Friday, May 31, 2024

Animal Lovers (8)

(sambungan)

Kepedulian Tuhan yang mendalam terhadap hewan-hewan yang juga ciptaanNya bisa juga terlihat dari apa yang disampaikan Yesus. "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Matius 6:26) lalu selanjutnya lihat ayat ini: "Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu." (10:29).

Kedua ayat tersebut memang berbicara untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu takut karena kita semua berada dalam pemeliharaan Tuhan yang penuh kasih. Tetapi perhatikanlah kembali kedua ayat tadi dengan baik, maka kita akan mendapatkan bagaimana Tuhan pun ternyata meluangkan waktu dan menganggap penting untuk menjaga kelangsungan hidup burung-burung kecil yang harganya tentu jauh di bawah kita.

Ayat-ayat ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Tuhan bagi hewan-hewan yang bagi manusia mungkin dianggap tidak berguna, atau bahkan menjadikan nyawa hewan ini hanya sebatas permainan saja.

Yang tidak kalah menyedihkan, hewan-hewan piaraan seperti anjing yang setia juga seringkali menjadi korban kekejaman manusia. Banyak orang yang mengajarkan anak-anaknya untuk menganggap anjing sebagai sosok buas mengerikan sejak usia dini. Padahal kalau dibandingkan, bukankah manusia yang seringkali bertindak kejam terhadap mereka?

(bersambung)

Thursday, May 30, 2024

Animal Lovers (7)

(sambungan)

 "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28).

Menaklukkan dan berkuasa disini tentu bukan dimaksudkan bahwa kita bisa seenaknya mengeksploitasi isi bumi tanpa memikirkan kelangsungan hidup atau kelestariannya, tapi justru sebaliknya. Kepada kita disematkan sebuah tanggung jawab untuk mengurus dan melestarikan segala yang ada di muka bumi ini, termasuk pula di dalamnya berbagai spesies atau jenis hewan yang hidup di bumi. Kalau yang masih dalam jumlah banyak saja harus kita jaga, apalagi yang saat ini langka atau mendekati kepunahan.

Kenapa kita harus menjaga kelestarian mereka? Alasan yang paling mendasar adalah, sebab Tuhan telah menciptakan segalanya itu bukan sekedar baik saja, tetapi dikatakan "sungguh amat baik." "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." (ay 31).

Kalau Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dengan amat sangat baik, dan Dia sudah berpesan agar kita menaklukkan dan berkuasa, yang artinya memperhatikan betul kelestariannya, bagaimana kita bisa tega memperlakukan alam beserta tumbuhan dan hewan di dalamnya dengan buruk? Dan kalau begitu, bukankah Tuhan pun menginginkan kita untuk melakukan hal-hal yang baik bagi ciptaan-ciptaan Tuhan ini?

Kepedulian Tuhan yang mendalam terhadap hewan-hewan yang juga ciptaanNya ...

(bersambung)

Wednesday, May 29, 2024

Animal Lovers (6)

(sambungan)

Banyak orang yang tidak bertanggungjawab merusak lingkungan, menebang pohon sembarangan, merusak habitat hewan bahkan memburu mereka termasuk hewan-hewan langka di dalamnya tanpa merasa bersalah. Kekejaman terhadap hewan seperti yang di jalan atau burung yang ditembaki hanya untuk kesenangan sesaat terus saja terjadi. Mengingat Tuhan menginginkan kita untuk menjadi berkat di dunia, apakah kita tidak bisa menjadi berkat buat sesama lewat kepedulian kita terhadap hewan-hewan terlantar yang nyawanya terancam setiap saat?

Untuk membahas lebih jauh akan hal ini, mari kita lihat apa yang tertulis pada bagian paling depan di Alkitab. Sejak di awal penciptaan sesungguhnya kita bisa melihat bagaimana Tuhan telah berpesan langsung kepada kita mengenai pentingnya untuk menjaga dan melindungi kelangsungan hidup dari mahluk-mahluk hidup ciptaan Tuhan lainnya.

Lihatlah ayat yang disebutkan dalam kitab Kejadian berikut ini:

 "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kejadian 1:28).

(bersambung)

Tuesday, May 28, 2024

Animal Lovers (5)

(sambungan)

Banyak yang tega menyiksa atau memperlakukan hewan di jalan, bahkan piaraan mereka sendiri secara sangat buruk, atau dengan tega meracun dan menganiaya hewan-hewan malang ini tanpa perasaan. Beberapa langganan saya pernah bercerita bahwa hewan peliharaan mereka pernah mengalami penyiksaan bahkan diracun oleh tetangga sendiri. Ada pula beberapa kota yang pemerintahnya begitu tega mengeluarkan perintah untuk menghabisi nyawa hewan liar di jalanan seolah hewan-hewan ini bukan mahluk hidup yang punya perasaan, nyawanya tak berharga.

Kita pernah pula melihat atau mendengar orang memperlakukan hewan piaraannya dengan kejam. Ada anjing yang diikat diluar sepanjang hidupnya, terkena panas terik dan hujan begitu saja, ada yang tidak diberi makan, dibiarkan ketika diserang kutu, sekarat tertabrak mobil atau disiksa dengan semena-mena.

Ada beberapa lembaga yang aktif berkontribusi dalam hal ini. Ada yang membuka animal shelter dan saling berbagi info mengenai anjing-anjing yang terlantar di berbagai tempat. Dan saya bersyukur karena ternyata masih banyak orang yang mau membantu mereka untuk menolong hewan-hewan ini bersama-sama tanpa memandang latar belakang masing-masing.

Tuhan mengasihi manusia secara istimewa, itu benar. Bahwa ada banyak manusia yang butuh pertolongan dan belum mengenal kebenaran, itu pun tentu benar. Itu menjadi bagian dari tugas kita sesuai Amanat Agung, itu juga benar. Tetapi bukan berarti bahwa Tuhan tidak mengasihi hewan dan tumbuhan yang notabene merupakan ciptaanNya juga dan kita tidak punya urusan apa-apa atau tidak perlu peduli terhadap itu.

(bersambung)

Monday, May 27, 2024

Animal Lovers (4)

(sambungan)

Saya percaya bahwa panggilan itu sangat beragam, dan semua bertujuan untuk membentuk tatanan kehidupan yang lebih baik, dimana Tuhan bisa dirasakan keberadaannya lewat panggilan yang Dia beri kepada anak-anakNya.

Ada banyak sekali pekerjaan di dunia ini yang masih harus dilakukan kalau kita mau menjadikan dunia tempat yang lebih baik untuk didiami. Saya percaya, semakin detail kita mengetahui panggilan kita, semakin maksimal pula kita bisa memenuhinya. Dan saya juga percaya bahwa panggilan Tuhan juga menjangkau hewan-hewan terlantar dan tanaman. Bukankah itu juga penting, dan lewat panggilan itu kita juga bisa menyatakan keberadaan dan kasih Tuhan di dunia? Bukankah kita bisa menjadi terang dan menyenangkan hati Tuhan lewat pelayanan kita menyelamatkan hewan-hewan terlantar, doing an animal rescue or animal conservation?

Apakah tidak mungkin jika Tuhan memberi panggilan kepada sebagian orang untuk bekerja di ladang yang satu ini, atau yang lebih sederhana, tidakkah mungkin jika kita bisa melakukan Amanat Agung lewat tindakan mulia menyelamatkan hewan-hewan yang terbuang dan menderita ini?

Faktanya, di mana pun di belahan bumi ini ada begitu banyak hewan yang butuh pertolongan. Di beberapa acara televisi saya melihat langsung hewan-hewan yang diperlakukan dengan sangat kejam yang akan segera mati jika tidak mendapatkan pertolongan.

Tidak jarang pula di sekitar kita, kita menyaksikan hewan-hewan yang dibenci tanpa alasan dan kemudian harus menemui ajalnya dengan mengenaskan.

(bersambung)

Sunday, May 26, 2024

Animal Lovers (3)

(sambungan)

Kembali pada soal panggilan. Apakah panggilan itu cuma terbatas untuk mengurusi manusia saja? Apakah salah jika ada orang yang merasa panggilannya sangat kuat terhadap hewan? Apakah panggilan hanya mengenai anak terlantar, tuna wisma, orang lanjut usia, atau yang berhubungan dengan berbagai bidang pekerjaan, termasuk panggilan bermusik? Kalau begitu, bagaimana dengan hewan dan tumbuhan?

Saya sulit membayangkan kalau saja Tuhan tidak menciptakan hewan, dalam hal ini terutama  hewan peliharaan yang bisa sangat menghibur kita dengan bahasa kasih mereka yang polos. Tatapan mata mereka memandang kita, goyangan ekornya yang menandakan mereka senang bersama kita, cara mereka berinteraksi saat ingin dimanja, tidur di pangkuan kita, semua itu kerap bisa menghibur dan menghilangkan perasaan seperti lelah, kesal atau mumet saat pulang ke rumah. Bagi pecinta hewan, hewan peliharaan mereka ini sudah seperti jadi anggota keluarga. Artinya, mereka sama pentingnya dengan anggota keluarga lainnya yang notabene adalah manusia.

Kalau hewan-hewan ini juga ciptaan Tuhan, bukankah Tuhan pun seharusnya peduli kepada mereka, dan bisa saja mengutus sebagian dari umatNya untuk peduli dan menyelamatkan mereka dari penderitaan dan bahaya yang bisa menimpa mereka di jalan?

Lantas, kalau tidak ada orang yang peduli terhadap penghijauan, kelestarian lingkungan, apa jadinya dunia ini sekian tahun ke depan? Bukankah itu juga jadi kepedulian Tuhan dan tentu saja butuh orang-orang yang peduli terhadap kelestarian dunia yang kita tempati saat ini?

Banyak orang yang salah kaprah bahwa panggilan hanyalah mengacu kepada manusia dan bukan yang lain. Apakah panggilan memang terbatas hanya untuk manusia saja? Apakah bidang pelayanan tidak boleh menyentuh hal di luar manusia seperti mempedulikan hewan dan tumbuhan?

(bersambung)

Saturday, May 25, 2024

Animal Lovers (2)

 (sambungan)

Menjalankan panggilan secara independen. Saya pun melakukan hal itu, melayani di dunia maya yang sudah berjalan 15 tahun. Saya justru merasa nyaman karena saya bisa melayani secara bebas, lintas denominasi bahkan lebih. Saya pun mengingatkannya agar bersyukur, karena ia termasuk satu dari sedikit sekali orang yang bisa mengetahui apa yang menjadi panggilannya. Kalau ia sudah tahu apa panggilannya, lakukan segera dan jangan tunda lagi. Karena waktu sesungguhnya singkat dan terbatas. Percayalah, kalau nanti sudah dimulai, Tuhan akan tuntun dan terus buka jalan hingga impiannya membuka shelter bisa jadi kenyataan.

Kebetulan panggilannya sepertinya sama dengan istri saya, yang juga selalu punya hati untuk hewan-hewan jalanan ini. Istri saya kerap menyempatkan waktu keliling naik motor di sekitaran rumah untuk membagikan makanan kepada anjing dan kucing yang ada di jalan. Ada saja hewan yang mampir ke rumah karena tahu ada yang peduli kepada mereka. Bahkan usaha yang sekarang kami jalani pun didirikan atas kerinduannya agar warga yang tinggal di area sekitar kami bisa mendapat akses untuk membeli makanan hewan yang murah bagi para hewan terlantar di jalanan.

Alasan membuka usaha seperti itu mungkin terdengar aneh. Tapi begitulah faktanya. Dan percaya tidak percaya, kami baru mendapatkan buah hati kami setelah menunggu 10 tahun hanya berjarak kurang dari sebulan sejak toko dibuka. Saya percaya, ketika kita melakukan panggilan kita dengan baik, tulus dan benar, Tuhan pasti senang. Dan kalau Tuhan senang, apapun yang tersulit sekalipun bisa terjadi.

Mengetahui apa yang menjadi panggilan itu sudah sangat baik, tapi akan jadi jauh lebih baik apabila kita melanjutkan dengan melakukan panggilan kita itu dengan sungguh-sungguh.

(bersambung)

Friday, May 24, 2024

Animal Lovers (1)

 Ayat bacaan: Kejadian 1:28
======================
"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."


Ada seorang teman saya yang menyadari bahwa panggilannya adalah mengurus hewan terlantar di jalanan, terutama anjing dan kucing. Ia bercerita bahwa pada suatu hari nanti ia berharap bisa punya animal shelter agar hewan-hewan ini bisa mendapat perlindungan, keamanan dan kecukupan yang layak.

Hanya saya ia merasa kecewa pada gereja di tempatnya bernaung. Kenapa? Ia bercerita bahwa beberapa waktu lalu ia sempat menawarkan pada gerejanya agar ada bidang pelayanan divisi pecinta hewan yang tujuannya mengakomodir panggilan jemaat yang sama dengannya untuk mempedulikan hewan-hewan terlantar di jalanan. Tapi usulnya ditolak. "Manusia saja belum tertangani, kok malah mikirin ngurusin hewan segala." begitu jawaban yang ia terima.  "Mungkin hewan tidak bisa memberi persembahan, jadi mereka anggap tidak penting," katanya sambil tersenyum kecut.

Saya mengingatkan teman saya bahwa melayani itu tidak selalu harus berbasis gereja. Ia tetap bisa menjalankan panggilannya meski secara independen. Kenapa harus lewat gereja? Kalau kata teman saya, siapa tahu ada jemaat yang punya panggilan sama jadi bisa melakukan bersama-sama. Tapi bukankah Tuhan bisa membawanya berjumpa dengan orang-orang lain untuk melakukan itu meski bukan merupakan program gereja?

Bagi saya, mau sendirian atau bersama orang lain, yang terpenting adalah menjalankan panggilan dengan segera dan  sungguh-sungguh. Mau panggilan atau pekerjaan, itu bisa dimulai dari kecil, bahkan dari nol. Start small, dream big. Itu prinsip saya sejak dulu dalam melakukan apapun.

(bersambung)

Thursday, May 23, 2024

Jujur (6)

 (sambungan)

Jujur dalam segala hal dan ukuran merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar atau dinegosiasikan dengan alasan apapun. Salomo yang penuh hikmat berkata "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya." (Amsal 11:3). Dan dalam bagian lain ia berkata "karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat." (3:32).

Kita harus ingat bahwa Tuhan bergaul erat dengan orang-orang jujur, sebaliknya dosa sekecil apapun bagaikan menghadirkan jurang besar yang memutuskan hubungan kita dengan Tuhan. "tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:2). Jangan lupa bahwa kita membawa nama Kristus dalam setiap langkah hidup kita. Watch your thoughts ; they become words. Watch your words, they become actions. Watch your actions, they become habits. Watch your habits, they become character. Watch your character, it becomes your destiny.

Jangan beri toleransi untuk menghalalkan kejahatan, jangan buat timbangan sendiri untuk besar kecil atau boleh tidaknya kita melakukan kecurangan atau menutup mata atas sesuatu yang menguntungkan kita tetapi merugikan orang lain. Dan Firman Tuhan sudah berkata: ".. janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). Hendaklah kita terus bersikap jujur dalam perkara apapun, seperti apa dan berapapun ukurannya agar kita bisa menjadi kesaksian tersendiri akan Kristus di dunia ini.

Tetaplah jujur dalam hal apapun tanpa memandang besar kecilnya

Wednesday, May 22, 2024

Jujur (5)

 (sambungan)

Ada banyak yang bisa kita teladani dari perumpamaan ini. Salah satunya yang paling penting berhubungan dengan tema renungan hari ini, yaitu kejujuran dan tanggungjawab dalam menerima kepercayaan, tak peduli sebesar atau sekecil apapun kepercayaan itu. Itu bisa kita lihat dari jawaban sang tuan. Sang tuan menyebut hambanya baik dan setia. Karena sudah menunjukkan kesetiaan terhadap perkara kecil, tuannya akan memberikan tanggungjawab dalam perkara yang lebih besar lagi. Kalau untuk perkara kecil saja kita tidak bisa dipercaya, bagaimana kita berani berharap akan sesuatu yang besar? Apalagi kalau kemudian bersungut-sungut menuduh Tuhan tidak adil, pilih kasih dan sebagainya. Salah-salah kita bisa berakhir seperti hamba dengan satu talenta.

Bicara soal keteladanan dalam perbuatan baik, Paulus sudah menyampaikannya dalam surat untuk Titus.

"dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu." (Titus 2:7).


 Perhatikanlah bahwa pesan ini bukan hanya berlaku bagi pendeta, penginjil atau hamba-hamba Tuhan saja, tetapi juga kepada kita semua orang percaya. Sebagai anak-anak Tuhan kita seharusnya menunjukkan integritas yang baik dengan perbuatan yang sesuai dengan perkataan, sesuai dengan ajaran Tuhan, sesuai dengan gambaran orang percaya yang benar, menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan, seperti yang diajarkan pada kita dalam Matius 3:8 dan kemudian menjadi teladan bagi orang lain.

Seperti apa yang dialami oleh pendeta dalam ilustrasi di awal, segala perilaku, perbuatan dan keputusan-keputusan yang kita ambil akan tetap menjadi perhatian orang lain. Alangkah ironisnya apabila kita sebagai anak-anak Tuhan sama sekali tidak mencerminkan sikap seperti Kristus lalu malah memberi citra negatif dengan bersikap munafik, terus mencari kepentingan sendiri tanpa merasa bersalah jika merugikan orang lain. Kelanjutan dari ayat Titus di atas mengingatkan kita agar terus bersikap jujur, "..sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita." (ay 8).

(bersambung)

Tuesday, May 21, 2024

Jujur (4)

 (sambungan)

Mari kita lihat perumpamaan tentang talenta yang disampaikan Yesus dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27. Ada tiga hamba yang dipanggil tuannya yang hendak pergi ke luar negeri. Yang satu diberi 5 talenta, yang satu diberi 2, sedang yang satunya diberi 1. Kenapa beda-beda? Dengan jelas disebutkan bahwa pemberian itu didasarkan 'menurut kesanggupannya.' (Matius 25:15). Setelah tuannya pergi, ketiga hamba ini pun melakukan tugasnya masing-masing. Hamba yang dapat 2 dan 5 talenta kemudian memperoleh laba yang sama dengan modal awal. Tapi hamba dengan satu talenta memilih untuk menggali lubang dan menanam uangnya. Mungkin ia mengira bahwa satu talenta itu terlalu sedikit untuk diputar, jadi disimpan saja supaya tidak habis ia pakai belanja.

Kemudian pulanglah sang tuan. Kedua hamba yang beroleh laba sebesar modal awal mendapat pujian yang sama dari tuannya. " Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (ay 21, 23). 

 Tapi hamba terakhir datang dengan sebuah pembelaan diri atas keputusannya tidak melakukan apa-apa dengan talenta yang dipercayakan kepadanya. Ia bahkan berani berkata buruk kepada tuannya. "Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" (ay 24-25).

Benar-benar hamba yang keterlaluan bukan? Masih mending dikasih daripada tidak mendapat apa-apa. 1 dinar tampaknya seolah kecil, tapi sebenarnya itu setara dengan 6000 dinar, jadi tidak kecil sama sekali. Ia mungkin iri melihat dua temannya mendapat lebih banyak. Ia tidak mensyukuri apa yang ada padanya dan memilih untuk iri terhadap yang lebih dari dirinya. Bukankah itu keterlaluan? Tidak heran kalau sang tuan pun kemudian marah besar terhadapnya dan menjatuhkan hukuman berat.

(bersambung)

Monday, May 20, 2024

Jujur (3)

 (sambungan)

Adalah sangat penting bagi kita untuk terus bersikap jujur dalam kondisi,situasi apapun dan atas jumlah berapapun. Godaan-godaan seperti itu akan terus datang dalam hidup kita. Manusia cenderung mengabaikan untuk bersikap jujur ketika ada keadaan yang menguntungkan dirinya seperti mendapat kembalian lebih ketika berbelanja misalnya. Kita berpikir, "Ah biar saja, siapa suruh salah ngembaliin? Bukan salah saya, itu resiko dia." itu bisa muncul dipikiran kita untuk membuat kita terjebak melakukan hal yang salah.

Atau, kita senang sekali saat melihat ada uang terjatuh di sebuah tempat. Bukannya berusaha mencari tahu siapa yang punya atau memberikan kepada petugas atau pegawai, kita langsung buru-buru mengambil sebelum keburu diambil orang lain, dan sebagai pembenaran, kita bilang itu dari Tuhan. Yang saya percaya, Tuhan tidak akan pernah memberi hadiah yang merugikan orang lain. Sebagai pemiliki segalanya, Dia tidak perlu melakukan itu.

Atau, kita menganggap mark-up atau menaikkan harga saat diminta membeli sesuatu oleh perusahaan atau badan dimana kita bekerja itu wajar. Uang rokok, uang kopi, uang lelah, uang jalan, dan entah apa lagi nama yang diberikan supaya kelihatan tidak masalah. Meski jumlahnya relatif kecil sekalipun, itu tidak dibenarkan. Dan sekecil apapun,sebuah dosa tetaplah dosa. A sin is always a sin. No matter how small it is.

Masalah kepercayaan merupakan hal yang krusial bagi kehidupan manusia. Apakah ada perusahaan yang mau mempekerjakan pegawai yang hobi nyuri meski kecil-kecilan? Atau, adakah diantara kita yang mau punya teman yang seperti itu? Saya yakin tidak. Kalau bagi manusia kepercayaan itu penting, apalagi di mata Tuhan.

Tuhan tentu tidak menciptakan maling-maling kecil apalagi besar. Itu bertentangan dengan buah pikiranNya saat menciptakan manusia secara istimewa dengan mengambil rupaNya sendiri. Dia memberi hati, pikiran, nalar dan akal budi, Dia bahkan membekali kita dengan hati nurani yang bisa menjadi saranaNya untuk mengingatkan kita, juga memberi Roh Kudus agar kita bisa selamat dalam perjalanan hidup sampai akhir. Atas semua ini, seharusnya bukan saja kita bisa menjadi orang-orang yang setia pada perkara kecil, tapi seharusnya kita pun bisa menjadi teladan akan hal itu.

(bersambung)

Sunday, May 19, 2024

Jujur (2)

 (sambungan)

Pada suatu hari ada seorang pendeta yang baru saja pindah ke negara bagian lain di Amerika Serikat. Setelah beberapa minggu menetap, pada suatu hari ia naik ke sebuah bus untuk menuju suatu tempat agak ke luar kota. Ketika ia duduk, ia menyadari bahwa ternyata uang kembalian yang diberikan supir berlebih 25 sen.

Ia kemudian mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan. Dalam hati kecilnya ia berkata, "saya harus mengembalikan uang 25 sen ini." Tetapi kemudian pikirannya berkata, "ah sudahlah, kan cuma 25 sen saja.. mau beli apapun tidak cukup, mengapa harus repot dengan jumlah sekecil itu?" Uang pecahan sekecil 25 sen jelas tidak akan merugikan supir dan pengusaha pemilik bus. Pikiran lainnya sempat hinggap di benaknya. "Mungkin saya sebaiknya menerima saja sebagai sebuah "hadiah kecil dari Tuhan" dan mendiamkan saja pura-pura tidak tahu, toh bukan salah saya."

Kenyataannya, ada banyak orang percaya yang bereaksi sama seperti ini saat menerima salah kembalian yang menguntungkan, atau saat menemukan uang terjatuh di jalan. Bahkan pada suatu kali ada seorang pendeta yang berkotbah di mimbar berkata bahwa pada suatu kali saat ia butuh uang, tiba-tiba ia menemukan segepok uang di jalan. Dan ia mengklaim itu berasal dari Tuhan dan diberikan pada dirinya. Tidakkah ia berpikir bahwa pemiliknya mungkin sedang menangis karena kehilangan sejumlah besar uang? Dan, bagaimana ia berani mengklaim bahwa uang itu dari Tuhan dengan begitu mudah? Tapi begitulah sifat manusia. Akal dan kepintaran kalau bukan dipakai untuk tujuan baik memang bisa  dipergunakan untuk rupa-rupa hal yang salah dan jahat.

Mari kita kembali kepada kisah sang pendeta yang menerima kembalian lebih 25 sen. Ketika ia sampai di tempat tujuan ia pun berdiri sejenak di pintu, dan akhirnya memutuskan untuk mengembalikan uang pecahan itu kepada supir sambil berkata, "anda tadi kelebihan 25 sen memberi kembalian."

Bagaimana reaksi supir bus? si supir kemudian tersenyum dan berkata: "anda kan pendeta baru di kota ini?" Si pendeta pun terkejut seraya mengiyakan. Lalu supir itu melanjutkan, "saya sedang mencari tempat yang tepat untuk beribadah. Saya tadi ingin mencoba anda, apa yang akan anda lakukan jika mendapat kembalian lebih dari yang seharusnya. Baiklah kalau begitu, sampai ketemu hari Minggu." ucap sang supir sambil tersenyum.

Pendeta itu pun kemudian tertegun dan berkata, "Ya Tuhan, saya hampir saja menjual AnakMu hanya untuk 25 sen."

Ia bersyukur sudah mengambil keputusan yang tepat. 25 sen sangat kecil nilainya dan bagi dunia tidak berarti, tapi Tuhan menuntut kita untuk setia/jujur terhadap perkara tak peduli sekecil apapun. No matter how small it is.

(bersambung)

Saturday, May 18, 2024

Jujur (1)

 Ayat bacaan: Titus 2:7
=================
"dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu"


Sebagai pedagang, saya selalu memastikan bahwa saya jujur dalam berjualan. Saya selalu menyiapkan uang kembalian setiap hari sebelum mulai jualan hingga pas. Tidak jarang saya harus repot mencari uang pecahan kecil karena di bank semakin lama semakin sulit. Menukar ke juru parkir menjadi salah satu alternatif, meskipun kebanyakan dari mereka sudah di 'booking' oleh gerai-gerai mini market yang menjamur di mana-mana. Selain uang pecahan kecil untuk kembalian, saya juga harus memastikan bahwa timbangan yang saya pergunakan tetap berfungsi baik agar jangan sampai berat barang yang dijual kurang dari berat seharusnya.

Pernah pada suatu kali ada pembeli yang datang, ia meminta saya untuk menimbang pakan yang hendak dibelinya di depannya. Menurutnya ada banyak sekali toko yang tidak jujur. Mengaku sekilo tapi isinya hanya sekitar 800 gram an. Ketika ditanya, mereka berdalih bahwa sekilo itu maksudnya hanya kira-kira. "Kurang lebih sekilo", begitu alasannya. Kalau buat saya, sekilo ya sekilo, tidak ada kira-kira tapi harus tepat segitu.

Saya pun meletakkan timbangan dan menimbang di depannya. Saya tidak takut karena memang saya tidak mau curang sedikitpun dalam berjualan. Ia pun puas, melakukan pembayaran dan berkata bahwa ia akan langganan ke saya.

Perbedaan 100-200 gram mungkin tidaklah begitu berpengaruh besar, apalagi kalau barangnya bukan berharga mahal. Tapi buat saya, curang tetaplah curang. Mau sekecil apapun, korupsi tetaplah korupsi. Dosanya sama saja mau besar mau kecil. Saya tidak ingin pekerjaan saya harus ternodai oleh bentuk-bentuk mark up atau kecurangan seperti apapun.

Saya kemudian teringat akan sebuah kisah yang sangat menginspirasi.

(bersambung)

Friday, May 17, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (7)

 (sambungan)

Bagi teman-teman yang belum melayani, mulailah berpikir apa yang bisa anda lakukan untuk Tuhan. Apa yang bisa anda perbuat agar orang bisa mengenal pribadi Kristus lewat diri anda. Saya tidak bilang kita harus berkotbah, harus terlibat pelayanan di gereja, tidak harus seperti itu. Terkadang, perbuatan baik yang sederhana sekalipun bisa mengantarkan orang untuk mulai mengenal Sang Juru Selamat kita.

Bagi yang sudah aktif melayani, agar pelayanan kita berkenan bagi Tuhan, marilah kita tetap menjaga bahwa apapun yang kita kerjakan adalah semata-mata demi kemuliaanNya, karena kita begitu mengasihiNya dan rindu lebih banyak lagi orang bisa merasakan kedekatan hubungan yang indah dengan Tuhan, bukan karena sekedar sebuah tuntutan semata apalagi dijadikan sebuah ajang minta-minta atau cari untung kepada Tuhan.

Di satu sisi tentu sangat baik jika kita sudah aktif melayani. Tapi di sisi lain, mari kita sama-sama terus jaga agar motivasi yang melandasi pelayanan kita itu tetap benar, tetap pada koridornya, dan tidak merebut waktu-waktu kita bersama Tuhan. Pastikan kasih mula-mula tetap menyala, dan mari kita bawa setiap yang kita layani agar bisa pula merasakannya.

Pastikan anda melayani dengan dasar yang benar

Thursday, May 16, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (6)

 (sambungan)

Kita bisa lihat bagaimana pola hidup yang ditunjukkan Yesus sendiri. Meski Yesus sangat sibuk melayani, Dia selalu menyempatkan waktu untuk bersama Bapa. Beberapa kali Yesus bahkan dikatakan naik ke atas bukit untuk mengambil waktu teduh.

Jangan sampai kesibukan kita, berbagai jadwal setiap hari, termasuk didalamnya melayani malah membuat hubungan kita menjadi renggang dengan Tuhan. Jangan sampai kita malah mendahulukan aktivitas pelayanan ketimbang membangun hubungan dengan Tuhan. Jangan sampai semua itu merebut keintiman kita dengan Tuhan, sehingga tanpa sadar kita tetap aktif melayani tapi kehangatan hubungan sudah berganti menjadi dingin.

Dari jemaat Efesus kita bisa belajar bahwa memang penting untuk melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi adalah jauh lebih penting lagi bagi kita untuk menjaga keintiman, hubungan yang sehat dengan Tuhan secara konsisten. Kita harus tetap mengarahkan fokus pada kasih yang semula agar fokus tidak berpindah kepada "sekedar menjalankan tugas dan kewajiban" dan akibatnya kehilangan kasih yang semula, sebuah kasih yang meluap-luap tanpa pamrih ketika kita pertama kali menerima Kristus.

Menjaga keintiman dengan Tuhan akan membuat kasih mula-mula tetap ada dalam diri kita. Tekun berdoa, tidak meninggalkan saat teduh, meluangkan waktu-waktu khusus untuk berdiam di hadiratNya, memanjatkan pujian/penyembahan dengan penuh rasa syukur dan suka cita, semua itu akan membuat roh kita tetap menyala dalam kasih mula-mula.

(bersambung)

Wednesday, May 15, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (5)

 (sambungan)

"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta." (Wahyu 2:2).

Mereka rela menderita dan tidak kenal lelah. (ay 3). Semua ini diketahui benar oleh Tuhan. Menjadi pengikut Kristus di kota seperti itu tentu beresiko tinggi. Tapi ternyata jemaat Efesus termasuk jemaat dengan mental kuat. Dan itu, tentu saja luar biasa.

Akan tetapi lihatlah ayat selanjutnya. Meski Tuhan tahu dan menghargai upaya mereka, Tuhan ternyata menegur mereka. Teguran atas apa? Firman Tuhan berkata: "Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula." (ay 4).

Perhatikan hal ini. Meski mereka giat dalam pelayanan, tetapi Tuhan mencela mereka karena mereka meninggalkan kasih mula-mula. Artinya mereka lebih memprioritaskan "pekerjaan Tuhan" daripada kerinduan untuk mengenal lebih jauh "pribadi Tuhan" dan mengasihiNya seperti semula.

Tanpa sadar, ternyata jemaat Efesus yang bermental baja dan kuat keimanannya ini lupa hakekat yang terutama yaitu membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Bukankah kita sering seperti itu? Kita merasa sudah sibuk dan berjerih lelah melayani, tapi kita lupa mengambil waktu untuk diam di hadirat Tuhan. Malah kesibukan melayani menjadikan kita merasa sudah terlalu lelah untuk bersaat teduh.

(bersambung)

Tuesday, May 14, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (4)

 (sambungan)

Sebelum saya lanjutkan, mari kita lihat letak kota ini dan latar belakangnya pada masa itu. Kota Efesus berada di Asia Kecil, yaitu kawasan di Asia Barat Daya yang letaknya kalau pada peta hari ini kurang lebih di Turki bagian Asia. Kota Efesus merupakan kota tua yang dikenal punya peradaban tinggi selama berabad-abad dan merupakan kota perdagangan yang kaya raya. Di kota ini , seperti halnya daerah Asia Kecil lainnya pada masa itu, penduduknya menyembah berhala. Dikatakan bahwa mereka menyembah patung dewi Artemis yang dipercaya jatuh dari langit (Kisah Para Rasul 19:35). Disana kekuatan sihir berkembang dengan sangat pesat, sesuai pengakuan beberapa tukang sihir yang bertobat (ay 19).

Keadaan ini membuat usaha pewartaan Injil di Efesus menjadi jauh lebih sulit. Paulus bahkan menggambarkan itu sebagai pelayanan yang banyak mencucurkan air mata, banyak percobaan dan usaha pembunuhan (20:19). Tetapi berkat tuntunan Roh Kudus, Alkitab mencatat pelayanan Paulus membuahkan hasil luar biasa.

Selama 2 tahun Paulus mengajar dengan berani (19:8-10) mulai dari rumah ibadat hingga ruang kuliah Tiranus (19:8-10). Ia juga melakukan mukjizat-mukjizat yang luar biasa (19:11). Semua ini kemudian membuat firman Tuhan terdengar oleh semua orang (ay 10), dan makin berkuasa (ay 20).

Sekarang, mari kita lihat lebih jauh profil jemaat Efesus yang terbentuk dari jiwa-jiwa yang diselamatkan dalam misi pewartaan Injil Paulus beserta rekan-rekannya. Jemaat di Efesus dikenal sebagai jemaat yang setia dan penuh semangat penginjilan. Mereka tidak terpengaruh atau takut pada lingkungan disekeliling mereka yang menyembah berhala. Meski mungkin sulit, mereka dikatakan selalu menjaga integritas mereka. Mereka bahkan dikatakan  punya karunia mampu membedakan rasul palsu dari yang asli.

(bersambung)

Monday, May 13, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (3)

 (sambungan)

Maria dan Marta mungkin menjadi contoh yang paling baik dalam hal ini.

Keduanya melakukan hal yang baik, tapi lihatlah bagaimana tanggapan Yesus terhadap keduanya. Ketika Marta dikatakan sibuk sekali melayani (Lukas 10:40), Maria justru memilih untuk diam di kaki Tuhan dan terus mendengar perkataanNya. (ay 39). Dan Yesus pun berkata demikian: "Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (ay 41-42).

Tentu saja sangatlah baik ketika kita melakukan pekerjaan Tuhan. Melayani bukan saja sangat baik, tapi merupakan kewajiban dari setiap kita. Tapi ingat,  kita harus melakukannya atas dasar atau tujuan yang benar, dan diatas segalanya jangan lupakan pula pentingnya untuk berdiam di kaki Tuhan dan mendengarkan perkataanNya.

Sebuah hati yang melayani seharusnya lahir dari kasih kita kepada Tuhan dan kasih kita kepada sesama, kerinduan untuk melihat lebih banyak lagi orang yang bisa menikmati keindahan sebuah hubungan yang intim dan erat dengan Tuhan. Kalau kita malah sibuk pelayanan tapi hubungan dengan Tuhan terbengkalai, kalau hubungan kita dengan Tuhan ditempatkan jauh di bawah pentingnya melayani, bukankah itu sudah melenceng dari hakekat sebenarnya?

Ada contoh lainnya yang menarik untuk kita jadikan pembelajaran, yaitu dari kehidupan jemaat di Efesus.

Dimana letak Efesus dan seperti apa latar belakang kota tersebut pada masa itu?

(bersambung)

Sunday, May 12, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (2)

 (sambungan)

Dengan pola pikir keliru seperti teman saya tadi, bisa-bisa setiap ada masalah Tuhan yang langsung dipersalahkan, atau minimal dijadikan tersangka. Mengikuti dan melayani Tuhan atas motivasi keuntungan pribadi, itu jelas keliru.

Ada pula yang motivasinya dalam melayani karena takut tidak selamat dan bukan lagi karena mengasihi Tuhan. Ada yang tidak kalah parahnya, melayani agar terlihat wah di mata orang lain alias sebagai ajang pamer rohani dan diri sendiri.

Selain itu, ada banyak yang kemudian malah menjadi terfokus pada kesibukan pelayanan dan tidak lagi punya waktu untuk mengenal pribadi Tuhan secara lebih jauh.

Semua alasan di atas barulah sebagian dari motivasi-motivasi keliru yang mungkin mendasari keputusan seseorang untuk melayani. Ada paradigma maupun tujuan dan hekekat yang bergeser terhadap mlakukan pelayanan yang bisa saja hadir tanpa kita sadari.

Maria dan Marta mungkin menjadi contoh yang paling baik dalam hal ini.


(bersambung)

Saturday, May 11, 2024

Memetik Pelajaran dari Jemaat Efesus (1)

 Ayat bacaan: Wahyu 2:2-4
========================
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula."


Menjadi pelayan atas nama Tuhan, menjadi rekan sekerja Tuhan merupakan pekerjaan mulia yang sesungguhnya sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai orang percaya. Adalah sangat baik apabila anda saat ini sudah masuk ke dalam pelayanan dalam bentuk apapun dan memuliakan Tuhan di dalamnya. Di gereja ada begitu banyak posisi dimana anda bisa ambil bagian, seperti tim musik, worship leader, singer, usher, multi media, organizer dan lain-lain, atau setidaknya aktif di persekutuan.

Tentu saja melayani tidak harus di gereja, karena anda bisa turut serta dengan rekan-rekan melakukan pelayanan di luar. Itu tentu tidak kalah penting dan berharganya, tergantung apa yang menjadi panggilan anda. Melayani dimanapun, apapun bentuknya, tentu akan menyenangkan hati Tuhan jika dilakukan dengan hati yang mengasihi Tuhan dan sesama, dan dilandasi oleh motivasi yang benar.

Motivasi yang benar? Ya. Dari pengalaman saya, ada yang melayani karena hendak 'menyogok Tuhan'. Agar bisnis diberkati, agar hidup dilancarkan, dan bentuk-bentuk lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menuntut imbalan atau balas jasa dari Tuhan.

"Kita yang sudah melayani tidak perlu kuatir, karena Tuhan pasti jaga hidup dan usaha kita. Betul apa betul?" kata seorang teman yang merupakan salah satu anggota tim musik gereja pada suatu kali. Kalau begitu pola pikirnya, nanti bisa kecewa. Pada kenyataannya ada kalanya kita harus masuk masa padang gurun dimana kita sedang dilatih untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa, menjadi orang yang lebih baik. Atau bisa juga masalah datang malah karena kesalahan kita sendiri.

(bersambung)

Friday, May 10, 2024

Alergi (9)

 sambungan)

Ketiga poin tadi bisa menimbulkan kecemaran terhadap kekudusan kita. Ibarat alergi, kita harus menghindarinya kalau tidak mau dapat masalah. Poin di atas bisa membahayakan kesehatan rohani kita, menghancurkan hubungan kita dengan Tuhan dan menjauhkan kita dari anugerahNya juga membuat kita gagal meraih rencanaNya dan bisa berakhir maut.

Jika berbagai substansi atau zat bisa membuat kita alergi dan mengganggu bahkan bisa membahayakan kesehatan tubuh kita, bahaya berbagai substansi yang bisa merusak kondisi spiritual kita akan jauh lebih berbahaya karena selain bisa menghambat tujuan kita untuk terus berproses agar bisa semakin serupa dengan Kristus, selain membuat banyak masalah dalam hidup kita, itu pun akan mengarah kepada kemana kita nantinya berakhir di masa kekekalan.

Sekecil apapun, dosa tetaplah dosa. Ada yang terlihat jelas, ada yang samar. Ada yang mudah diidentifikasi, ada yang sulit. Ada yang terbungkus rapi sehingga kalau tidak jeli bisa menjebak kita. Ada yang punya daya pikat tinggi sehingga kita sulit untuk menghindari.

Seperti halnya alergi, kita akan terhindar dari masalah apabila kita bisa mengidentifikasi dan melakukan upaya pencegahan. Demikian pula berbagai perbuatan yang bisa mencemarkan kita, sehingga kita gagal untuk hidup kudus.

Mari kita sama-sama sadar akan potensi bahaya yang ditimbulkan, dan jauhilah sebelum menghancurkan kita. Tetaplah kudus, sebab Allah yang kita sembah itu kudus adanya.

Those that look to be happy must first look to be holy

Thursday, May 9, 2024

Alergi (8)

 (sambungan)

Karena itu kita harus menjaga betul hati kita agar tidak mudah terjebak oleh fantasi-fantasi menyesatkan yang berbahaya. Firman Tuhan mengingatkan "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19). Itu sebabnya kita dipesan untuk selalu menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. (Amsal 4:23). Ada banyak ayat yang mengingatkan kita akan bahaya percabulan/perzinahan atau kejahatan-kejahatan seksual lainnya.

Selain itu,Alkitab pun menyatakan bahwa aktivitas seksual antara pria dan wanita diluar ikatan pernikahan adalah hal yang tidak bermoral. Perhatikan dan renungkanlah kaitan ayat-ayat berikut ini:

-"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kejadian 2:24)
- "Jangan berzinah." (Keluaran 20:14)
- "tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri." (1 Korintus 7:2)
- "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Korintus 6:9-10).
- "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibrani 13:4).

(bersambung)

Wednesday, May 8, 2024

Alergi (7)

 (sambungan)

3. Berbagai jenis percabulan dan/atau perzinahan

Selingkuh, berhubungan intim diluar nikah, menonton film porno, 'self service' dan kejahatan-kejahatan seksual lainnya pun merupakan hal-hal yang sangat berbahaya. Paulus mengingatkan seperti ini: "Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." (1 Tesalonika 4:3).

Ayat ini kemudian dilanjutkan dengan: "supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah," (ay 4-5).

Dalam ayat ini dikatakan berapa istri? Seorang. Seorang itu satu. Bukan dua, tiga apalagi lebih. Dan dikatakan, hiduplah dalam pengudusan dan penghormatan.

Ini adalah pesan Tuhan yang sangat penting untuk diingat oleh setiap orang percaya. Kita harus ingat bahwa bahaya perilaku seksual yang menyimpang atau melanggar firman Tuhan ini membawa dampak yang sangat membahayakan kelangsungan perjalanan kita menuju keselamatan kekal.

Ada juga orang yang tidak benar-benar berselingkuh tapi hanya melihat, menonton dan berfantasi, atau membayangkan sesuatu yang kotor akan lawan jenis yang ia lihat, inipun merupakan hal yang harus dicegah. Yesus tahu akan kecenderungan ini dan mengingatkan bahwa "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." (Matius 5:28). Memandang rupa tidak salah. Tapi jika sudah dibarengi dengan menginginkan, maka kata Yesus itu sudah sama saja dengan berzinah.

(bersambung)

Tuesday, May 7, 2024

Alergi (6)

 (sambungan)

2. Pertengkaran akibat soal-soal yang dicari-cari, masalah-masalah sepele atau sebenarnya tidak layak untuk jadi masalah

Mari kita baca 2 Timotius 2:23. "Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran." Ayat yang kurang lebih sama bisa kita temukan dalam Titus. "Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka." (Titus 3:9).

Benar, mungkin bukan kita yang memulai, atau setidaknya kita tidak merasa memulai perselisihan. Kitanya baik-baik saja, tetapi selalu saja ada orang yang akan memancing perselisihan lewat segala cara, termasuk lewat perdebatan-perdebatan yang biasanya sia-sia belaka alias tidak ada gunanya.

Karena itu jika ada yang memancing pertengkaran dalam bentuk apapun, kita harus bisa menjaga hati agar tetap tenang dan jangan membiarkan diri kita terpancing. Apa yang harus kita lakukan justru adalah berusaha melakukan pekerjaan yang baik.

"Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia." (ay 8).

3. ....

(bersambung)

Monday, May 6, 2024

Alergi (5)

 (sambungan)

Kita harus waspada. Kita harus bisa mengidentifikasi berbagai bentuk dosa se'kecil' apapun, dan berhenti memberi toleransi-toleransi akan kesalahan seperti ini, karena berapa besar pun ukurannya menurut kita, jika kita biarkan terus akan membawa dampak dalam eskalasi yang terus meningkat.

Ingatlah bahwa sekecil apapun, dosa tetaplah dosa yang akan punya dampak maupun konsekuensinya sendiri.

Alkitab pun sudah mengingatkan hal itu: "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15).

Dari ayat ini kita bisa melihat sebuah rentetan dalam eskalasi meningkat. Berawal dari keinginan daging yang kita turuti dan biarkan, kita kemudian terpikat dan terseret, membiarkan semua itu terjadi. Pada suatu ketika itu berbuah dan melahirkan dosa. Dan ketika dosa matang, ia akan bisa melahirkan maut. Mulanya biasa, ujungnya fatal. Itulah sebabnya kita harus menutup celah sekecil apapun terhadap bentuk-bentuk perbuatan jahat supaya jangan sampai maut yang kemudian menjadi bagian kita.

2. .....

(bersambung)

Sunday, May 5, 2024

Alergi (4)

 (sambungan)

1. Every kind of evil (Segala jenis atau bentuk kejahatan)

Ada ayat yang secara tegas menyatakan bahwa kita harus menjauhkan diri dari segala macam bentuk kejahatan. "Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan." (1 Tesalonika 5:22). Dalam bahasa Inggris ayat ini berbunyi seperti berikut: "Abstain from evil [shrink from it and keep aloof from it] in whatever form or whatever kind it may be." Jauhi kejahatan sebagai buah-buah karya iblis apapun bentuk, model, rupa dan jenisnya.

Mengacu kepada hal ini kita harusnya berpikir ulang akan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan atau bisa mengarahkan kita kepada kejahatan sebelum kita melakukannya. Mengambil bagian dalam berbagai jenis kejahatan akan merusak kesehatan rohani kita dan membuat kita kehilangan janji-janji Tuhan.

Kalau dosa yang jelas-jelas 'besar' mungkin mudah kita hindari. Tapi sayangnya kita sering lengah terhadap dosa-dosa yang dianggap kecil. Kita pikir itu tidak apa-apa, atau kalau sekali-sekali harap dimaklumi, lantas memberi toleransi atasnya.

Kita tidak membunuh, tidak mencuri, tapi mengabaikan potensi kehancuran lewat dosa-dosa seperti berbohong, menggelapkan uang sedikit, mark up harga,  atau dosa-dosa yang bisa mendatangkan kenikmatan atau kesenangan seperti mengkonsumsi sesuatu yang buruk, pergaulan bebas dan sebagainya.  

Ada banyak sekali bentuk-bentuk dosa yang samar sehingga kalau lengah apalagi abai maka kita bisa mendapatkan banyak masalah karenanya.

(bersambung)

Saturday, May 4, 2024

Alergi (3)

 (sambungan)

Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. (Imamat 19:2).

Kekudusan bukanlah hanya sebuah anjuran melainkan sebuah keharusan bagi orang percaya. Kenapa? Karena kalau kita tidak kudus, kita tentu tidak bisa berhubungan dengan Tuhan sebab Dia kudus.

Selain itu, ketidak-kudusan pun akan menghambat kita bertumbuh dalam iman dan dengan sendirinya menghalangi kita untuk menerima keselamatan yang kekal. Oleh karena itu kekudusan merupakan sesuatu hal mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar.

Alergi biasanya berpengaruh terhadap tubuh secara fisik dan bisa menimbulkan masalah. Dalam menjaga kekudusan, kita pun seharusnya menghindari hal-hal yang bisa mendatangkan 'alergi', yang bisa membahayakan kesehatan rohani kita. Kita harus sadar bahwa dalam hidup ini ada bahaya-bahaya yang bisa meracuni atau mencemarkan kita, sehingga kekudusan bisa hilang dari hidup kita.

Kalau begitu, apa saja jenis ancaman yang harus kita jauhi agar kita bisa tetap kudus alias yang bisa mencemari kekudusan kita? Mari kita lihat beberapa diantaranya.

1. ....

(bersambung)

Friday, May 3, 2024

Alergi (2)

 (sambungan)

Tidak ada satupun orang yang mau menderita alergi. Kalaupun harus ada alergi terhadap sesuatu, tidak ada pula orang yang mau mengalami masalah atas alergi yang mereka punya. Kalau tidak mau menderita, tentu kita harus tahu apa yang bisa membuat kita alergi lalu menghindarinya agar kita tidak mengalami masalah baik yang mengganggu, membuat kita menderita atau bahkan bisa sampai mendatangkan bahaya.

Kalau ditanya, rasanya semua orang ingin kudus. Tapi dalam perjalanan kita di dunia sehari-hari, ada banyak hal yang merintangi kita untuk bisa menjadi kudus. Itu sama saja dengan alergi yang diderita banyak orang. Sekali lagi, tidak ada orang yang ingin kena alergi, tapi orang bisa alergi terhadap macam-macam hal yang berbeda. Dan agar penderita alergi tidak harus mengalami masalah, mereka tentu harus mengetahui sumber atau penyebabnya, lantas menghindarinya.  

Dalam kitab Imamat ada sebuah ayat yang berkata: "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus." (Imamat 19:2).

Yang menjadi pokok dari kitab Imamat adalah kesucian Tuhan dan bagaimana manusia seharusnya hidup dan beribadah agar hubungan baik dengan Tuhan tidak terganggu.

Ayat dalam Imamat 19:2 yang saya ambil sebagai ayat bacaan renungan kali ini kembali dikutip dalam 1 Petrus 1:16, "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."

(bersambung)

Thursday, May 2, 2024

Alergi (1)

 Ayat bacaan: Imamat 19:2
===================
"Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus."


Tadinya baik-baik saja, saat menginjak 4 tahun anak saya baru ketahuan mengidap asma. Tahun lalu dua kali dalam bulan yang sama dia terpaksa diopname. Tidak tega rasanya melihat jarum infus harus menembus tangan mungilnya, begitu pula saat ia harus diambil darah. Karena itu saya dan mamanya pun jadi belajar mendengar nafasnya, kapan asmanya kambuh, kapan hanya tumpukan dahak yang tentu saja beda cara mengatasinya. Selain itu, asma itu muncul salah satunya karena dipicu oleh alergi. Dan kami pun mengamati apa saja yang membuat alerginya muncul.

Apa yang dimaksud dengan alergi adalah sebuah reaksi 'lebih' yang terjadi dalam tubuh akibat adanya kontak terhadap substansi tertentu. Substansi penyebabnya sangatlah beragam. Dari yang saya dengar ada sekitar 300 lebih penyebab alergi yang reaksinya akan berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang alergi seafood misalnya, saat memakannya mereka akan gatal dan bentol di sekujur tubuhnya. Biasanya udang, tapi ada juga yang alerginya kepada jenis seafood lain seperti kerang, kepiting atau ikan. Ada yang alergi terhadap sengatan lebah. Kalau orang biasa disengat lebah hanya bengkak seperti bisul, gatal perih, mereka yang alergi reaksinya bisa jauh lebih berat, bahkan ada yang harus segera dilarikan ke rumah sakit. Ada yang alergi terhadap perubahan cuaca, alergi debu, alergi bulu hewan biasanya terutama bulu kucing yang relatif lebih halus dari bulu hewan seperti anjing misalnya.

Pintu masuknya lainnya pun masih banyak. Ada yang lewat kontak langsung ke kulit seperti kosmetik, logam seperti besi pada perhiasan/jam tangan dan lain-lain, bisa lewat serbuk tanaman atau jenis rerumputan tertentu, sengatan serangga/hewan, bulu hewan seperti anjing dan kucing, zat tambahan pada makanan seperti penyedap masakan, pewarna atau pengawet dan sebagainya.

Akan halnya anak saya, yang baru ketahuan dari hasil observasi kami adalah dia alergi perubahan cuaca dan debu. Asmanya pun bisa kambuh kalau dia terlalu lelah. Dengan mengetahui sumber-sumber penyebabnya, kami bisa mengambil langkah preventif, mengantisipasi dan mencegah agar asmanya tidak sampai terpicu oleh berbagai penyebabnya, minimal agar asmanya tidak sering menyerang. Puji Tuhan, sekarang dia bisa beraktivitas normal, bermain lincah bersama teman-temannya. Terkadang saat cuaca buruk alerginya kambuh, tapi kami sudah mengantisipasi terlebih dahulu dan tahu cara penanganannya sehingga asmanya tidak sampai harus kumat.

(bersambung)

Wednesday, May 1, 2024

Kuasa Di Atas Puji-Pujian : Yosua dan Gideon (8)

 (sambungan)

Setelah lelah bekerja sepanjang hari, masihkah kita menyadari bahwa Tuhan sebenarnya tidak pernah absen menyertai kita? Sudahkah kita memuji Dia malam ini?  

Dan saat kita tengah berada di masa kesukaran, apakah kita mau memutuskan memuji Tuhan dengan lantang?

Lewat kisah Yosafat dan bangsa Yehuda yang saat itu hendak diserang dari segala penjuru (2 Tawarikh 20), lantas kisah Paulus dan Silas ketika ditangkap, disiksa dan dipasung di Filipi (Kisah Para Rasul 16), kemudian Yosua dan tembok Yerikho maupun Gideon dalam mengalahkan prajurit Midian dan Amalek yang tidak terhitung banyaknya, kita bisa lihat bagaimana puji-pujian itu mampu mendatangkan kemenangan.

Jangan lupa bahwa semuanya diawali dengan penyerahan kepada Tuhan lalu disikapi dengan ketaatan. Benar, memang tidak mudah untuk melakukan itu di saat kita tengah mengalami masa-masa sulit, tapi setidaknya kita bisa mulai belajar untuk melakukan itu dengan berkaca pada berbagai kisah dalam Alkitab ini. Sebab, jika mereka sudah membuktikan besarnya kuasa yang ada di balik puji-pujian, maka kita pun bisa mengalaminya.

Bukan saja kita memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan lewat puji-pujian tulus dari hati kita, tetapi kita pun akan diberi kelegaan, ketenangan dan sukacita baru untuk terus melangkah melewati hari demi hari yang sulit, bahkan kuasa di balik puji-pujian akan sanggup meruntuhkan tembok demi tembok yang merintangi kita.

Let's praise the Lord tonight, praise Him loud

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...