Ayat bacaan: Amsal 4:23
===================
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Pandemi ini merubah banyak sistem hidup manusia. Kita jadi mengenal sistem WFH alias work from home disaat virus mengganas. Rapat onine, dan sistem pembelajaran online pun jadi hal baru yang segera jadi gaya hidup saat dunia sedang tidak bersahabat. Anak saya mulai mengikuti playgroup saat memasuki usia 3 tahun secara daring atau online. Dengan sistem itu, kami orang tuanya bisa menyaksikan langsung bagaimana cara para guru ini mengajar anak di usia dini.
Ada satu hal menarik dari apa yang dilakukan guru sekolah playgroup anak saya. Ia kerap bertanya bagaimana perasaan anak-anak muridnya satu persatu. Kamu bagaimana perasaannya pagi ini? Dan si anak bebas mengutarakan apa yang ia rasakan. Apakah senang, sedih, sedang marah atau sedang kesal dan sebagainya.
Hal ini menurut saya sangat bagus. Ada banyak orang tua yang masih memaksakan anaknya untuk menahan perasaan mereka. Kalau mereka lagi marah langsung dimarahi balik, kalau lagi nangis disuruh berhenti seketika itu juga, bisa dalam bentuk perintah atau bisa juga dengan bentakan. Kalau anak tertawa keras-keras disuruh diam karena bising. Atau atas alasan yang buat saya lucu, anaknya disuruh berhenti ketawa karena nanti kalau keterusan bakal nangis. Hal seperti ini tidak baik untuk perkembangan mental mereka.
Memang seharusnya sejak dini mereka diajarkan untuk mengeksplor emosi mereka. Peran kita adalah mengajar mereka untuk mengontrol emosi, tapi bukan melarang atau memberhentikan apa yang mereka rasa menurut kehendak kita. Apa yang mereka rasakan itu mutlak milik mereka. Mereka punya emosinya, kita punya emosi kita juga. So they have to be able to feel and express their feeling. Jangan sampai mereka tumbuh dengan perasaan tertekan dan merasa kalau emosi mereka bukanlah milik mereka. Itu bisa berdampak pada perkembangan mental mereka bahkan sampai mereka dewasa nanti.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment