Monday, July 10, 2023

Pilihan Salomo (2)

 (sambungan)

Hidup ini sejatinya penuh pilihan yang menentukan keputusan, dan keputusan bisa mempengaruhi hari kita bahkan dalam kerangka lebih besar, bisa mempengaruhi hidup kita. Dari saat awal bangun tidur kita sudah di'paksa' untuk memilih. Mau malas-malasan sebentar atau langsung bangun? Mau saat teduh atau mandi dulu, atau mau pergi olah raga pagi? Sarapan atau tidak? Kalau sarapan, mau roti, bubur, nasi atau biskuit sarapan pagi? Wah susunya habis.. mau pergi beli dulu ke warung dekat rumah atau lanjut saja tanpa susu? Kopi atau teh? Pakai baju apa? Mau naik apa berangkatnya? Kalau naik kendaraan pribadi, mau mengambil jalan yang terdekat tapi macet atau memutar sedikit dengan pertimbangan lebih lancar?

Lantas setibanya di kantor anda mungkin akan terlibat dalam pengambilan keputusan yang akan menentukan arah perusahaan tempat anda bekerja. Setelah selesai mau langsung pulang atau mampir ke tempat lain dulu? Di rumah mau langsung makan malam atau mandi? Hingga malam saat naik ke tempat tidur, apakah anda mau langsung menutup mata dan tidur atau main-main di sosial media dahulu sebelum tidur? Atau baca buku? Atau doa? Anda tidur, dan pagi harinya anda akan bertemu lagi dengan pilihan-pilihan yang membutuhkan keputusan anda.

Untuk pilihan-pilihan yang ringan mungkin tidak akan ada masalah. Tapi untuk sesuatu yang serius dan berdampak panjang, bagaimana jika kita memilih sesuatu yang salah, padahal kesempatan memilih cuma diberikan satu kali saja?

Hari ini mari kita lihat kitab 1 Raja Raja 3 ketika Tuhan memberikan Salomo untuk membuat satu permintaan sebagai bentuk penghargaan Tuhan atas keseriusan Salomo dalam mengasihiNya.

Apa yang membuat Tuhan menilai tinggi keseriusan Salomo? Pada saat itu belum ada Rumah Tuhan sehingga untuk mempersembahkan kurban orang harus naik ke bukit-bukit. Salomo memang luar biasa dan berbeda. Selain ia dikatakan hidup menurut ketetapan Daud, ayahnya, ia pun secara teratur mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit tempat pengorbanan tersebut. (ay 3). Itu adalah sebuah kualitas hidup mengasihi Tuhan yang ternyata benar-benar menyukakan hati Tuhan.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...