus dari apa yang ia alami setiap harinya. Di sisi lain, ada banyak pula orang yang dalam hidupnya kerap mengalami penolakan. Misalnya saat melamar pekerjaan, saat menyatakan rasa cinta, atau juga profesi lain yang menghadapi situasi mirip dengan sang pengamen, sales door to door misalnya, atau para peminta sumbangan.
Sales mungkin terlihat lebih 'bonafit' karena mereka berjualan, tapi medan yang mereka hadapi pun mirip. Apa yang mereka tawarkan bisa jadi berupa barang yang berguna bagi kita, tapi terkadang belum apa-apa kita sudah antipati terlebih dulu kepada mereka.
Sekarang, bagaimana jika seandainya apa yang ditawarkan bukanlah produk tapi keselamatan kekal, dan itu diberikan cuma-cuma? Kalau ada orang yang datang ke rumah kita lalu menawarkan benda berharga secara gratis dan kita tahu pasti bahwa itu bukan hasil curian atau ada motif apa-apa yang buruk dibelakangnya, bukankah kita akan sulit menolaknya? Faktanya dalam hal keselamatan kekal, ternyata banyak manusia melakukan hal yang sama, yaitu menolak. Itu terjadi hari ini, akan terus terjadi, dan sejak dahulu pun sudah terjadi. Bahkan di masa ketika Yesus hadir mengambil rupa fisik seperti manusia, itu pun terjadi, dan itu dialami langsung oleh Yesus sendiri.
(bersambung)
Wednesday, May 10, 2023
Penolakan (1)
Ayat bacaan: Lukas 13:33
========================
"Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."
Menunggu bagi kebanyakan orang merupakan aktivitas yang membosankan. Kecuali ada sesuatu yang bisa dikerjakan, menunggu hanyalah buang waktu saja. Ada satu pengalaman menarik bagi saya, yang saya anggap berharga yang justru terjadi karena menunggu.
Ceritanya begini. Saat itu saya baru tiba di kota lain, dan menurut rencana, saya akan dijemput oleh teman. Saya segera menghubunginya begitu tiba, tapi ternyata teman saya tidak kunjung menjawab panggilan saya. Karena itu saya pun memutuskan untuk menunggu sampai ia membalas.
Saat menunggu, saya melihat ada sekumpulan pengamen yang sedang ngadem tidak jauh dari saya. Saya kemudian menghampiri mereka untuk mengisi waktu dengan ngobrol.
Mereka bercerita kalau mereka sedang rehat sejenak sebelum melanjutkan lagi perjalanan mereka mencari nafkah. Lantas mereka pun menceritakan pengalaman dan suka duka mereka. Salah satu dari mereka membagi kisah hidupnya. Ia berasal dari kota kecil di pulau Jawa, dan ia merantau karena ia diusir oleh mertuanya karena tidak kunjung mampu mendapat kerja. Saat sampai di kota besar, ia tidak kenal siapa-siapa dan harus tidur di emperan manapun yang memungkinkan. Singkat cerita ia lalu mulai bekerja sebagai pengamen dengan bermodalkan sebuah gitar bekas hasil pemberian orang yang merasa iba padanya.
Apakah semua berjalan lancar? Menjadi pengamen itu butuh mental kuat, lebih dari fisik, katanya. Kenapa? Karena sebagai pengamen mereka harus siap mendapat penolakan. Masih untung kalau ditolak dengan ramah atau baik-baik, mereka harus siap jika dicuekin, menghadapi wajah masam, ditolak bahkan diusir. Mereka tidak bisa dan tidak boleh melawan, apalagi kasar. Yang mereka bisa lakukan hanyalah menurut dan pergi jika mengalami perlakuan seperti itu. Bayangkan saat kita tersinggung ketika mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain, itu belum apa-apa dibandingkan ditolak dan diusir yang harus dialami berulang kali setiap harinya.
(bersambung)
Tuesday, May 9, 2023
Dongeng Pengantar Tidur (5)
(sambungan)
Berbagai evaluasi dan membangun nilai-nilai kehidupan bagi anak-anak kita pada jam-jam menjelang tidur sangatlah efektif untuk kita lakukan. Anda bisa membacakan berbagai kisah Alkitab yang mengandung kebenaran Firman Tuhan dengan cara yang disukai dan dimengerti oleh anak-anak. Hikmat kebijaksanaan dan kebenaran Firman akan meresap di hati mereka dan tinggal untuk waktu yang lama disana. Seberapa penting bagi kita dan anak-anak untuk mengetahui semua pengalaman para tokoh di dalam Alkitab? Paulus mengatakan: "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba." (1 Korintus 10:11).
Segala pengalaman para tokoh di dalam Alkitab bisa menjadi contoh yang baik untuk mengajarkan anak-anak sejak kecil untuk mengetahui mana yang benar dan salah, termasuk pula menyadari konsekuensi-konsekuensi dari setiap tindakan. Ada tokoh yang berhasil, ada tokoh yang gagal. Ada yang berubah menjadi lebih baik, ada yang dari baik kemudian terperosok. Sebagai orang tua kita tentu bisa memilih kisah-kisah yang ada sesuai umur mereka untuk bisa mencerna. Semua pengalaman mereka akan mampu memberikan pelajaran berharga bagi hidup mereka, di masanya mereka.
Jangan lupa pula bahwa di saat-saat itu pula anda akan mendapatkan waktu yang paling indah dan strategis untuk membangun hubungan yang dekat dengan anak-anak anda. Masa depan mereka terletak di tangan kita dan sangat tergantung dari apa yang kita ajarkan maupun contohkan. Bagi teman-teman yang dikaruniai anak yang masih kecil, manfaatkanlah waktu-waktu di malam hari sekarang juga untuk menanamkan nilai-nilai yang baik terlebih kebenaran Firman Tuhan kepada mereka. Jangan anggap sia-sia, jangan tunda, karena pada suatu ketika semua itu bisa terlambat.
Keseriusan kita dalam mendidik akan sangat menentukan masa depan mereka
Monday, May 8, 2023
Dongengg Pengantar Tidur (4)
(sambungan)
Selain dalam kitab Ulangan pasal 6, mari lihat ayat berikut ini. "Kamu tahu sekarang--kukatakan bukan kepada anak-anakmu, yang tidak mengenal dan tidak melihat hajaran TUHAN, Allahmu--kebesaran-Nya, tangan-Nya yang kuat dan lengan-Nya yang teracung... Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ulangan 11:2,19). Dengan mengacu kepada ayat ini kita bisa melihat bahwa apa yang kita ketahui mengenai Tuhan, bagaimana karya-karyaNya dalam hidup kita, kuasaNya yang menaungi kita, segala sesuatu yang telah Dia lakukan kepada umatNya tidaklah boleh berhenti hanya sampai pada diri kita saja, melainkan harus kita teruskan kepada anak-anak kita, kepada generasi-generasi selanjutnya yang kelak akan tumbuh menjadi dewasa, para pemimpin di masa depan.
Alangkah baiknya jika kita pun menggunakan kisah-kisah dalam Alkitab sebagai bedtime stories dan disampaikan dengan cara sesederhana mungkin, sehingga mereka bisa mulai mengenal prinsip kebenaran menurut Kerajaan Surga sejak dini. Alkitab mengandung kebenaran kekal tentu dapat membentuk karakter mereka agar bisa bertumbuh dengan pengenalan yang baik akan pribadi Tuhan.
Setelah mengenalkan pribadi dan hati Tuhan kepada anak-anak kita, langkah selanjutnya adalah dengan memberi contoh langsung lewat cara hidup kita. Dalam kitab Ulangan tadi, ayat selanjutnya berkata: "engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (ay 20). Ini berarti bahwa membekali mereka secara berulang-ulang akan kebenaran Firman Tuhan sejak dini, termasuk di dalamnya pada saat mereka menjelang tidur saja sangatlah baik tapi itu BELUM cukup. Selanjutnya kita dituntut untuk menjadi contoh hidup dari segala sesuatu yang kita ajarkan. Ingatlah bahwa anak-anak itu polos, cenderung meniru sikap dan perilaku orang tuanya. Karena itu menjadi contoh langsung dari segala pendidikan moral terutama yang terkandung di dalam Firman Tuhan pun sangat penting. Bukankah tidak adil apabila kita menghukum mereka atas kesalahan yang dilakukan sementara kita masih dengan seenaknya melakukan kesalahan yang sama di depan mereka?
Jadi kalau diantara saya dan istri saya melakukan kesalahan yang sama dengan yang ia lakukan, kami pun harus siap dihukum berdiri dipojokan. Itu berlaku sama, dan dengan demikian ia mengerti konsep hukuman bukan untuk menyiksa tapi belajar untuk tidak mengalami kesalahan. Kami minta maaf juga kalau keliru bersikap, dan itu saya anggap baik agar ia jangan menjadi orang yang merasa benar sendiri dan sulit minta maaf meski sadar jika sudah berbuat kesalahan.
(bersambung)
Sunday, May 7, 2023
Dongeng Pengantar Tidur (3)
(sambungan)
Tapi bukankah mereka belum mengerti konsep keimanan di usia dini? Mungkin itu jadi pemikiran kita yang dewasa. Tapi percayalah, dari pengalaman saya sendiri, mereka ini justru punya iman yang lebih kuat dengan kepolosan dan kemurnian pikiran dan hati mereka, lebih dari kita yang sudah banyak polusinya. Kemarin ia dengan polos mengajak kami untuk berdoa secara khusus untuk oma nya, dan ia yang memimpin. Kenapa? Ternyata ia mendengar omanya bilang 'doakan mama ya supaya punya rejeki supaya bisa benerin atap yang sudah mulai rengkah.' Kami saja lupa, tapi ia yang cuma modal nguping ternyata ingat dan peduli. Itu bisa jadi bukti bagaimana konsep kedekatan dengan Tuhan lewat doa sudah bisa mereka cerna, meski masih balita.
Kalau menghindarkan anak-anak dari degradasi moral itu penting, caranya bagaimana? Ada banyak cara. We have to be creative. Salah satunya yang efektif tentu dengan membacakan dongeng sebelum tidur kepada mereka. Tidak butuh biaya besar, mudah dilakukan dan besar manfaatnya.
Kalau kita cermati, Yesus dalam menyampaikan pengajaranNya kerap menggunakan banyak perumpamaan. Berbagai perumpamaan itu jelas sangat memudahkan orang yang mendengar atau membaca, bahkan hingga hari ini, untuk menangkap pesan-pesan, mengerti kebenaran-kebenaran, teguran dan juga isi hati Tuhan. Di masa itu sudah banyak berkembang berbagai bentuk pengajaran dunia yang bertentangan dengan kebenaran Kerajaan Surga, sehingga Yesus harus merubah secara radikal agar manusia tidak terus tersesat. Dalam keadaan seperti itu, untuk memahami dan menerima bisa menjadi sangat sulit sehingga tepatlah apabila Yesus mengajarkan lewat perumpamaan-perumpamaan. Itu membuat manusia bisa lebih mudah menerima pengajaran yang akan sangat menentukan dalam menerima segala sesuatu yang baik dari Tuhan termasuk di dalamnya jaminan keselamatan.
Sekarang coba pikirkan betapa baiknya apabila saat-saat sebelum tidur anak-anak kita diberikan pemahaman tentang Firman Tuhan dengan disertai cerita-cerita yang mudah mereka pahami. Berbagai contoh bisa diberikan sesuai kemampuan nalar mereka di usia seperti itu. Sayang sekali masih banyak yang tidak menyadari manfaat yang bisa dicapai oleh anak-anak lewat mendongeng sebelum tidur ini. Banyak yang merasa malas dan menganggap hal itu cuma buang-buang waktu saja. Padahal, momen ini adalah momen emas baik buat membangun hubungan yang erat dengan anak-anak maupun untuk mengajarkan kebijaksanaan terutama mengenalkan Firman Tuhan sejak dini, mengajarkan tentang budi pekerti, etika dan nilai-nilai luhur yang tentu akan sangat berguna dalam pembentukan karakter mereka.
(bersambung)
Saturday, May 6, 2023
Dongeng Pengantar Tidur (2)
(sambungan)
Dongeng sebelum tidur tampaknya biasa saja. Bahkan di jaman sekarang semakin jarang orang tua yang punya waktu untuk melakukan itu kepada anaknya, atau mereka tidak lagi merasa itu berguna. Berbagai dongeng sebelum tidur alias bedtime stories yang baik biasanya berisi banyak pesan moral yang akan baik buat masa depan anak-anak. Banyak yang bisa diambil dari Alkitab, banyak pula yang sekuler tapi mengandung pesan moral yang sangat baik. Ada banyak pelajaran yang bisa mereka petik dari sana. Selain anak-anak bisa tidur dengan lebih mudah dan nyaman, biasanya akan terbentuk ikatan kuat antara anak dan sosok yang rajin mendongeng buat mereka. Dan tentu saja seperti yang saya katakan tadi, berbagai keteladanan, pendidikan moral/etika maupun pelajaran-pelajaran yang berharga akan sangat berguna buat mereka ke depannya.
Banyak penelitian yang mengatakan bahwa anak-anak akan lebih mudah menangkap pesan-pesan moral, petuah atau pengajaran di rumah pada saat menjelang tidur. Mereka biasanya lebih berkonsentrasi karena minim gangguan dari sekitarnya seperti di siang hari dan momen personal itu pun biasanya merekatkan hubungan dengan yang biasa mendongeng sehingga apapun yang disampaikan lewat cerita akan meresap lebih baik bagi mereka.
Dalam renungan terdahulu saya sudah menyampaikan bahwa di masa yang sukar, rumah tangga harus menjadi benteng yang kokoh dalam menanamkan nilai-nilai luhur bagi anak-anak. Orang tua seharusnya mau meluangkan waktu khusus dengan sengaja, bukan dipaksakan atau hanya meluangkan waktu sisa untuk anak-anaknya. Harus ada waktu khusus untuk mendidik mereka akan budi pekerti, etika, nilai-nilai moral dan prinsip hidup menurut Kerajaan Allah. Atau minimal agar para orang tua bisa mengenal kepribadian anaknya secara mendalam, karena percayalah, semakin kesini semakin banyak orang tua yang tidak lagi kenal siapa anaknya secara pribadi. Mungkin kenal wajahnya, tapi tidak kenal dengan kepribadiannya.
Selain itu, sangat penting pula bahwa anak-anak harus diperkenalkan sejak dini pada sosok Kristus yang benar. Dan ini bukan pekerjaan sambil lalu atau cukup satu-dua kali, tetapi mengacu kepada Ulangan 6:7-8, "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu."
(bersambung)
Friday, May 5, 2023
Dongeng Pengantar Tidur (1)
Ayat bacaan: Ulangan 11:19
====================
"Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun"
Sejak masih belum dua tahun anak saya sudah mulai kami bacakan dongeng pengantar tidur alias bedtime stories. Meski ia di umur segitu mungkin belum mengerti, tapi kami memulai saja lebih cepat minimal agar ia terbiasa dengan atmosfirnya, dan agar ia mulai menangkap kata demi kata. Itu dulu target awal kami. Kalau mengenalkannya dengan buku sudah kami mulai sejak usia 3 bulan, dan ia sangat suka walau letak buku masih terbalik-balik karena ia belum mengerti.
Kalau soal buku, saya ingin ia punya budaya senang membaca sejak kecil yang nanti akan sangat berguna bagi perkembangan pengetahuannya secara umum. Untuk bedtime stories atau dongeng pengantar/sebelum tidur, selain itu bisa menjadi momen spesial antara dia dan orang tuanya, itu juga berdasarkan pengalaman pribadi saya.
Saya ingat betul bahwa ibu dan nenek saya secara rutin membacakan dongeng sebelum tidur. Kebanyakan yang diceritakan adalah dongeng rakyat atau karya pengarang-pengarang terkenal seperti H.C. Andersen, terkadang mereka mengarang sendiri ceritanya. Tidak jarang mereka masih terus bercerita atau ngasal saja karena sudah mengantuk. Baik nenek dan ibu saya sekarang sudah pulang ke rumah Bapa, tapi apa yang mereka ceritakan masih melekat erat di ingatan saya hingga hari ini. Padahal itu terjadi di usia saya masih balita. Sudah puluhan tahun, tapi memorinya masih melekat dengan sangat jelas. Bahkan cerita-cerita mereka pun masih saya ingat sampai sekarang. Kalau menempel di ingatan, berarti itu berkesan dan ada manfaatnya.
Ada banyak pesan, nasihat dan keteladanan yang saya petik dari cerita-cerita mereka yang sampai sekarang masih relevan dan berguna. Karena itulah saya dan/atau istri saya tidak pernah melewatkan membacakan atau menceritakan bedtime stories hingga di usianya yang sudah 4 tahun saat ini. Yang lucu adalah, ia sekarang pun sudah bisa mengarang cerita sendiri, dan suka gantian membuat bedtime stories karangan sendiri untuk kami.
(bersambung)
Thursday, May 4, 2023
Mempersiapkan Anak di Masa Sukar (6)
(sambungan)
Masa yang sukar memang harus terjadi di akhir zaman. Tapi kita bisa berbuat sesuatu agar anak cucu kita bisa menjadi terang yang menyatakan Kristus di tengah kondisi itu. Semakin sukar masanya, itu artinya semakin diperlukan agen-agen Kerajaan yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik, menyatakan karakter Kristus secara benar dan membawa banyak jiwa untuk diselamatkan.
Masa yang sukar bukan berarti kita juga harus ikut-ikutan sukar. Masa yang sukar menunjukkan bahwa kita tidak boleh santai dan lengah. Sekarang saatnya. Ingatlah bahwa pendidikan, pengajaran, penanaman nilai pada anak-anak dan pengenalan akan Tuhan kepada mereka adalah hal yang harus kita pertanggungjawabkan.
Degradasi moral, kemerosotan nilai, rusaknya akhlak, budi pekerti dan etika merupakan lahan kerja yang harus kita seriusi. Anak-anak kita bagaikan anak panah di tangan pahlawan yang harus diarahkan untuk mencapai sasaran dengan tepat. Apa yang kita hadapi tidaklah mudah. Masa sukar masih akan terus berlangsung. Sekali lagi, bukan hanya soal ekonomi tapi terlebih kemerosotan moral, disintegrasi, intoleransi dan sejenisnya yang bisa mengarah pada tindak-tindak kekerasan dan kekejaman. Juga adanya penyesatan-penyesatan dalam berbagai bentuk yang kalau tidak disikapi benar bisa membuat kita, atau anak-anak kita terseret arus itu.
Jangan sampai mereka malah ikut ke dalam arus penyesatan yang buruk, tapi pastikan keluarga menjadi benteng kokoh untuk membangun nilai dimana anda sebagai orang tua berperan aktif dalam membangun karakter mereka sesuai prinsip Kerajaan.
Be a blessing in times of trouble, prepare our children to be ready to face these difficult times
Wednesday, May 3, 2023
Mempersiapkan Anak di Masa Sukar (5)
(sambungan)
Dikatakan anak-anak pada masa muda, karena kita harus mulai mengarahkan mereka sejak di usia dini. Biasanya anak-anak akan menjadi semakin sulit diatur dan diajarkan apabila sudah mulai beranjak dewasa atau memasuki masa puber, oleh karena itu yang terbaik adalah mengenalkan mereka kepada Tuhan dan kebenaran-kebenaran FirmanNya, mengajarkan etika, kesopanan dalam berbicara dan bertingkah laku dan nilai-nilai luhur lainnya sejak mereka masih kecil. Kita bisa melihat bahwa sesungguhnya peran orang tua terhadap masa depan anaknya sangatlah krusial.
Jika kita melihat ayat sebelumnya Tuhan sudah mengingatkan bahwa anak adalah milik pusaka, pemberian atau anugerah dari Tuhan (ay 3). Ingatlah bahwa itu berarti kita yang dititipkan punya tanggungjawab besar untuk mengarahkan mereka menghadapi arus dunia yang penuh dengan kesesatan. Siapa anak-anak kita kelak akan sangat tergantung dari bagaimana kita mengarahkannya, apakah kita sudah menjadi sosok pahlawan seperti yang diinginkan Tuhan atau membiarkan mereka terseret arus dan menjadi orang-orang yang tidak berdampak atau malah mengganggu lingkungan. Dan kalau mereka tumbuh dewasa dengan karakter Ilahi yang kuat, ayat dalam Mazmur ini pun mengatakan bahwa orang tua pun kelak tidak akan mendapatkan malu melainkan bangga.
Membangun komunikasi dengan anak merupakan hal yang sangat penting agar orang tua bisa mentransfer nilai atau value Kerajaan kepada anak-anaknya. Banyak orang tua yang sudah terlalu lelah ketika sampai di rumah sehingga mereka tidak lagi mau mendengar cerita anak-anaknya. Belajarlah mendengar mereka, dengarkan cerita mereka tentang apa yang mereka alami seharian tadi, apa yang bisa anda ajarkan dari pengalaman mereka tersebut dan berikan nasihat. Jangan jadi orang tua yang hanya memerintah dan menegur atau marah, tetapi jadilah orang tua yang bisa bertindak sebagai teman. Bergembiralah bersama mereka, besarkan hati mereka di saat down, mereka sangat membutuhkan itu. Itu akan menjadikan anda sebagai orang tua yang peka terhaap suasana hati anak. Jangan hanya sambil lalu saat meluangkan waktu bersama mereka, alias sambil mengerjakan sesuatu yang lain. Fokuslah dengan mengarahkan semua perhatian anda pada mereka. Itu akan sangat mempermudah proses penanaman nilai-nilai tersebut. Yang tidak kalah pentingnya, para orang tua harus menjadi contoh nyata dari semua yang diajar atau ditanamkan. Tanpa demikian, niscaya nilai tersebut tidak akan kuat berakar di dalam diri anak-anak.
(bersambung)
Tuesday, May 2, 2023
Mempersiapkan Anak di Masa Sukar (4)
(sambungan)
Alkitab sejak semula mengatakan bahwa tugas orang tua adalah untuk mengajarkan kebenaran Firman kepada anak-anaknya, bukan cuma sekali tapi berulang-ulang sehingga Firman itu bisa meresap betul ke dalam sendi-sendi kehidupan mereka. "haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (Ulangan 6:7-8). Dalam versi English amplified disebutkan lebih rinci: "You shall whet and sharpen them so as to make them penetrate, and teach and impress them diligently upon the [minds and] hearts of your children, and shall talk of them when you sit in your house and when you walk by the way, and when you lie down and when you rise up."
Lihatlah bahwa peran orang tua bagi anak bukan cuma mencukupi kebutuhan makan, sekolah dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang bisa dipenuhi dengan kucuran finansial tetapi lebih dari itu, pendidikan moral dan nilai-nilai luhur pun merupakan tanggung jawab orang tua yang tidak boleh diabaikan. Masalahnya adalah, untuk bisa melakukan ini orang tua mau tidak mau, suka tidak suka harus rela meluangkan waktu kepada anak-anaknya secara khusus dan bukan hanya mempergunakan waktu sisa saja alias kapan sempat.
Ada yang bilang kalau yang penting adalah waktu berkualitas alias quality time. Tapi jangan lupa bahwa waktu berkualitas itu pun harus diikuti oleh kuantitas yang cukup. Kalau di rumah saja jarang, ketemu anak saja susah, bagaimana bisa berharap bisa membekali anak? Singkatnya, orang tua harus bisa meluangkan waktu dengan sengaja dan tidak hanya sibuk bekerja. Kalau kesibukan begitu padat, memasukkan waktu bersama anak dan keluarga ke dalam agenda kegiatan mungkin bisa menjadi solusi yang baik. Yang penting adalah anak-anak terutama mereka yang masih dalam masa pertumbuhan memiliki waktu-waktu khusus bersama orang tuanya dimana mereka bisa diajarkan tentang nilai-nilai kebenaran, prinsip-prinsip Kerajaan dan pengenalan yang benar akan Kristus. Itu akan menjadi sangat berguna bagi masa depan mereka. Itu akan membentuk pribadi mereka sebagai orang-orang berintegritas dengan karakter tangguh, kuat dan mencerminkan terang di manapun mereka ditempatkan.
Kitab Mazmur kembali mengingatkan hubungan penting antara orang tua dan pembentukan karakter anak. "Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang." (Mazmur 127:4-5).
(bersambung)
Monday, May 1, 2023
Mempersiapkan Anak di Masa Sukar (3)
(sambungan)
Lihatlah bahwa apa yang dimaksud Paulus dengan masa yang sukar , dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan 'perilous times of great stress and trouble, hard to deal with' bukanlah berbicara hanya soal ekonomi semata melainkan tentang berbagai bentuk kerusakan atau kehancuran nilai-nilai moral. Dimanapun tempatnya, apabila nilai-nilai ini hancur atau merosot, maka masa yang sukar akan segera terjadi.
Kalau kita perhatikan satu persatu hal yang disebutkan Paulus di atas, bukankah semua itu sekarang terjadi di sekitar kita. Orang hanya peduli diri sendiri, egois, dan tidak lagi mempedulikan orang lain. Orang menghamba pada uang dan jabatan, orang menyebarkan berita kebohongan tanpa peduli bahwa tindakan itu selain bisa menghilangkan nyawa orang lain tapi juga terus mendatangkan ketidakstabilan pada negara yang akan berakibat pada tingkat kesulitan yang jauh lebih besar untuk hidup. Orang tidak lagi mengasihi, gelap mata, saling merugikan, tindak kejahatan dan kekerasan yang semakin meluas, dan semua itu bukan lagi hal yang langka. Semakin banyak orang yang bukannya menjauhi tapi malah mencintai dosa.
Kondisi saat ini menunjukkan hal yang sama. Nilai luhur tidak lagi menjadi prioritas, kalah dibanding pengejaran status, jabatan dan hal-hal lain demi kepentingan pribadi. Hal-hal seperti budi pekerti, moral, etika menjadi sesuatu yang tidak lagi penting, bahkan sudah lenyap dari kehidupan banyak orang. Membangun status lebih diutamakan daripada pembangunan karakter. Tidaklah mengherankan kalau kemudian manusia semakin jauh kehilangan nilai-nilai luhur atau integritas moral. Dengan kondisi sedemikian, benarlah kita sedang mengalami masa-masa yang sukar.
Bagaimana untuk melakukan upaya perbaikan? Banyak orang yang sudah lupa bahwa keluarga merupakan sumber utama yang dibutuhkan untuk membangun nilai-nilai moral. Di zaman sekarang banyak orang tua yang keduanya bekerja, atau kalaupun tidak dua-duanya, banyak yang hanya menyerahkan anak kepada orang lain untuk dididik. Sekolah dianggap paling bertanggungjawab terhadap pembangunan akhlak dan budi pekerti, mengajar moral dan etika, padahal keluarga lah sebenarnya yang merupakan benteng yang kuat untuk membangun nilai.
(bersambung)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...