Friday, December 8, 2023

Prioritas (3)

 (sambungan)

Kalau agenda seperti jadwal rapat dan bekerja itu masuk dalam kategori yang tidak bisa diganggu dan harus tepat waktu, kenapa waktu untuk Tuhan dan keluarga tidak bisa kita tempatkan pada posisi yang sama dan terutama juga? Kenapa waktu untuk Tuhan dan keluarga hanya pada posisi variabel sementara pekerjaan tidak? Padahal waktu untuk Tuhan dan keluarga seharusnya ada pada posisi paling atas.

Itu idealnya. Ideal bukan berarti mudah. Saya pun mengalami kesulitan untuk menata hidup supaya bisa tetap pada koridor yang tepat. Tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Saya terus mencari pola yang paling baik dengan penekanan bahwa bekerja ekstra, lebih dari sebelumnya itu penting dan wajib, tapi menjaga kehangatan dan kenikmatan hubungan dengan Tuhan dan keluarga pun tidak kalah penting dan wajibnya. It's about finding the perfect rhythm. Even if it's difficult, you will eventually find it if you realize the importance of it.

Ada kisah menarik yang bisa kita lihat dari kisah Hagai. Kitab Hagai memaparkan sejarah dari sekitar 500 tahun Sebelum Masehi, saat Tuhan menegur keras bangsa Israel lewat nabi Hagai. Dalam hal apa? Dalam hal pembiaran mereka terhadap rumah/bait Tuhan yang sudah cukup lama tinggal puing-puing saja. Pada masa itu bangsa Israel dikatakan terlalu sibuk mengurusi urusannya masing-masing sehingga membiarkan rumah Tuhan terbengkalai tidak terurus. Mereka hanya sibuk untuk terus 'mempercantik rumah sendiri' sampai-sampai 'rumah Tuhan' yang sudah menjadi reruntuhan pun tidak lagi sempat mereka urus dan pedulikan.

Maka teguran Tuhan pun turun melalui Hagai. Tuhan berseru: "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?" (Hagai 1:4).

Tuhan memberi teguran bagi bangsa Israel dengan keras, mencela sikap mereka ini secara tegas.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...