Thursday, August 31, 2023

Belalang (2)

 (sambungan)

Menarik jika melihat bagaimana seramnya serbuan pasukan belalang ini dalam Alkitab. Itu bisa kita lihat dalam kisah pada saat Musa hendak membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Meski Musa sudah mengingatkan Firaun akan konsekuensi yang akan dialami jika ia terus bandel tidak mau melepas bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Firaun tetap mengeraskan hatinya.

Kebandelan Firaun ini kemudian mendatangkan serangkaian tulah menimpa bangsanya. Salah satu dari tulah itu, yaitu tulah ke delapan adalah segerombolan belalang dalam jumlah yang begitu besar.

Alkitab mencatatnya seperti ini: "Datanglah belalang meliputi seluruh tanah Mesir dan hinggap di seluruh daerah Mesir, sangat banyak; sebelum itu tidak pernah ada belalang yang demikian banyaknya dan sesudah itupun tidak akan terjadi lagi yang demikian. Belalang menutupi seluruh permukaan bumi, sehingga negeri itu menjadi gelap olehnya; belalang memakan habis segala tumbuh-tumbuhan di tanah dan segala buah-buahan pada pohon-pohon yang ditinggalkan oleh hujan es itu, sehingga tidak ada tinggal lagi yang hijau pada pohon atau tumbuh-tumbuhan di padang di seluruh tanah Mesir." (Keluaran 10:14-15).

Lihatlah bahwa gerombolan belalang bisa begitu mengerikan. Mereka menutup semua daerah Mesir sampai-sampai negeri itu menjadi gelap tertutup belalang. Semua tumbuhan dan tanaman musnah. Bukan cuma pertanian tapi juga semua tumbuhan dan buah-buahan ludes tak bersisa. Akibatnya, dari sebuah negeri yang subur, Mesir berubah menjadi gurun gersang dalam seketika.

Satu belalang itu lemah, tapi dalam jumlah banyak belalang bisa mendatangkan masalah besar. Tidak kalah menariknya, Agur bin Yake melihat belalang dari sisi lain.

(bersambung)

Wednesday, August 30, 2023

Belalang (1)

 Ayat bacaan: Amsal 30:27
========================
"The locusts have no king, yet they go forth all of them by bands"


Entah apa menariknya, tapi putri saya menyukai binatang-binatang yang tidak lazim disukai anak-anak, tentu saja disamping jenis hewan peliharaan seperti anjing, kucing, kelinci atau hamster yang juga sangat ia sukai. Selain hewan piaraan ini, ia sangat tertarik pada siput dan belalang. Saking sukanya, ia terus erusaha untuk memberi makan belalang atau siput. Ia tidak takut dilompati belalang yang hinggap di tangan atau badannya, tapi tidak pernah berhasil memegang karena belalang tentu akan segera melompat kalau hendak disentuh. Didekati saja mereka pasti langsung meloncat jauh.  

Saya rasa jarang sekali ada orang yang takut pada belalang. Mungkin geli, tapi tidak kalau takut. Secara umum, berbagai spesies belalang bukanlah hewan yang perlu ditakutkan karena bukan hewan berbisa, menggigit apalagi buas. Belalang malah kerap dijadikan mangsa oleh hewan-hewan lainnya yang lebih besar. Anak-anak yang lebih besar akan dengan mudah menangkap belalang asal gerakan mereka bisa lebih cepat dari reaksi belalang untuk melompat. Melompat merupakan cara belalang untuk menyelamatkan diri. Ada pula yang bisa terbang.

Ya, belalang memang bukan hewan yang perlu ditakuti seperti halnya ular, tarantula, kalajengking atau hewan-hewan buas seperti singa atau harimau. Itu kalau satu-dua ekor. Tapi coba bayangkan seandainya belalang yang datang bukan satu-dua ekor melainkan ratusan bahkan ribuan sekaligus. Itu lain cerita.

Belalang tidak jarang ramai-ramai menyerang persawahan sehingga bagi petani, belalang seringkali disebut hama. Kerusakan yang bisa ditimbulkan belalang ini cukup masif, karena tanaman bisa sangat cepat rusak jika diserang hama belalang. Bukan hanya menyerang atau memakan daun, tapi belalang pun ternyata menyerang batang dan tangkai pada tanaman. Jika ini terjadi, bisa dibayangkan berapa besar kerugian yang akan dialami para petani.

Bandingkanlah satu-due ekor dengan saat mereka jadi hama berjumlah ratusan atau ribuan. Perbedaannya sungguh nyata. Satu-dua ekor belalang tidak berbahaya, tapi kalau banyak bisa sangat merugikan.

(bersambung)

Tuesday, August 29, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (10)

 (sambungan)

Hendaklah kita sebagai orang percaya tampil menjadi warganegara yang baik. Hormati dan tunduklah pada pemimpin kita, jangan hanya mengeluh dan membuat segalanya semakin sulit. Sebab firman Tuhan berkata: "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." (Ibrani 13:17). Dan Petrus pun mengingatkan hal yang sama, untuk tunduk kepada pemerintah demi nama Allah. "Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi.." (1 Petrus 2:13).

Akan sangat membantu jika kita anak-anak Tuhan bersepakat untuk melakukan apa yang difirmankan Tuhan untuk kita lakukan. Dan tentu saja, berdoalah bagi bangsa. Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang termasuk bagi pemimpin-pemimpin kita dan juga untuk bangsa dan negara kita. Sedalam apa kita mencintai negeri ini? Betul, masih banyak yang harus dibenahi, masih banyak yang harus dikerjakan dan diusahakan. Untuk itulah kita harus berperan serta, baik lewat perbuatan nyata maupun memanjatkan doa-doa syafaat bagi bangsa ini.

Jadilah orang percaya yang peduli. Ingatlah bahwa kita diselamatkan untuk menjadi berkat buat orang lain, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang bisa menyelamatkan orang lain (Efesus 2:10), termasuk buat bangsa dan negara kita.

Jadilah orang percaya yang melakukan kerja nyata dan rajin mendoakan bangsanya

Monday, August 28, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (9)

 (sambungan)

Kemudian, "Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!" (ay 17-19).

Dalam doanya, Daniel menempatkan diri dari bagian kota dan bangsanya. Ia tidak mengatakan 'mereka' tapi 'kami'. Artinya Daniel tahu bahwa kesejahteraannya akan sangat tergantung dari kesejahteraan dimana ia tinggal sekaligus menunjukkan bentuk cintanya terhadap kota dan bangsanya.

Seperti Daniel, kita sebagai anak-anak Tuhan pun seharusnya bisa melihat dari sisi yang sama. Jika bukan kita, siapa lagi yang bisa berdoa agar Tuhan menjauhkan segala malapetaka dari negara kita, agar Tuhan berkenan memberkati bangsa dan negara kita ini. Lantas jangan berhenti disitu, tapi lanjutkan pula dengan melakukan perbuatan-perbuatan nyata sesuai dengan panggilan masing-masing yang sesuai pula dengan kebenaran dan tidak melanggar ketetapanNya.

Sudahkah kita melakukan karya nyata bagi kota, bangsa dan negara kita? Sudahkah kita mendoakan para pemimpin?  Sudahkah kita menjadi anak-anak Tuhan yang tidak egois, tidak apatis dan peduli dengan kemakmuran serta kemajuan bangsa kita? Sudahkah kita ambil bagian sesuai porsi kita dan berdoa syafaat bagi bangsa kita? Sebagai anak bangsa, sudah selayaknya kita melakukan itu.

(bersambung)

Sunday, August 27, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (8)

 (sambungan)

Perhatikanlah sebuah fakta bahwa Tuhan tidak ingin satupun dari kita untuk binasa, Dia tidak pernah bersenang hati melihat kehancuran kita yang hidup di sebuah negara dan bangsa, karena Dia adalah Bapa yang penuh kasih. Bukankah Tuhan sudah terlebih dahulu bergerak dengan datangnya keselamatan yang dianugerahkan lewat Kristus untuk semua bangsa, semua golongan, semua ras, tanpa terkecuali? Tapi bagi yang sudah selamat, sudahkah kita meluangkan waktu untuk mendoakan bangsa kita sendiri? Kuasa doa itu sesungguhnya amat besar, apalagi jika dilakukan oleh orang yang benar. "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).

3. Kesejahteraan kota = kesejahteraan kita

Bagi saya, sangatlah menarik untuk dicermati bahwa Daniel menggunakan kata "kami" dan bukan "mereka". Daniel memiliki dan menunjukkan sebuah bentuk kerendahan hati untuk tidak bermegah diri meski dia sendiri sudah mengaplikasikan hidup benar dan akrab dengan Tuhan sejak semula. Daniel mengasihi bangsanya, ia peduli terhadap nasib bangsanya dan dalam doanya ia memakai kata 'kami' yang menunjukkan kesadarannya bahwa ia merupakan bagian dari bangsanya. Jika bangsanya menderita, ia pun akan turut menderita. Sebaliknya jika bangsanya makmur dan sejahtera, maka ia pun akan menjadi bagian yang bisa menikmati itu.

Sekali lagi, saya yakin Daniel mengerti bahwa meski ia tidak berbuat satupun kesalahan. Tapi biar bagaimanapun ia tetap merupakan bagian yang terintegrasi dengan bangsa yang saat itu tengah memberontak, tengah berperilaku fasik, bangsa yang bergelimang perilaku menyimpang dan dosa. Selain itu, Daniel sadar betul bahwa jika bukan dia, siapa lagi yang harus berdoa agar malapetaka dan murka Tuhan dijauhkan dari bangsanya?

Lihatlah bagaimana Daniel berdoa. "Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami." (Daniel 9:16).

Kemudian...

(bersambung)

Saturday, August 26, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (7)

 (sambungan)

Untuk contoh kecil saja yang menggambarkan kepedulian orang percaya akan pentingnya berdoa bagi kota, bangsa dan negara ini, perhatikan berapa banyak jemaat yang masih bertahan dan berapa yang lebih memilih pulang duluan karena takut terjebak macet, saat ibadah raya akan ditutup dengan doa bagi kota, bangsa, negara beserta para pemimpinnya? Itu bisa menunjukkan sebesar apa kepeduliaan dari orang percaya akan nasib kota, bangsa dan negaranya.

Akan hal ini, mari kita lihat apa yang pernah dilakukan Daniel sekian ribu tahun yang lampau. Pada saat itu Daniel menyadari betapa bangsanya telah jatuh ke dalam begitu banyak kesalahan. Daniel mungkin bisa saja memilih diam mengingat dia bukanlah termasuk salah satu dari orang-orang dari bangsanya pada saat itu yang berbuat kejahatan di mata Tuhan. Tapi lihatlah bahwa Daniel memilih untuk melakukan sesuatu lewat doa. Dia mengambil waktu untuk berdoa bukan difokuskan untuk dirinya sendiri tetapi untuk bangsanya.

Agar lebih jelas, bacalah seluruh isi doa Daniel yang tertulis dalam Daniel 9:1-19 maka kita bisa melihat seperti apa bentuk doa yang ia tujukan bagi bangsanya.

Dalam surat untuk Timotius, Paulus mengatakan demikian: "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1 Timotius 2:1-2). Mengapa demikian? Karena "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran." (ay 3-4).

(bersambung)

Friday, August 25, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (6)

 (sambungan)

Firman Tuhan sudah berkata bahwa "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Perhatikan bahwa segala yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan baik sudah dilengkapi oleh Allah lewat Kristus buat kita dan tentu saja itu  termasuk dalam mengusahakan kesejahteraan dan keselamatan bangsa.

Dan Tuhan mengatakan bahwa Dia mau kita hidup di dalamnya. Kemampuan, kesanggupan, kekuatan dan bekal-bekal lainnya sudah Dia persiapkan. Tinggal kesediaan, kesadaran dan kesungguhan kita saja yang dibutuhkan. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk mengelak dari kewajiban ini. Jalani sesuai panggilan masing-masing. Perbuatan kecil atau besar bukan masalah, selama semuanya dilakukan demi kemuliaan Tuhan dan bukan atas motivasi-motivasi lain. It's time for us to do something real, work on it like we really, really mean it. Mau bangsa ini sejahtera? Kalau mau, usahakan. Apa yang bisa kita lakukan? Apa peran nyata yang positif yang bisa kita lakukan hari ini juga tanpa harus menunggu lama? Kalau sudah ketemu, segera usahakan, usahakan dan usahakan.

2. Berdoa syafaat bagi kota, bangsa dan negara

Setelah 'mengusahakan kesejahteraan kota', selanjutnya ayat Yeremia 29:7 mengatakan "...dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN...". Doa syafaat untuk bangsa dan negara merupakan keharusan bagi setiap orang percaya. Sayangnya sedikit yang menyadari pentingnya hal ini dan lebih cenderung mengarahkan doa hanya dengan berpusat kepada keinginan-keinginan untuk keperluan diri sendiri saja.

Mengacu kepada ayat dalam Yeremia ini, mengusahakan kesejahteraan kota dan berdoa bagi kota (dan bangsa) merupakan kesatuan yang tidak boleh dipisahkan dan keduanya sama pentingnya.

(bersambung)

Wednesday, August 23, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (4)

 (sambungan)

Dalam kitab Yeremia ada sebuah ayat yang menunjukkan peran orang percaya dalam hubungannya dengan kesejahteraan kota dimana kita/mereka tinggal yang saya jadikan ayat bacaan kali ini dalam hal memperingati hari proklamasi kemerdekaan kita.

"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7).

Bagi saya ayat ini berbicara sangat banyak meski bentuknya hanya terdiri atas satu kalimat singkat saja. Mari kita bahas satu persatu.

1. Mengusahakan itu membutuhkan kerja nyata

"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, DAN berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN..."

Pertama mari kita lihat dari segi urutan kata. Kata "dan" pada ayat ini menunjukkan adanya dua aktivitas berbeda namun saling berhubungan. Usahakanlah kesejahteraan kota, itu ditempatkan di depan, selanjutnya berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan.

Artinya terlepas dari panggilan kita sebagai anak Tuhan untuk terus memanjatkan doa syafaat atas kota, bangsa dan negara kita, termasuk para pemimpin di dalamnya, dan itu adalah hal yang sangat penting, perlu dan wajib, adalah sangat penting pula bagi kita untuk melakukan sesuatu secara nyata demi kesejahteraan kota dimana kita tinggal.

Sangat disayangkan melihat tidak banyak gereja yang mau keluar dari balik dinding-dindingnya untuk menjangkau kehidupan di luar tembok gereja dengan melakukan sesuatu secara nyata, bahkan tidak jarang pula melihat banyak gereja hari ini masih bergumul di lingkungannya sendiri, belum mampu mengatasi perbedaan dan mengedepankan persatuan yang jelas sangat diperlukan untuk bisa membawa perubahan-perubahan berarti di luar sana.

Mendoakan itu jelas perlu dan penting, dan itu jelas sesuai firman Tuhan. Tentu saja itu sangat benar. Tetapi firman Tuhan dalam Yeremia 29:7 mengajak kita untuk kembali menyadari apa yang sebenarnya diinginkan Tuhan untuk kita lakukan. Seberapa jauh gereja dan jemaatnya hari ini mau berfungsi nyata dalam kehidupan disekitarnya demi mengusahakan kesejahteraan kota seperti panggilan Tuhan itu? Mendoakan itu sangat penting. Doa punya kuasa yang luar biasa, apalagi jika dilakukan oleh orang benar. (Yakobus 5:16b). Tapi sebuah tindakan nyata yang aktif juga merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita pikirkan dan lakukan, begitu pentingnya bahkan kata "usahakan" itu diletakkan di depan, baru disusul dengan kata "berdoa".

(bersambung)

Tuesday, August 22, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (3)

 (sambungan)

Itu bisa kita lihat lewat kisah pada saat Abraham memohon kepada Tuhan agar Dia mengurungkan niatNya memusnahkan Sodom beserta isinya dalam Kejadian 18. Abraham memohon: "Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (Kejadian 18:25). Tuhan meresponnya seperti ini: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." (ay 26). Ternyata disana saat itu jumlah orang benar ada dibawah 50 orang. Tawar menawar terus terjadi, hingga "Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." (ay 32). Seandainya ada 10 orang saja yang sungguh-sungguh hidup benar maka Tuhan tidak akan menghukum Sodom sekeras itu.

Mengingat bahwa Tuhan memutuskan untuk menghukum Sodom, artinya jumlah orang benar yang hidup disana sudah teramat sangat kecil, atau mungkin malah tidak ada sama sekali lagi. Padahal jika ada 10 orang saja, 10 orang benar, orang peduli dan tidak apatis, orang yang taat dan takut akan Tuhan, Tuhan akan mengampuni bangsa Sodom beserta semua orang yang hidup didalamnya. 10 orang saja, itu bukan jumlah yang mustahil mau seminoritas apapun. 10 orang saja, itu sudah mampu menggerakkan Tuhan untuk meluputkan segala hal buruk bagi suatu bangsa.

Seperti apa orang benar yang dimaksud Tuhan ini? Orang benar bukanlah sekedar orang yang mengaku percaya saja tetapi mereka yang mengamalkan, menerjemahkan atau mewujudkan imannya ke dalam bentuk-bentuk perbuatan nyata. Bukan sekedar mengaku lantas di saat yang sama ikut melakukan perbuatan-perbuatan buruk, bukan sekedar mengaku lalu hidupnya masih sama sekali tidak mencerminkan pribadi Kristus, bukan pula orang-orang yang tampak seolah suci tetapi hanya diam saja tanpa melakukan apapun bagi bangsanya. Bukan pula orang yang mengaku percaya dan mengaku sudah dimerdekakakan oleh Kristus, tapi masih terus hidup dalam bentuk-bentuk 'penjajahan' alias perilaku dan kebiasaan buruk.

Jadi bisa saja ada ribuan bahkan jutaan orang yang mengaku sebagai umatNya, tetapi kalau tidak berbuat apa-apa atau malah masih lemah sehingga terus terseret ke dalam berbagai penyimpangan kebenaran firman dan belum aktif sebagai pelaku firman, maka semuanya akan sia-sia saja.

(bersambung)

Monday, August 21, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (2)

 (sambungan)

Ada orang yang pernah berkata kepada saya bahwa ia merasa tidak perlu berbuat apa-apa karena apalah artinya satu orang dibanding sekian ratus juta orang lainnya dalam membenahi perjalanan bangsa ini ke depan. Kalaupun ada, ya cukup panjatkan doa syafa'at, selebihnya urusan atau kebijaksanaan Tuhan. Tapi benarkah demikian? Ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah mau atau suka melihat anak-anakNya hanya diam saja tetapi iman yang ada di dalam diri kita wajib dicurahkan lewat berbagai bentuk tindakan nyata. Mungkin kecil, mungkin terlihat tidak membawa perubahan apa-apa dalam waktu singkat, tetapi percayalah apapun yang baik yang kita lakukan sesuai dengan ketetapan dan kebenaranNya, seturut kehendakNya, sesuai panggilan kita masing-masing dan dilakukan demi namaNya tidak akan pernah berakhir sia-sia. Kalaupun di dunia ini belum berdampak besar, setidaknya di mata Tuhan itu akan punya nilai dan akan sangat diperhitungkan.

Masalahnya, banyak orang percaya yang hanya 'hidup' di dalam dinding gereja. Jangankan untuk bangsa, antar gereja saja sudah saling menjelekkan dan menjatuhkan. Bagaimana mau berbuat hal-hal baik di luar sana, bagaimana mau menyatakan kasih Allah kepada dunia jika jarak pandangnya hanya sempit seperti itu? Apapun yang dilakukan, kalaupun di luar, intinya hanya untuk membesarkan gereja sendiri, meskipun dalam ucapan mengatasnamakan Tuhan. Belum lagi mereka yang tega 'menjual' Tuhan demi keuntungan yang mereka terima.

Dari mana saya bisa bilang bahwa Tuhan tidak suka anak-anakNya hanya diam tanpa melakukan apa-apa demi bangsanya? Firman Tuhan banyak berbicara akan hal ini. Lihatlah ayat bacaan dalam renungan ini. Secara jelas seruan itu mengingatkan kita akan pentingnya peran aktif dan kerja nyata sebagai bagian dari bangsa dimana kita dilahirkan, dibesarkan dan hidup.

Tapi sebelum kita sampai kesana, saya mau mulai dengan ayat yang menggambarkan bahwa meski sedikit, kalau memang yang sedikit itu benar-benar mengamalkan firman Tuhan secara nyata, maka itu mampu mencegah turunnya murka Tuhan dan berkenan mencurahkan berkatNya bagi seisi bangsa.

(bersambung)

Sunday, August 20, 2023

Mengusahakan DAN Berdoa (1)

 Ayat bacaan: Yeremia 29:7
====================
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."


Tiga hari lalu kita baru saja memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Secara hukum negara kita adalah negara yang berdaulat. Kita sudah merdeka, lepas dari penjajahan dan bisa menata hidup bersama-sama sebagai satu bangsa yang senasib sepenanggungan. Arti merdeka itu, kalau saja semua anak bangsa ini merenungkan bersama-sama, sebenarnya punya nilai yang sangat tinggi yang seharusnya tidak henti-hentinya kita syukuri. Namanya merdeka, itu artinya kita punya hak untuk menentukan sendiri kemana kita akan melangkah, tidak lagi dalam tekanan dan penindasan dari bangsa lain.

Dengan bermodalkan jumlah penduduk yang hampir 300 juta jiwa, kekayaan alam yang melimpah, (sesuatu yang sebenarnya merupakan sebuah berkat luar biasa atas negeri ini yang sudah dicium sejak berabad-abad lalu oleh negara luar sehingga penjajahan kemudian harus kita terima hingga ratusan tahun), keragaman budaya yang luar biasa kaya, bayangkan kekuatan kita seandainya kita semua bersatu, bergandeng tangan berjuang bersama-sama. Memandang perbedaan bukan sebagai jurang pemisah tapi sebagai rahmat Allah untuk memperlengkapi kita untuk maju bersama. Bayangkan apabila seluruh pelaku mulai dari pemimpin, pejabat di segala tingkatan dan posisi, hingga rakyat mau mengesampingkan kepentingan pribadi dan sama-sama memikirkan nasib bangsa, lalu bersama-sama pula berbuat yang terbaik untuk bangsa ini. Saya yakin kita sudah menjadi negara raksasa dari kapan.

Sayangnya itu tidak terjadi, dan hanya menjadi utopia saja. Sang proklamator sudah mencium adanya potensi kehancuran yang justru bukan diakibatkan oleh penjajah dari luar, melainkan dari anak bangsa sendiri. Lihatlah pidato beliau di tahun 1954, saat beliau menyatakan bahwa perjuangannya lebih mudah karena melawan penjajah, tapi kelak perjuangan kita bukan lagi penjajah, tapi justru dari bangsa sendiri. Miris dan sedih rasanya melihat negara ini terus dihancurkan oleh bangsa sendiri. Sangatlah menyedihkan ketika melihat kemerdekaan justru dianggap melegalkan segala perbuatan dalam kebebasan tanpa kendali, tanpa batas, tanpa norma, etika dan tata krama. Seandainya, seandainya, dan seandainya, sepertinya tinggal itu yang bisa kita ucapkan.

Tapi benarkah demikian? Kalau jawabannya tidak, lantas kita bisa bikin apa sebagai minoritas?  Belum lagi, di tengah beratnya menghadapi tahun ini kita masih harus berjuang untuk bertahan hidup. Kalau kita termasuk orang-orang yang memimpikan tatanan kehidupan yang jauh lebih beradab, lebih baik, lebih damai, lebih bersatu dan lebih-lebih positif lainnya, apakah kita sudah atau masih menganggap penting untuk melakukan sesuatu demi kesejahteraan bangsa ini atau kita masih menjadi orang-orang yang hanya mengeluh tanpa mau mengambil langkah apapun?

(bersambung)

Saturday, August 19, 2023

Time Management (8)

 (sambungan)


Buat saya sebagai seorang kepala rumah tangga, seorang suami, ayah, hamba Tuhan, sebagai pekerja di bidang profesi saya, dan menjadi anakNya, sebagai manusia biasa, menjadi superman bukanlah bisa terbang, punya kekuatan superpower seperti tokoh ciptaan DC comics, tapi lebih kepada bagaimana saya bisa menyeimbangkan (balancing) semua tugas saya. Melakukan semuanya dengan baik tanpa mengorbankan satupun. Itu prinsip saya dalam menjalani hari demi hari. Lelah? Mungkin, terkadang. Tapi jika saya memperhatikan pentingnya manajemen waktu dan melakukan semuanya dengan hati yang lapang dan gembira, saya yakin saya bisa melakukannya. Kalau orang yang lebih sibuk saja bisa, kenapa saya tidak?

So, being a superman is not about being able to fly or having superpower abilities, but it's about being able to manage the time. It's about finding balance, it's about doing your best in everything you do in balance. Hikmat, itu jelas diperlukan. Sikap hati kita dalam menyikapi semuanya jelas penting untuk diperhatikan. Dan tambahannya dari saya, manajemen waktu itu adalah seni. Sebagaimana kita memakai hati, pikiran dan perasaan saat mencurahkan diri kita dalam membuat sebuah karya seni, seperti itu pula kita bisa menyikapi manajemen waktu. Kalau kita menganggapnya sebagai seni, maka kita bisa membuatnya dengan sebaik mungkin dan menikmati setiap prosesnya, selayaknya kita menikmati sebuah karya seni yang indah.

Masing-masing dari kita tentu tahu apa yang harus kita lakukan dan bagaimana metode yang terbaik untuk memanajemen waktu ini. At least we have to remember that time management is something important for us to do. Setidaknya kita harus menyadari pentingnya manajemen waktu ini dalam hidup kita. Pesan akan pentingnya memanajemen waktu pun berlaku bagi saya, karena saya masih sering kesulitan untuk membagi waktu ditengah tumpukan kesibukan baik pekerjaan, keluarga dan pelayanan. Agar semua bisa sukses, mari kita belajar mengatur pembagian waktunya sebaik mungkin. Mari kita sama-sama melakukannya.

Rentang dan kecepatan waktunya sama, yang membedakan adalah seberapa bijaksana kita memanajemen waktu


Friday, August 18, 2023

Time Management (7)

 (sambungan)


Ada banyak faktor yang bisa berperan terhadap manajemen waktu ini seperti salah satunya sikap mental kita dalam menyikapi pentingnya mengatur waktu dengan baik. Mentalitas yang buruk akan selalu mencari ribuan bahkan jutaan alasan untuk tidak memanfaatkan waktu dengan maksimal. Tetapi jika kita berkomitmen untuk mau melakukannya, minimal mulai memikirkannya, maka tidak ada satu alasan pun yang bisa menghentikan kita. Sikap mental yang suka menunda-nunda pekerjaan pun merupakan salah satu hambatan yang harus dikikis sedini mungkin. Betapa seringnya kebiasaan seperti ini bukannya baik tapi hanya akan merepotkan kita, membuat kita kelabakan pada akhirnya. Waktu berlalu dengan kecepatan yang sama, jumlah yang diberikan pun sama bagi setiap orang dari dulu hingga kini sampai nanti.

Daripada sibuk meminta waktu lebih lagi, daripada berkeluh kesah bahwa waktu yang tersedia terlalu sedikit, kita bisa membalik pertanyaan kepada diri kita dengan "bagaimana saya bisa mempergunakan waktu secara maksimal dengan perencanaan yang baik dan seimbang." Firman Tuhan berkata: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Apapun juga yang kamu perbuat, itu artinya berlaku secara luas, bukan hanya sebatas pekerjaan saja, tetapi meluangkan waktu bersama keluarga, saudara dan kerabat, berolah raga, beristirahat dan tentu saja melayani, itu pun aktivitas-aktivitas yang seharusnya kita isi dengan sebaik-baik yang kita mampu, sebaik seperti kita melakukannya untuk Tuhan.

Kuncinya adalah manajemen waktu, Kita harus memperhatikan betapa kita harus pintar menyusun perencanaan atau jadwal sehari-hari agar seluruh pekerjaan yang kita lakukan bisa berjalan dengan baik dan seimbang sesuai dengan jatah waktu yang berlaku sama bagi setiap manusia sepanjang masa. Melakukan pekerjaan dengan baik, meluangkan waktu bersama keluarga bukan cuma kualitas tapi kuantitas, memenuhi panggilan sebagai murid Kristus seperti yang diperintahkan dalam Amanat Agung. Semua itu akan sulit berhasil kalau kita tidak pintar-pintar memanajemen waktu.

(bersambung)

Thursday, August 17, 2023

Time Management (6)

 (sambungan)


Kitab Mazmur mencatat doa Musa meminta Tuhan memberi hikmat agar kita bisa menghitung dan mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena sesungguhnya hidup ini singkat. "So, teach us to number our days", he said, "that we may get us a heart of wisdom." Ini seringkali kita lupakan ditengah kesibukan kita bekerja, atau sebaliknya hanya bersantai-santai dan bermalas-malasan membuang waktu secara sia-sia. Jadi ternyata, agar bisa menghitung dan mempergunakan waktu alias melakukan manajemen waktu dengan baik itu dibutuhkan hikmat yang berasal dari Tuhan. Will God give or provide that for us? Definitely.

Demikian pula kita bisa menangkap pesan yang sama lewat pesan Paulus. Dalam Kolose 4:5 disebutkan "...pergunakanlah waktu yang ada." Secara kontekstual pesan ini ditujukan Paulus agar kita tidak menyia-nyiakan waktu dalam menjangkau orang-orang luar, atau orang-orang yang belum percaya, tetapi secara umum pun pesan ini sesungguhnya layak untuk kita renungkan. "Make the most of each opportunity, treating it as something precious." katanya.

Terlebih lagi dalam menghadapi hari-hari yang semakin jahat, seperti bunyi pesan Paulus selanjutnya dalam surat lain. "dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:16). Ia mengatakan bahwa orang yang mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, atau dengan kata lain orang yang pintar memanajemen waktu akan menunjukkan watak yang bijak atau arif, sebaliknya jika tidak maka itu dikatakan sebagai orang bebal. (ay 15).

Waktu sama-sama 24 jam sehari. Ada orang yang berhasil mempergunakannya secara maksimal, ada yang masih kurang baik memanfaatkannya, ada pula yang menyia-nyiakannya. Ada yang sukses berjalan dalam rentang waktu itu, ada juga yang gagal. Apa yang seringkali berpengaruh antara sukses dan gagal ini adalah sejauh mana kita pintar memanajemen waktu yang ada dengan baik.

(bersambung)

Wednesday, August 16, 2023

Time Management (5)

 (sambungan)


Yesus tidak berkata bahwa ia sudah terlalu sibuk atau lelah sehingga berdoa cukup ditempat saja. Bukankah itu sudah jauh lebih baik ketimbang skip dulu sampai lelahnya hilang? Kenapa harus ke atas bukit?

Yesus menunjukkan atau mencontohkan kepada kita betapa pentingnya untuk menikmati waktu-waktu bersekutu dengan Bapa tanpa harus terganggu oleh hiruk pikuk atau hal-hal lain yang bisa memecah konsentrasi. Dia memilih untuk berada di tempat dimana Dia bisa fokus sepenuhnya pada Bapa, tanpa terganggu oleh apapun di sekitarnya. Selain itu, Yesus memberi contoh langsung bagaimana untuk membagi waktu dengan tidak mengabaikan atau menomorduakan Bapa. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk melayani, ada pula waktu untuk mengambil waktu-waktu pribadi untuk berdiam di hadirat Tuhan, mendengarkan suaraNya.

Kita tidak bisa mencampur adukkan semuanya, Itu tidak akan memberi kebaikan buat kita. Kita tidak bisa memberi waktu untuk Tuhan hanya sambil lalu atau sekedar saja, sesempatnya, sembari melakukan hal lain. Yesus menunjukkan bagaimana pentingnya mengambil waktu khusus untuk bersekutu dengan Tuhan, menikmati hadiratNya secara maksimal, dan itu hanya bisa kita rasakan apabila konsentrasi kita tidak terpecah-pecah dengan apapun yang ada disekitar kita. Agar bisa maksimal, kita harus memiliki perencanaan waktu yang baik.

Berulang kali Alkitab mengingatkan kita akan pentingnya mempergunakan waktu dengan baik. Lihatlah salah satu penggalan doa Musa yang dicatat dalam Mazmur. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12).

(bersambung)

Tuesday, August 15, 2023

Time Management (4)

 (sambungan)


Untuk apa uang itu dipergunakannya? Ada ayat yang dengan jelas menyatakannya. "Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku." (20:34).
Bagi saya itu luar biasa hebat. Ia sudah melayani habis-habisan, tetapi ia masih juga harus bekerja untuk membiayai dirinya dan perjalanannya beserta rekan-rekan sepelayanan. Hebatnya lagi ia masih juga berpikir untuk memberi kepada orang lain secara meteri. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi
 dari pada menerima." (ay 35).

Tidak ada ayat yang menyebutkan bagaimana cara Paulus bisa membagi waktu, tetapi jika melihat jauhnya jangkauan pelayanannya, saya percaya Paulus pintar dalam memanajemen waktu. Tanpa itu, niscaya ia tidak akan sanggup menjalankan semua itu dengan berhasil.

Selanjutnya kita bisa pula belajar dari Tuhan Yesus sendiri. Dalam pelayanannya Yesus tidak hanya melayani satu-dua orang, atau puluhan, tapi dalam waktu-waktu tertentu Yesus harus menangani ratusan bahkan ribuan orang sekaligus. Sebuah pekerjaan yang tidak gampang harus Dia lakukan untuk menggenapi kehendak BapaNya hanya dalam rentang waktu yang terbilang sangat singkat. Besarnya belas kasih yang Dia miliki membuatNya harus merespon begitu banyak orang secara personal. Tidak jarang pula kita melihat Yesus melayani orang perorang satu demi satu. Sampai larut malam pun Yesus tidak menolak orang yang datang kepadaNya seperti yang bisa kita lihat dari kisah Nikodemus yang dicatat Yohanes secara lengkap dalam Yohanes 3:1-21.

Apabila Yesus tidak pintar-pintar memanajemen waktu, Dia tidak akan sanggup menjalani itu karena biar bagaimanapun Dia hadir ke dunia mengambil rupa sebagai Anak Manusia seperti halnya kita.

Apakah Yesus hanya melayani saja? Sangatlah menarik jika kita melihat bahwa Yesus beberapa kali didapati pergi menyepi untuk berdoa."Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35).

Atau dalam kesempatan lain di malam hari: "Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ." (Matius 14:23).

(bersambung)

Monday, August 14, 2023

Time Management (3)

 (sambungan)


Semua ini jadi contoh akan apa yang terjadi jika kita tidak melakukan manajemen waktu. Ada pula yang terlalu fokus dengan pekerjaan lantas mengabaikan waktu bersama keluarga, istri dan anak-anak, atau mengabaikan waktu beristirahat dan berolahraga. Nanti pada suatu ketika baru sadar bahwa itu akan mendatangkan konsekuensi dan akibat yang fatal. Dan semua ini akan menjadi dampak dari ketidakpedulian kita akan manajemen waktu.

Akan halnya manajemen waktu kita bisa belajar dari salah satu tokoh yang punya peran vital dalam penyebaran berita Kerajaan bagi orang-orang non Yahudi, terutama dalam menjangkau regional Asia Besar yaitu Paulus. Jika sebagian dari kita hanya mengetahui bahwa Paulus tugasnya total untuk mewartakan kabar keselamatan ini kemana-mana, sebenarnya Alkitab menyatakan pekerjaan atau profesi Paulus dengan jelas, yaitu dalam Kisah Para Rasul 18:2-3. Ayatnya berbunyi: "Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah."

Paulus ternyata bukan cuma melayani. Ia pun punya profesinya sendiri yaitu sebagai pembuat kemah atau tentmaker.

Kalau melihat bagaimana kesibukan Paulus dalam pelayanan termasuk berbagai resiko-resiko besar yang harus ia hadapi, rasanya wajar kalau kita mengira Paulus berhak mendapat kelonggaran untuk tidak lagi perlu bekerja. Biar bisa fokus, itu alasan umum yang sering kita ucapkan. Tetapi lihatlah bahwa Paulus sama sekali tidak meminta hak khusus untuk tidak bekerja, meski waktu dan fisiknya sudah terkuras habis untuk terus berjalan membawa kabar keselamatan dari satu tempat menuju tempat yang lain.

Berapa jauh jangkauan pelayanan Paulus semasa hidupnya setelah ia bertobat? Saya pernah mencoba menghitung, dan hasilnya ia melakukan perjalanan untuk mewartakan kabar keselamatan hingga lebih dari 17 ribu kilometer (!). Ingat, pada waktu itu tidak ada pesawat terbang, kereta api apalagi kereta api cepat, mobil, bus dan kendaraan-kendaraan lain yang bisa mengefisiensi waktu tempuh. Ia harus berjalan kaki, naik kapal layar, atau mungkin naik hewan tunggangan. Dan dengan keterbatasan itu, ia ternyata masih mampu menjangkau jarak sedemikian jauh untuk melayani. Disamping itu, ia masih tetap harus bekerja.

(bersambung)

Sunday, August 13, 2023

Time Management (2)

 (sambungan)

For me, that's inspiring. Saya yang sibuknya mungkin cuma sepersepuluh dirinya terkadang merasa malu kalau mengeluh kecapaian. Padahal, saya seringkali sudah merasa pontang panting mengurusi semua yang menjadi tugas saya, baik bekerja maupun membantu istri saya di rumah dan membagi waktu buat keluarga terutama putri saya yang sedang aktif-aktifnya. Apalagi, putri saya ini seperti cewek rasa cowok. Tenaga dan energinya sungguh luar biasa.

Dalam jumlah waktu yang sama yang diberikan kepada setiap orang yaitu 24 jam sehari, manajemen waktu menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Seperti teman saya itu, kita harus pintar mengatur waktu dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien. Tidak membuang-buang waktu secara sia-sia, tapi menggunakannya dengan baik untuk segala sesuatu yang berguna, sesuai dengan tugas kita, sesuai dengan panggilan kita masing-masing.

Ironisnya, manajemen waktu adalah sesuatu yang sangat penting yang seringkali diabaikan. Banyak orang yang bermalas-malasan selagi masih ada waktu lalu kalang kabut ketika deadline atau batas waktu tiba. Mereka seolah bangga dengan sistim kebut semalam, padahal yang namanya kerja terburu-buru hasilnya tentu tidak akan bisa maksimal. Atau ada pula yang menebar janji ke mana-mana tanpa memperhitungkan aspek waktu dan kesanggupan, lalu janji itu pun menjadi lentur seperti karet, atau bahkan malah berantakan sama sekali.

Atau mungkin kita berpikir, ah, saya lagi malas atau tidak mood.. nanti saja saya kerjakan kalau sudah mood lagi. Lebih banyak bersantai, dan mempergunakan sisa waktunya untuk bekerja. Itu pun menjadi gaya hidup banyak orang.

Dulu disamping toko saya ada penjual ayam geprek. Setiap kali ia mendapat orderan partai besar, ia lalu menutup tokonya beberapa hari. Capek katanya, libur dulu. Nanti kalau kosong mengeluh, kalau ada rejeki lewat orderan besar ia jadi malas hingga berhari-hari. Ada juga penjual bakso tidak jauh dari rumah saya yang jualannya sama, 'byar-pet' alias tidak tentu. Suatu kali saya membaca pengumuman ditulis di kertas: 'setelah menjalankan komitmen, saya mau liburan dulu. Nanti buka lagi.' Bukanya belum juga setahun, artinya masih merintis. Dengan etos kerja seperti itu bagaimana bisa berharap maju? Sementara ada puluhan bahkan ratusan bisnis kuliner lainnya yang mungkin sudah puluhan tahun berjalan, bahkan ada yang sudah turun temurun, mereka tetap menjalankan komitmen tanpa henti.

(bersambung)

Saturday, August 12, 2023

Time Management (1)

 Ayat bacaan: Kolose 4:5
==================
"...pergunakanlah waktu yang ada."


Ada seorang teman saya yang sudah sangat lama saya kenal. Saya kenalnya dulu saat kami sama-sama kompetisi mewakili propinsi masing-masing. Saya juara dua, dia juara satu. Lalu saya berhenti main musik dan fokus menempuh pendidikan formal, sedangkan ia lanjut terus. Belakangan saat saya sudah menjadi jurnalis, saya bertemu lagi dengannya sebagai seorang musisi aktif. Dan pertemanan itu pun berlanjut hingga hari ini.

Ia seorang wanita, punya anak satu. Ia aktif sebagai musisi yang manggung, rekaman juga pengajar. Selain itu ia juga berprofesi sebagai arsitek dan terlibat dalam tata kota bersama pemerintah daerah di kota kami. Tidak berhenti disitu, ia juga menjabat sebagai salah satu dewan pengurus di gerejanya.. Hebatnya, semua ia lakukan dengan baik dan berhasil, padahal pekerjaannya beragam dan berbeda-beda pula bidangnya. Dari kedekatannya dengan anak, saya bisa menyimpulkan bahwa ia cukup meluangkan waktu dengan anaknya. Orang tua yang terlalu sibuk dan tidak dekat dengan anaknya pasti kelihatan. Karena saya cukup sering melayani keluarga broken home, saya bisa membedakannya.

Pertanyaannya, apakah ia memiliki waktu yang lebih panjang dari kita? Kalau kita 24 jam, apakah ia punya 36 atau 48 jam? Tentu saja tidak. Jumlah dan kecepatan waktu berlaku sama bagi kita semua di belahan dunia manapun kita berada hari ini. Maka suatu kali saya pernah bertanya kepadanya: dengan segala kesibukan luar biasa seperti itu, pernahkah ia mengeluh bahwa waktu yang cuma 24 jam sehari ini tidak cukup? Pernahkah ia berharap tambahan waktu? Ia tertawa dan berkata, tidak. "Untuk apa saya mengharapkan sesuatu yang sudah pasti tidak mungkin terjadi?" lanjutnya. Menurutnya, akan lebih baik jika ia pintar membagi waktu dan menggunakan waktu seefisien mungkin. "Manajemen waktu", itu istilah yang dipakainya adalah sesuatu yang penting untuk terus ia perhatikan.

Menurutnya lagi, sebenarnya waktu 24 jam sehari itu sudah lebih dari cukup. Masalahnya, entah kita sadar atau tidak, ada banyak waktu dari 24 jam itu yang terbuang sia-sia. Padahal jika dipakai untuk sesuatu yang berguna, itu akan jauh lebih bermanfaat baik bagi kita sendiri maupun untuk orang lain.

Ia pun kemudian melanjutkan bahwa sebagai manusia kita punya tendensi untuk tidak pernah puas. Kalau nanti sehari jadi 48 jam, kita pasti tetap saja merasa kurang dan mengeluh minta tambah. Benar juga, pikir saya. Bagi saya, teman saya ini sangat menginspirasi. Setiap bertemu ia selalu terlihat ceria, ia tidak pernah mengeluh atau terlihat kelelahan, atau sedikit-sedikit sakit.

(bersambung)

Friday, August 11, 2023

The Manual (6)

 (Sambungan)

Alkitab secara lengkap telah menyatakan segala hal, pesan, janji dan jawaban serta solusi yang bisa menuntun kita dalam kebenaran menuju keselamatan. Alkitab memberi hikmat kepada kita. Ada kuasa di dalamnya, dan Firman itu hidup. Semua itu akan lepas dari genggaman kita apabila kita tidak juga mau meluangkan waktu untuk membaca, merenungkan, memperkatakan dan melakukannya. Segala tuntunan dalam perjalanan kehidupan, segala jawaban dari pertanyaan dan kesulitan-kesulitan kita hingga selamat sampai di tujuan sudah tesedia disana.

Semua tinggal tergantung kita. Apakah kita mau mulai untuk membacanya dengan serius dan sungguh-sungguh, menggali dalam-dalam tentang kebenaran agar bisa terus memahami prinsip Kerajaan dan isi hati Tuhan, atau kita tetap hanya membiarkan Alkitab kita tergeletak tanpa disentuh. Kalaupun malas berat menenteng buku, dengan gadget-gadget sekarang seharusnya kita sudah lebih terbantu untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan sehingga tidak lagi ada alasan yang untuk kesulitan mengakses Kitab Suci.

Kalau saya sudah dan akan terus mendapatkan segala jawaban tentang kehidupan baik yang saat ini maupun yang akan datang lewat Alkitab, sesuatu yang sudah saya lakukan lebih dari 20 tahun masa hidup saya, saya percaya teman-teman pun pasti demikian. Semakin banyak yang anda ketahui, semakin banyak rahasia Kerajaan Allah yang disingkapkan, maka semakin anda tahu bahwa hidup ini sangatlah indah jika dijalani bersama Tuhan.

Alkitab menjawab semua pertanyaan dan permasalahan dalam hidup kita, menuntun kita agar tidak tersesat dan menyediakan solusi yang benar


Thursday, August 10, 2023

The Manual (5)

 (Sambungan)

Satu kesimpulan penting yang harus saya sampaikan berdasarkan pengalaman saya adalah bahwa segala jawaban dalam kehidupan ini sesungguhnya tertulis di dalam Alkitab. Apapun permasalahan yang ada, apapun pergumulan kita, apapun yang kita butuhkan, pertanyaan apapun yang butuh jawaban, Firman Tuhan dalam Alkitab menjawab dan memberi solusinya.

Saya yang lama hidup diluar Tuhan sudah merasakan sendiri perbedaannya saat begitu banyak rahasia-rahasia ini disingkapkan. Baik saat saya merenungkan ayat-ayat yang saya baca, terlebih saat saya mendapatkan pengetahuan singkapan dari Roh Kudus. Kedua hal ini menjadi dasar saya dalam membagikan renungan yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun ini. Itulah sebabnya saya terus haus akan Firman Tuhan setiap hari, dan itulah sebabnya saya selalu rindu atau lebih tepatnya gelisah untuk terus membagikannya karena saya percaya, jika itu bermanfaat besar bagi saya, pasti untuk semua pun sama. Akan selalu ada jawaban disana yang akan sangat berguna bagi kita semua.

Dalam suratnya kepada Timotius, Paulus menyampaikan bahwa "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Lihatlah betapa besar manfaat yang diberikan Firman Tuhan kepada kita. Dalam tiap ayatnya selalu ada bimbingan yang mengarahkan kita dalam kebenaran, dan itu bisa memberi hikmat dan menuntun kepada keselamatan oleh iman akan Kristus (ay 15).

Lalu lihat ayat pembuka Mazmur dikatakan: "Berbahagialah orang yang..kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Dari Mazmur ini kita bisa melihat dahsyatnya kuasa yang akan menyertai orang-orang yang gemar membaca, merenungkan dan melakukan firman Tuhan. Kita akan kehilangan itu semua apabila kita menyia-nyiakan atau mengabaikan kesempatan yang ada untuk mengetahui segala tulisan yang diilhamkan Allah kepada kita seperti yang sudah tertulis sejak lama di dalam Alkitab.


(bersambung)

Wednesday, August 9, 2023

The Manual (4)

 (Sambungan)

Ayat bacaan renungan kali ini juga mengingatkan kita akan hal ini. "Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Roma 15:4). Firman Tuhan mengatakan bahwa semua itu telah ditulis bagi kita dengan tujuan agar kita bisa berpegang kuat kepada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan. Tuhan sediakan itu semua bagi kita agar kita bisa mendapat pelajaran mengenai bagaimana mengalami kehidupan yang berkemenangan.

Seperti yang sudah saya sampaikan, buat saya yang lahir baru setelah dewasa, saya bisa membandingkan seperti apa hidup tanpa dan dengan Tuhan beserta FirmanNya. Saya sudah merasakan sendiri indahnya berjalan bersama Firman Tuhan setiap harinya. Indah disini bukan berarti bahwa hidup menjadi lebih mudah, tanpa masalah dan harta berlimpah-limpah. Tentu bukan seperti itu.

Saya pun menghadapi masalah-masalah tersendiri, dan seperti sebagian dari teman-teman, masih berjuang habis-habisan untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah terjangan tahun-tahun sulit akibat pandemi. Tetapi saya harus katakan bahwa panduan dari kebenaran Firman Tuhan membuat saya lebih kuat dan tenang dalam menghadapinya.

Saya tidak perlu kehilangan sukacita dan damai sejahtera meski kondisi mungkin sedang sulit-sulitnya. Dengan berpegang teguh dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan, saya tidak harus kehilangan harapan dalam kondisi separah apapun. Saya tahu Dia akan selalu meneguhkan dan pada waktunya menolong. FirmanNya hidup, dan itu menjadi pegangan yang mampu membuat saya tetap semangat dan tegar dalam segala kondisi. Karena itu saya merasa sangat senang berkesempatan membagikan Firman Tuhan setiap harinya agar itu bisa menjadi sumber kekuatan bagi kita semua dalam menghadapi kondisi sulit.

(bersambung)

Tuesday, August 8, 2023

The Manual (3)

 (Sambungan)

Bagi saya yang pernah puluhan tahun berjalan tanpa tuntunan Firman, saya merasakan adanya perbedaan yang sangat besar setelah saya terus mendalami Firman-Firman yang ada di dalam Alkitab setiap hari. Saya sudah membuktikan betapa besar manfaat yang bisa diperoleh antara berjalan bersama Tuhan atau tidak. Semakin dalam saya menggali, semakin banyak pula yang saya dapatkan. Semakin dalam saya merenung, semakin banyak yang disingkapkan. Dan hebatnya, seringkali ayat yang sama menjawab permasalahan berbeda dengan implikasi berbeda.

Tentu saja saya tidak bermaksud untuk mengiming-imingi anda bahwa anda akan 100% hidup tanpa masalah kalau mendasari hidup dengan Firman. Tapi anda akan tahu betapa jauh lebih tenangnya hidup jika anda berjalan bersamaNya. Kita dilengkapi oleh sebuah buku manual yang sangat lengkap, solutif dan berisi banyak janji yang bisa secara nyata dibuktikan saat anda melakukan apa yang menjadi bagian anda. Semua terbukti dengan jelas. Tapi apakah kita menyadari hal itu dan mau menggali segala petunjuk mengenai kebenaran yang ada di dalam Alkitab kita?

Hari ini mari kita mulai dari surat Korintus. Dalam surat Korintus disebutkan bahwa yang diberitakan adalah "hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita". (1 Korintus 2:7). Ketahuilah ada sangat banyak rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik setiap ayat dalam Alkitab. Kenapa disebut rahasia kalau ada dicatat disana? Karena, jika kita merenungkan secara mendalam dengan serius, maka semua itu bisa berlalu begitu saja dari kita. Mungkin kita membaca dan mengenal ayatnya, tapi tidak mendapatkan rahasia atau kunci yang ada disana. Apalagi kalau kita malas membacanya. Bagaimana mungkin kita berharap rahasia-rahasia kebenaran Kerajaan bisa disingkapkan kalau menyentuh Alkitab saja kita malas?

Selain dari pada itu ada banyak pula rahasia yang oleh karunia Roh Kudus siap untuk disingkapkan untuk membuat kita hidup lebih baik lagi dari hari ke hari sesuai dengan rencanaNya. Anda bisa bayangkan apabila secuil saja rahasia Kerajaan Allah ini dibuka buat kita, kita tentu akan jauh terbantu dalam menjalani hidup. Semakin banyak kita dalami, hidup tentu bisa lebih baik, tidak lagi perlu terombang-ambing tanpa arah bagai layangan putus.

(bersambung)

Monday, August 7, 2023

The Manual (2)

 (Sambungan)

Semakin rumit pengoperasian sebuah alat, semakin besar pula kebutuhan kita akan buku manual. Semakin penting dan berharganya, kita juga semakin butuh panduan. Apalagi kalau itu menyangkut sesuatu yang penting bagi hidup kita.

Sebuah buku manual bisa memandu pemilik dalam memahami berbagai fitur, fungsi dan kegunaan dari alat tersebut. Mungkin saja seseorang bisa mempergunakan alat tanpa buku manual, tapi nantina bakal banyak fungsi yang terlewatkan. Sebuah buku manual yang baik akan memberi petunjuk pemakaian secara lengkap hingga ke detail-detailnya, semua fitur dan fungsi dari alat tersebut dan berbagai kemungkinan kerusakan; apa yang bisa menjadi penyebabnya sehingga harus dihindari dan bagaimana solusi untuk mengatasinya.

Bagaimana dengan hidup kita? Hidup itu tidak mudah bahkan sewaktu-waktu bisa sangat rumit. Ada begitu banyak masalah baik besar dan kecil yang datang dan pergi, ada banyak pertanyaan dan problematika yang membuat kita harus punya solusi untuk menyelesaikannya. Apalagi di masa-masa kesukaran seperti sekarang.

Oleh karena itu kita tentu membutuhkan sebuah 'buku manual' yang bisa menjadi panduan, bisa menasihati, memberi masukan dan solusi. Bukankah buku seperti itu akan sangat membantu, buku yang berisi tentang bagaimana cara menghadapi setiap jenis persoalan, apa yang harus dihindari, apa yang harus dilakukan, apa yang harus diingat dan apa yang harus diwaspadai agar hidup kita bisa berjalan baik bukan hanya saat di dunia tapi juga hingga menuju di masa kekekalan nanti? Manusia yang lemah sesungguhnya rentan untuk hancur berantakan jika tidak waspada, sama seperti alat yang bisa rusak dalam waktu singkat jika anda tidak tahu bagaimana memakainya.

Apakah ada buku panduan atau manual yang bisa memberikan tuntunan dalam menghadapi setiap sisi dalam hidup? Tentu saja. Kita punya Alkitab yang bisa menjawab segala persoalan, apa yang mungkin menjadi penyebabnya sekaligus memberi solusi yang lengkap.

(bersambung)

Sunday, August 6, 2023

The Manual (1)

 Ayat bacaan: Roma 15:4
===================
"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci."


Smart phone apa yang anda pakai hari ini? Apakah anda sudah mengetahui seluruh fungsi dan fiturnya? Dari beberapa survey yang ada kita bisa melihat bahwa mayoritas hanya mempergunakan  fitur smartphonenya sesuai kebutuhan standar saja  yang bahkan tidak sampai setengah dari kemampuan perangkatnya. Kebanyakan pengguna hanya memakai untuk chat, telepon, aplikasi-aplikasi sesuai kebutuhan pemakainya, kamera, browsing dan email. Game juga sepertinya jadi kebutuhan, demikian untuk mendengar lagu. Sisanya jarang diakses.

Bagi yang mempergunakan iPhone banyak juga yang memanfaatkan Assistive Touch di iPhone agar tombol jangan jadi cepat rusak akibat kebanyakan dipencet. Si 'asisten pribadi' Siri sangat membantu pada saat saya mengemudi atau sudah terlalu malas untuk mengetik, memasang alarm dan sebagainya. Tampaknya sudah banyak, tapi masih ada sangat banyak fitur atau kemampuan dari gadget kita ini yang belum pernah difungsikan, atau malah yang belum saya ketahui.

Apakah kita sudah paham bagaimana cara merawat baterai supaya awet? Apakah kita sudah tahu bahwa berbagai gambar atau chat history turut menghabiskan jatah storage space? Bagaimana cara membersihkan catche atau cookies yang seringkali membuat gadget kita lemot atau berat? Semua ini sangat penting agar gadget bisa berfungsi maksimal. Dan untuk itu kita tentu butuh manual atau panduan, baik dari buku manual yang kita peroleh pada saat membelinya atau mencari infonya di internet.

Semakin rumit pengoperasian sebuah alat, semakin besar pula kebutuhan kita akan buku manual. Semakin penting dan berharganya, kita juga semakin butuh panduan. Apalagi kalau itu menyangkut sesuatu yang penting bagi hidup kita.

(bersambung)

Saturday, August 5, 2023

Kisah Bartimeus (7)

 (sambungan)

Lalu ada juga, "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya." (ay 18). Untuk bisa berseru dibutuhkan iman, dan agar Tuhan bisa mendengar dan merespon pun dibutuhkan iman.

Berhentilah memandang pada masalah, alihkan pandangan pada Tuhan dan sadari  kekuatanNya. Meyakini sepenuhnya bahwa tidak ada satupun masalah yang lebih besar dibanding kuasaNya. Lalu miliki pula iman, yang timbul dari pendengaran akan Firman dan butuh usaha serius kita agar bisa bertumbuh. Bartimeus mengalami jamahan dan pemulihan Tuhan yang ajaib, dan itu karena ia memiliki iman yang berbeda dari orang-orang lain. Pola pikirnya positif, ia mengetahui dengan benar apa yang ia butuhkan dan tidak cari gampang atau manja. Dengan kata lain, ia mengenal betul bagaimana pribadi Tuhan.

Firman Tuhan berkata: "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." (Yakobus 4:3). Bartimeus lolos dari ujian itu. Ia meminta sesuatu yang benar, dan ia memintanya kepada Yesus. Dan Yesus sudah berkata bahwa "Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yohanes 14:14). Kalau itu terjadi bagi Bartimeus, tentu buat kita pun hal yang sama bisa terjadi.

Mari kita belajar dari iman, sikap dan pola pikir yang dimiliki Bartimeus. Sadarilah bahwa apapun yang sudah dianggap buntu oleh dunia ini, atau ketika kita dianggap tidak cukup penting oleh dunia ini untuk memperoleh apa-apa, kita punya Tuhan yang tidak akan terbatas oleh kebuntuan separah apapun. Dia akan dengan senang hati mengulurkan tanganNya, menjawab iman kita dan membuat hal mustahil menjadi nyata, karena Dia sungguh mengasihi kita.

Belajarlah dari Bartimeus dalam bersikap dan dalam iman


Friday, August 4, 2023

Kisah Bartimeus (6)

 (sambungan)

Untuk apa? Apakah ia berharap mendapat lebih banyak mukjizat lagi dalam perjalannnya? Kalau melihat iman Bartimeus seperti yang dilihat Yesus dan sikap hatinya dari apa yang ia minta,  saya yakin bukan motivasi pribadi yang mendasari keputusannya untuk langsung mengikuti Yesus. Saya percaya Bartimeus ingin turut serta dalam kegerakan rohani, menjadi saksi dan bagian dari segala yang dilakukan Yesus seiring perjalananNya. Ia sudah mengalami Tuhan secara langsung, dan ia ingin terus mengalami Tuhan lebih dan lebih lagi.

Pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Bagaimana kita menyikapi berkat dan/atau mukjizat yang Tuhan beri buat kita? Saat kita memohon pertolongan dan Dia memberi, apa yang jadi respon kita selanjutnya? Apakah kita merespon dengan menjadi pengikut Kristus yang lebih baik, menjadi pribadi yang lebih taat dan hidup benar, lebih bijaksana dan lebih dewasa, atau kita malah lupa berterima kasih dan langsung bersenang-senang menikmati semua kesenangan dunia yang tadinya tidak bisa kita nikmati saat kesulitan mendera? Taking it for granted, or giving a good response? Hendaknya hal ini pun menjadi bahan perenungan kita, agar kita tidak sampai salah merespon kebaikan Tuhan.

Jika ada teman-teman yang saat ini sedang mengalami situasi pelik dengan ketidakmampuan, keterbatasan atau halangan untuk mengatasinya, kita bisa belajar lewat Bartimeus sang pengemis buta. Ia datang dan berseru-seru kepada Tuhan dengan mengedepankan imannya, ia tidak bersikap manja dan meminta sesuatu yang sangat ia butuhkan agar bisa bekerja menghidupi dirinya dengan layak sehingga tidak lagi perlu mengemis. Lalu lihatlah bagaimana Tuhan lantas merespon seruannya.

Berseru kepada Tuhan, itu pula yang dikatakan Daud dalam salah satu bagian Mazmur.  "Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya." (Mazmur 34:7).

(bersambung)

Thursday, August 3, 2023

Kisah Bartimeus (5)

 (sambungan)

Iman itu timbul lewat masuknya Firman Tuhan dalam diri kita. Kemudian kita harus terus bertekun mendalami Firman sembari terus melatih diri kita hingga terbiasa berada dalam atmosfirNya yang kudus, dan terbiasa pula untuk tetap memandang kepadaNya dan bukan terus memandang masalah di depan kita agar kita bisa memiliki iman yang bertumbuh hingga mencapai ukuran yang cukup. Butuh waktu, butuh usaha, butuh perjuangan, dan seringkali juga butuh pengorbanan sampai kita bisa berada pada fase seperti itu.

Satu hal lainnya yang tak kalah menarik adalah bagian akhir dari ayat bacaan kita. "... lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya." (Markus 10:52b).

Bayangkan jika kita sudah lama menderita karena tidak bisa melihat, karena itu kita pun mau tidak mau terpaksa harus mengemis agar bisa tetap bertahan hidup dari belas kasihan orang lain. Disaat seperti itu banyak orang yang memandang hina dan ditempatkan dalam strata masyarakat kelas terbawah. Disisihkan, disingkirkan, dan lain-lain. Lalu lewat mukjizat mata kita kembali normal dan kita bisa melihat lagi. Apa yang akan langsung kita lakukan?

Wah, bisa macam-macam. Mungkin kita akan segera pergi dengan gembira melihat semua yang sudah lama atau bahkan belum pernah kita lihat. Orang, warna, keindahan alam, lingkungan sekitar, burung-burung yang selama ini cuma bisa didengar suaranya setiap fajar menyingsing. Ambil waktu dulu, menikmati apa yang selama ini tidak bisa kita lakukan. Dalam hal Bartimeus, tentu urusannya visual. Bukankah itu wajar dan manusiawi sifatnya?

Atau, kita akan langsung berpikir mau kerja apa ya, supaya kita bisa memperbaiki hidup. Tidak lagi harus mengemis tapi bisa mulai bekerja. Kalau dulu pekerjaan yang dilakukan sangat terbatas, sekarang alternatifnya banyak. Itu pun tentu baik, ketimbang sudah menerima anugerah mukjizat tapi justru tidak dipergunakan demi hal-hal baik.

Tapi perhatikan apa yang dicatat oleh Markus. Begitu matanya bisa melihat lagi, tanpa pikir panjang Bartimeus langsung memutuskan untuk mengikuti Yesus dalam perjalananNya menggenapi kehendak Bapa.

(bersambung)

Wednesday, August 2, 2023

Kisah Bartimeus (4)

 (sambungan)

Lalu soal iman. Menyebut iman itu mudah, tapi untuk dilakukan belum tentu semudah mengatakannya. Karena seringkali iman kita diuji lewat kesulitan, permasalahan atau kesesakan, dan iman pun berhubungan dengan sebesar apa kepercayaan dan pengharapan kita kepada Tuhan pada saat jalan terasa buntu, sempit dan penuh situasi sulit.

Alkitab mengatakan bahwa "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Iman memegang peran yang sangat penting bagi kita karena kita terbatas, tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di depan. Dengan kata lain, sekuat apa iman kita akan bisa diuji dari seberapa besar kita bisa tetap mempercayai Tuhan saat permasalahan semakin berat. Dan seperti apa mukjizat yang kita terima akan sangat tergantung dari ukuran iman kita. Matius 17:20 mengatakan bahwa sebesar biji sesawi saja sudah bisa membuat kita mengalami hal-hal luar biasa yang bisa jadi mustahil jika dipandang dari kemampuan nalar manusia. Biji sesawi itu berukuran sangat kecil. Tapi untuk mencapai level ukuran iman seperti itupun tidaklah mudah, apalagi saat kita menghadapi rasa takut, kuatir, cemas terhadap sesuatu, atau berbagai tekanan dalam hidup.

Pertanyaan pertama, sebesar apa sih biji sesawi itu? Ukuran biji sesawi itu diameternya paling juga 1 milimeter, dan itupun sudah termasuk besar untuk biji sesawi. Nanti berikutnya saya akan bahas lebih jauh mengenai biji sesawi secara khusus. For now, let's just know that the size is really, really small.

Pertanyaan kedua, bagaimana caranya untuk bisa memiliki iman hingga bisa bertumbuh, setidaknya, sebesar biji sesawi? Dalam Roma 10:17 tertulis: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." Iman itu tidak serta merta ada, melainkan timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan.  Jadi bagaimana kita berharap bisa punya iman yang cukup untuk menerima mukjizat apabila untuk mendengar Firman saja kita enggan, apalagi sampai mengkaji, merenungkan hingga memperkatakan? Sementara, untuk menerimanya dibutuhkan Firman.


(bersambung)

Tuesday, August 1, 2023

Kisah Bartimeus (3)

(sambungan)

"Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (ay 51).

Sekarang mari kita lihat kisah ini lebih dalam. Bartimeus bisa saja meminta kekayaan, meminta pekerjaan dan sebagainya. Bukankah kalau ia kaya maka ia tidak perlu lagi mengemis atau bekerja? Tapi Bartimeus tahu bahwa sumber masalahnya selama ini adalah ketidakmampuannya untuk melihat. Ia tahu bahwa apabila ia bisa melihat, ia tidak perlu jadi pengemis lagi dan bisa bekerja yang layak untuk hidup. Karena itu, lihatlah apa yang ia minta. Ia hanya meminta satu hal yang  menjadi sumber permasalahan. Maka Yesus pun mengabulkan permintaannya dan menyembuhkannya. Alkitab mencatat bagaimana tepatnya jawaban Yesus ketika menyembuhkannya: "Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya." (ay 52).

Kisah ini tentu tidak asing lagi bagi kita. Saya mencoba merenungkan kisah ini benar-benar, mencermatinya, dan mencoba menggambarkan situasi yang terjadi pada saat itu. Lalu apa kira-kira yang ada dalam pikiran Bartimeus yang tercermin dari sebesar apa usahanya, sebesar apa kesulitannya, dan apa yang ia minta.

Sekarang mari kita lihat beberapa poin dari kisah Bartimeus dari hasil perenungan saya.

Pertama, saya akan mulai dengan sebuah pertanyaan sederhana. Apa yang sesungguhnya menyembuhkan Bartimeus? Lewat apa yang dikatakan Yesus kita tahu pasti bahwa apa yang menyembuhkannya ternyata adalah iman. Imannya yang percaya, yang tidak tergantung pada logika manusia, yang tidak tergantung apa kata orang.

Ia tahu imannya tidaklah terletak pada pendapat manusia lainnya, atau tergantung tingkat kesulitan keadaan atau situasi yang tengah ia hadapi, tidak tergantung beratnya masalah yang harus ia pikul, berapa lama ia sudah menderita dan statusnya di tengah masyarakat, tetapi semata-mata merupakan koneksi/hubungan antara keyakinan dirinya padaTuhan. Bartimeus meyakini hal itu, dan Yesus dengan jelas berkata besar imannya itulah yang menggerakkan Tuhan untuk kemudian menyelamatkannya. Iman seperti itu ternyata sanggup menggerakkan Tuhan untuk turun tangan melakukan hal-hal yang ajaib dalam hidup kita.


(bersambung)

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...