Tuesday, May 21, 2024

Jujur (4)

 (sambungan)

Mari kita lihat perumpamaan tentang talenta yang disampaikan Yesus dalam Matius 25:14-30 dan Lukas 19:12-27. Ada tiga hamba yang dipanggil tuannya yang hendak pergi ke luar negeri. Yang satu diberi 5 talenta, yang satu diberi 2, sedang yang satunya diberi 1. Kenapa beda-beda? Dengan jelas disebutkan bahwa pemberian itu didasarkan 'menurut kesanggupannya.' (Matius 25:15). Setelah tuannya pergi, ketiga hamba ini pun melakukan tugasnya masing-masing. Hamba yang dapat 2 dan 5 talenta kemudian memperoleh laba yang sama dengan modal awal. Tapi hamba dengan satu talenta memilih untuk menggali lubang dan menanam uangnya. Mungkin ia mengira bahwa satu talenta itu terlalu sedikit untuk diputar, jadi disimpan saja supaya tidak habis ia pakai belanja.

Kemudian pulanglah sang tuan. Kedua hamba yang beroleh laba sebesar modal awal mendapat pujian yang sama dari tuannya. " Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (ay 21, 23). 

 Tapi hamba terakhir datang dengan sebuah pembelaan diri atas keputusannya tidak melakukan apa-apa dengan talenta yang dipercayakan kepadanya. Ia bahkan berani berkata buruk kepada tuannya. "Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" (ay 24-25).

Benar-benar hamba yang keterlaluan bukan? Masih mending dikasih daripada tidak mendapat apa-apa. 1 dinar tampaknya seolah kecil, tapi sebenarnya itu setara dengan 6000 dinar, jadi tidak kecil sama sekali. Ia mungkin iri melihat dua temannya mendapat lebih banyak. Ia tidak mensyukuri apa yang ada padanya dan memilih untuk iri terhadap yang lebih dari dirinya. Bukankah itu keterlaluan? Tidak heran kalau sang tuan pun kemudian marah besar terhadapnya dan menjatuhkan hukuman berat.

(bersambung)

No comments:

Bandel atau Taat? (2)

 (sambungan) Okelah kalau anak-anak terkadang masih sulit diatur, diperingatkan atau ditegur. Yang tidak oke adalah kalau orang yang sudah d...