Ayat bacaan: Yohanes 10:10
======================
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."
Pernahkah anda kesal karena baterai smartphone anda yang sudah sampai masa pensiunnya? Saya baru saja mengalaminya. Mula-mula baterainya melemah, sehingga cepat sekali ngedrop, dan setelah dibiarkan, lama-lama baterai ini semakin parah baik kondisinya maupun bikin kesalnya. Handphone saya jadi suka restart sendiri, yang semakin lama frekuensinya makin sering. Awalnya itu terjadi kalau sedang tidak terkoneksi kepada kabel charging, belakangan sedang dicharge pun dia bolak balik restart. Karena masih belum ada dana untuk mengganti baterai yang lumayan mahal harganya, saya pun bertahan saja. Eh, semakin dibiarkan semakin menjadi. Kalau tadinya saat dia restart baterainya tetap ada di bar atas, sekarang begitu nyala lagi baterainya tinggal 1%. Dan, menyusul si baterai mulai menggembung. Nah kalau sudah pada kondisi ini, mau tidak mau saya harus segera mengganti baterai. Karena kalau dibiarkan, baterai yang menggembung itu bisa menyebabkan munculnya masalah-masalah lain yang lebih mahal seperti touch screen dan IC.
Saat saya menunggu proses penggantian baterai di gerai handphone, saya pun kepikiran bahwa seringkali sukacita kita bisa seperti baterai ini. Dari full joy, bisa ngedrop dengan datangnya gangguan dalam hidup kita. Lagi senang-senang, tiba-tiba muncul masalah yang kemudian membuat sukacita kita draining mendadak. Pernah kan mengalami hal itu?
Lucunya, seperti baterai ini, level kecepatan kita kehilangan sukacita pun mirip. Mungkin di awal-awal sukacita kita tidak terlalu cepat hilang, suasana hati kita mungkin sedikit berubah dari happy menjadi kesal tapi tidak parah-parah amat alias tidak terlalu drastis. Tapi kalau dibiarkan, ngedropnya akan menjadi terus semakin cepat. Dan untuk mengembalikan sukacita itu seringkali butuh waktu yang terus bertambah semakin lama. Sudah naiknya lama, ngedropnya cepat.
Saya pun pernah mengalami itu, dan bisa saja mengalami hal itu lagi kelak. Apalagi dengan tekanan hidup seperti sekarang, potensi untuk kehilangan sukacita dan menjadi cepat kesal menjadi sesuatu yang benar-benar harus saya perhatikan lebih dari sebelumnya. Terutama karena saya bertipe ekspresif. Jangan sampai manusia lama saya yang bagai 'petasan cabe' kembali lagi, dan membuat istri dan anak saya jadi tidak nyaman berada di dekat saya. Agar itu jangan sampai kembali lagi, hanya satu hal yang harus saya pastikan. Dan itu adalah jangan sampai saya kehilangan sukacita.
Kenapa sukacita itu bisa hilang? Kalau dikatakan hilang, berarti bisa jadi ada pencurinya dong?
(bersambung)
No comments:
Post a Comment