Monday, November 6, 2023

Protecting Our Hearts (2)

 (sambungan)

Masalah perasaan adalah masalah hati. Disana pusat kontrol perasaan, dan kita harus sadar pula bahwa apa yang dihasilkan disana akan menyatakan siapa diri kita. Apakah kita dianggap pemarah, orang yang labil, orang negatif, mudah membenci, baperan, atau penyabar, ramah, baik, kalem, orang yang menyenangkan, lucu dan sebagainya.

Disisi lain, saat kita berhadapan dengan kondisi keras atau sulit dalam hidup, itupun bisa mempengaruhi hati kita. Ada begitu banyak orang hari-hari ini yang mulai putus asa dan kehilangan harapan dalam hidupnya. Dan itu bisa kita ketahui dengan mudah dari apa yang paling sering keluar dari mulut mereka, atau yang paling sederhana, air muka saja sudah bisa menyiratkan itu. Disaat keadaan sedang kurang baik, perasaan negatif bisa mengkontaminasi hati. Orang bisa begitu gampang tersulut emosi, menjadi sangat sulit untuk sabar lalu menjadi orang pemarah.

Di sisi lain ada orang yang semakin lama semakin tidak yakin akan kemampuan dirinya sendiri setelah mengalami kegagalan berkali-kali. Mereka menolak peluang-peluang yang terbuka di depan mata karena merasa diri mereka pasti tidak sanggup untuk melakukannya bahkan sebelum mereka mencoba atau setidaknya memikirkan baik-baik terlebih dahulu. Ada orang optimis, tapi lebih banyak orang pesimis. Ada orang sabar, ada yang cepat marah. Ada yang tidak jemu-jemu berusaha meski sudah terjatuh beberapa kali, ada yang menyerah sebelum bertanding. Ada yang terus percaya akan rencana Tuhan walau masih berada dalam situasi sulit, tetapi ada pula yang masih terus ragu.

Ada banyak faktor yang menjadi dasar perbedaan karakter, cara pandang atau pola pikir seperti ini, tetapi apapun itu, pada akhirnya  kita akan sampai pada satu kesimpulan bahwa semuanya bermuara dari satu hal, yaitu hati.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...