Monday, August 14, 2023

Time Management (3)

 (sambungan)


Semua ini jadi contoh akan apa yang terjadi jika kita tidak melakukan manajemen waktu. Ada pula yang terlalu fokus dengan pekerjaan lantas mengabaikan waktu bersama keluarga, istri dan anak-anak, atau mengabaikan waktu beristirahat dan berolahraga. Nanti pada suatu ketika baru sadar bahwa itu akan mendatangkan konsekuensi dan akibat yang fatal. Dan semua ini akan menjadi dampak dari ketidakpedulian kita akan manajemen waktu.

Akan halnya manajemen waktu kita bisa belajar dari salah satu tokoh yang punya peran vital dalam penyebaran berita Kerajaan bagi orang-orang non Yahudi, terutama dalam menjangkau regional Asia Besar yaitu Paulus. Jika sebagian dari kita hanya mengetahui bahwa Paulus tugasnya total untuk mewartakan kabar keselamatan ini kemana-mana, sebenarnya Alkitab menyatakan pekerjaan atau profesi Paulus dengan jelas, yaitu dalam Kisah Para Rasul 18:2-3. Ayatnya berbunyi: "Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah."

Paulus ternyata bukan cuma melayani. Ia pun punya profesinya sendiri yaitu sebagai pembuat kemah atau tentmaker.

Kalau melihat bagaimana kesibukan Paulus dalam pelayanan termasuk berbagai resiko-resiko besar yang harus ia hadapi, rasanya wajar kalau kita mengira Paulus berhak mendapat kelonggaran untuk tidak lagi perlu bekerja. Biar bisa fokus, itu alasan umum yang sering kita ucapkan. Tetapi lihatlah bahwa Paulus sama sekali tidak meminta hak khusus untuk tidak bekerja, meski waktu dan fisiknya sudah terkuras habis untuk terus berjalan membawa kabar keselamatan dari satu tempat menuju tempat yang lain.

Berapa jauh jangkauan pelayanan Paulus semasa hidupnya setelah ia bertobat? Saya pernah mencoba menghitung, dan hasilnya ia melakukan perjalanan untuk mewartakan kabar keselamatan hingga lebih dari 17 ribu kilometer (!). Ingat, pada waktu itu tidak ada pesawat terbang, kereta api apalagi kereta api cepat, mobil, bus dan kendaraan-kendaraan lain yang bisa mengefisiensi waktu tempuh. Ia harus berjalan kaki, naik kapal layar, atau mungkin naik hewan tunggangan. Dan dengan keterbatasan itu, ia ternyata masih mampu menjangkau jarak sedemikian jauh untuk melayani. Disamping itu, ia masih tetap harus bekerja.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...