Saturday, March 30, 2024

Habakuk (2)

 (sambungan)

Tidak sedikit yang bertanya-tanya kenapa Tuhan seolah diam dan membiarkan semua ini terjadi. Lho, kenapa malah Tuhan dituduh jadi penyebabnya? Bukankah Dia sudah memberi segala sesuatu  yang diperlukan agar kita bisa terus menjadi semakin baik sebagai manusia seperti kerinduanNya?

Lantas, jika kita masih mampu menjaga hati, jiwa, raga dan pikiran dengan masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan akhlak dalam hidup kita, haruskah kita menyerah kalah dalam berjuang di dunia yang serba sulit ini? Apa yang harus kita lakukan?

Saya rasa, lingkungan atau bahkan dunia yang sedang kacau ini seharusnya menjadi momen bagi kita untuk belajar mengandalkan Tuhan lebih dari sebelumnya. Pada situasi-situasi dimana kemampuan manusia yang terbatas tampaknya menemui jalan-jalan yang buntu, kita seharusnya belajar untuk memandang ke atas mengandalkannya. Ketika pada satu titik kita merasa tidak lagi memiliki cukup tenaga lagi untuk berjuang, apa yang harus kita ingat adalah keberadaan Tuhan yang selalu setia menyertai kita dengan kekuatannya yang tidak terbatas, yang tidak pernah berada lebih rendah dari segala kesulitan duniawi dengan segala liku-likunya seperti yang tengah kita hadapi hari ini.

Sehubungan dengan hal ini saya ingin mengangkat kisah tentang Habakuk.

Habakuk adalah seorang nabi yang hidup di sebuah jaman yang kelam. Situasi dan kondisi yang terjadi pada masa hidupnyasangatlah berat, penuh dengan krisis moral yang sungguh luar biasa. Pada saat itu Habakuk meratap melihat bangsa Yehuda tengah berada dalam bahaya.

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...