Sunday, June 30, 2024

Doa Epafras (1)

 Ayat bacaan: Kolose 4:12
====================
"Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah."

 


"Can we pray for you?"  Itu tulisan yang ada di karton persegi panjang dan dipegang oleh beberapa orang. Mereka berdiri di depan pintu sehingga semua jemaat yang selesai beribadah pasti bisa melihat mereka. Ternyata mereka ini adalah anggota dari setiap fellowship atau persekutuan yang bertugas untuk mendoakan para anggota persekutuan dan jemaat secara umum. Siapapun yang butuh didoakan bisa datang menghampiri mereka dan secara tim, para pendoa ini akan bergumul buat masing-masing secara khusus.

Mungkin ada yang tidak terlalu nyaman jika ia harus menceritakan permasalahannya agar didoakan. Tapi saya kira ada banyak pula yang butuh, karena terkadang beban akan terasa terlalu berat kalau hanya dipikul sendirian. Saling mendoakan itu tentu saja sangat baik. Nah, saat gereja mengambil bagian dalam hal ini, dengan niat tulus dan atas dasar kasih, maka itu akan berkontribusi secara nyata terhadap jemaatnya.

Ada sebuah pertanyaan menggelitik. Apakah kita tidak bisa berdoa sendiri sampai butuh orang lain untuk mendoakan?
Kalau soal apakah kita bisa berdoa sendiri, tentu saja bisa. Orang yang punya kuasa dalam doa bukan hanya pendeta, pengerja atau pelayan Tuhan lainnya, tapi Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16). Jadi syarat agar doa punya kuasa besar adalah orangnya harus orang yang benar, dan mendoakan dengan keyakinan, dengan sepenuh iman bukan ragu-ragu. Itu berarti bahwa kita tidak perlu bawa kekuatan massa untuk memaksa Tuhan.

Tentu saja boleh jika kita meminta untuk didoakan, baik kepada pendeta, pendoa, teman, keluarga dan lain-lain. Yang keliru adalah kalau kita berpikir bahwa doa kita pasti tidak dikabulkan tapi doa mereka pasti mujarab dan pasti dikabulkan. Konsep pemikiran inilah yang menjadikan saling mendoakan jadi bisa salah persepsi.

(bersambung)

Saturday, June 29, 2024

Dinas Luar Kota (5)

 (sambungan)

Tugas mewartakan kasih Tuhan Yesus, mewartakan siapa pribadi Yesus kepada saudara-saudara kita bukanlah tugas yang ringan, tapi bukan pula tugas yang tidak mungkin dilakukan. Jika kita mengalami kasih Yesus dan bersungguh-sungguh dalam komitmen mengabarkan Injil, kitapun akan mendapat kekuatan dari Allah.

Dan ingatlah agar maksimal, akan sangat baik apabila dilakukan dalam kapasitas sebagai mahluk sosial dengan membangun hubungan bersama anak-anak Tuhan lainnya. Pergunakan talenta dan kemampuan anda, bersinergilah dengan saudara seiman lainnya.

Ketahuilah bahwa bukan urusan besar kecilnya yang anda lakukan hari ini, bukan soal berapa modal yang anda punya, tetapi penyertaan Tuhan pada kesungguhan anda memulikakanNya dalam menjalankan tugas lah yang menentukan. Menjalankan Amanat Agung sebagai perwakilan Tuhan di muka bumi ini sesungguhnya merupakan sebuah kehormatan, karenanya lakukan yang terbaik agar kita bisa menjalankannya dengan benar.

Bukan karena kekuatan kita, bukan karena materi, tapi karena kuasa Tuhan bekerja dalam kebersatuan kita

Friday, June 28, 2024

Dinas Luar Kota (4)

 (sambungan)

Khusus untuk poin ketiga ini menjadi kelanjutan dari renungan terdahulu. Dari poin tiga kita bisa melihat bahwa Yesus menunjukkan hakekat manusia seperti yang ada di benak Allah saat menciptakan kita. Manusia sejatinya tidak diciptakan untuk menjadi mahluk individual yang hidup sendiri melainkan sebagai mahluk sosial. Kita tidak akan bisa berbuat banyak kalau hanya melakukan apa-apa sendirian saja. Talenta yang berbeda-beda telah diberikan Tuhan kepada masing-masing pribadi, yang kalau disatukan akan mampu menghasilkan  pekerjaan-pekerjaan besar.

Tuhan Yesus menunjukkan bahwa dengan berdua itu jauh lebih baik dari sendirian. Itu sejalan dengan ayat berikut: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10).

Selain itu Yesus sendiri sudah berkata: "di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."(Matius 18:20). Jadi saat mereka melaksanakan tugas, mereka pun disertai Yesus langsung. Oleh karena itu menjalani hidup sesuai hakekat sebagai mahluk sosial sangatlah penting untuk diperhatikan.

(bersambung)

Thursday, June 27, 2024

Dinas Luar Kota (3)

 (sambungan)

"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan" (Markus 6:7-8).

Sepintas ayat ini mungkin terkesan aneh kalau dipikir dengan menggunakan logika. Tapi saat saya renungkan, saya mendapati setidaknya tiga hal penting yang ingin diajarkan Yesus lewat hal ini.

1. Yesus mendidik para muridNya untuk percaya sepenuhnya pada Dia. Tidak bergantung pada harta, materi dan atribut-atribut duniawi lainnya, tapi berharap penuh pada apa yang disediakan Allah buat mereka.

2. Segala kemewahan mudah untuk membuat orang berubah menjadi sombong, tapi sebagai murid Yesus, kita harus selalu berpegang pada kasih setia Allah dan itu akan menjaga kita terhindar dari kesombongan.

3. Yesus tahu bahwa sebagai manusia, para murid-muridNya, termasuk kita, bisa setiap saat menjadi lemah, terkadang bisa hilang motivasi, lelah dan sebagainya, maka Dia mengutus berpasang-pasangan, bukan sendirian, agar bisa saling membantu dan menguatkan.

(bersambung)

Wednesday, June 26, 2024

Dinas Luar Kota (2)

 (sambungan)

Mari kita baca ayat berikut:

"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan" (Markus 6:7-8).

Apa yang dilakukan Yesus saat memberi penugasan mungkin bisa terlihat sangat aneh. Dia mengutus murid-muridNya berdua-dua alias berpasangan, dan melarang mereka membawa apapun, termasuk bekal dan uang.

Coba anda bayangkan seandainya anda mendapat tugas mewakili sebuah tempat anda bekerja, anda tentu akan menolak kalau tidak dibekali lebih dari cukup. Kalau tidak dibiayai saja sudah bikin bete, apalagi kalau dilarang membawa bekal dan uang. Ini instansi mau menugaskan atau menyiksa sih? Mungkin seperti itu yang muncul di benak orang jika hal ini terjadi padanya.

Terlebih lagi, tugas dari Yesus kepada murid-muridNya ini jelas merupakan bentuk utusan Tuhan, untuk sebuah tugas Kerjaan Allah. Kalau dipikir-pikir, untuk tugas biasa dari atasan yang orang biasa juga kita bisa jadi protes kalau ditugasi tanpa dibekali apa-apa. Tampil rapi, kalau bisa dengan stelan jas mewah dan berpenampilan ekstra keren pun sering menjadi keharusan. Bagaimana dengan sebuah tugas dari Tuhan? Lupakan soal penampilan yang keren. Tuhan Yesus malah melarang utusan-Nya membawa bekal.

(bersambung)

Tuesday, June 25, 2024

Dinas Luar Kota (1)

 Ayat bacaan: Markus 6:7-8
===================
"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan"


Beberapa waktu lalu saudara sepupu saya datang ke kota tempat tinggal saya dalam rangka dinas dari instansinya. Karena ia ada keperluan lain, ia harus buru-buru pulang hari itu juga, sementara kamar hotelnya sudah dibooking. Ia pun menawarkan agar kami saja yang pakai satu malam. "Sudah dibooking dan dibayar, sayang kalau tidak dipakai." katanya. Maka kami pun jadi mempergunakan kamar tersebut, juga breakfast a la carte nya yang lengkap dan enak.

Begitulah biasanya fasilitas dari kantor, instansi atau perusahaan pada saat ada karyawan yang mendapat tugas di luar kota. Hotel, makan, transportasi dibiayai sepenuhnya dari kantor, ada juga yang plus uang saku selama perjalanan. Semakin tinggi jabatan, semakin besar instansinya, maka fasilitas dalam perjalanan dinas luar kota pun semakin besar.

Seorang sales dari perusahaan makanan hewan pun pernah bercerita kepada saya bahwa saat ia melakukan promosi ke toko-toko di luar kota tempatnya bekerja, biaya penginapan dan makan ditanggung oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Semua ini adalah hal yang wajar. Itu juga hal yang membanggakan bagi sebagian orang, karena biasanya tidak semua bisa mendapat kesempatan itu. Bahkan tidak jarang kita melihat atau mendengar orang-orang yang memanfaatkan fasilitas ini untuk membawa keluarganya sekalian pergi jalan-jalan dengan dibiayai oleh instansi yang menugaskannya, termasuk para wakil rakyat atau pemimpin di tiap level pun ada saja yang berkelakuan seperti ini.

Dibiayai oleh perusahaan atau instansi saat dinas ke luar kota, itu wajar dan biasa.

Tapi pada saat Yesus mengutus kedua belas muridNya untuk melakukan tugas seperti yang ia sudah jalani, Yesus memberi penugasan dengan cara yang cukup unik.

Kisah inilah yang ingin saya ambil sebagai ayat bacaan kali ini.

(bersambung)

Monday, June 24, 2024

Delegasikan (9)

 (sambungan)

Bersama Tuhan, milikilah hikmat untuk bisa menyusun jadwal perencanaan yang baik dan belajarlah untuk mempercayakan sebagian dari beban-beban anda kepada orang lain. Dalam banyak hal, itu justru akan mendatangkan manfaat bagi orang lain karena mereka bisa belajar dan bertumbuh untuk lebih baik pula.

Memberi hasil terbaik itu tidak salah, bahkan merupakan sebuah keharusan bagi orang percaya. Tapi bukan berarti untuk itu kita harus menjadi perfeksionis 'mentok' tanpa kompromi. Itu justru merugikan pada akhirnya.

Apakah anda merupakan salah satu dari orang-orang yang hari ini sedang kelabakan dengan tugas-tugas karena merasa harus mengerjakan semuanya sendirian atau sudah melihat bahwa ada banyak hal lain diluar pekerjaan yang mulai terbengkalai atau retak sana sini?

Anda mulai kelelahan karena masih melakukan semuanya sendirian, atau mulai lemah karena kondisi tidak fit akibat dari itu? Apakah anda merasa sulit mengalami peningkatan karena tidak sanggup melakukan lebih sebab masih terjebak melakukan semuanya sendirian?

Anda bisa mulai memperbaikinya dari sekarang sebelum semuanya bertambah parah.

Kemampuan mendelegasikan merupakan bagian yang penting dalam manajemen waktu

Sunday, June 23, 2024

Delegasikan (8)

 (sambungan)

Adalah penting untuk menyadari terlebih dahulu bahwa kita tidak akan sanggup mengerjakan semuanya sendirian. Kita perlu menyiasati banyak hal agar bisa memanfaatkan waktu secara optimal. Mungkin tidak mudah, apalagi bagi yang perfeksionis, tetapi itu harus kita lakukan agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi dalam banyak hal dan kita tidak harus mengorbankan banyak hal yang justru akan merugikan diri dan masa depan kita.

Dalam Perjanjian Baru, Paulus juga sudah mengingatkan kita untuk mempergunakan waktu yang ada sebaik-baiknya, karena sesungguhnya hari-hari yang kita lalui ini adalah jahat. (Efesus 5:16).

Kemampuan memanajemen waktu akan sangat berkaitan erat dengan kemampuan kita mendelegasikan tugas-tugas. Kita tidak akan bisa menyelesaikan semuanya sendirian, dan disaat yang sama meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga dan terutama untuk menikmati hadirat Tuhan. Kalau begitu caranya, mau 100 jam sehari pun tidak akan pernah cukup.

Hitung kemampuan anda dan tingkat prioritas, mana yang bisa anda lakukan, mana yang bisa diwakilkan atau didelegasikan. Atur skala prioritas dengan benar dan pastikan tidak tumpang tindih atau acak-acakan. Tanpa itu kita tidak akan bisa mengalami peningkatan.

Waktu memang terbatas, tapi bukan berarti tidak cukup. Kita terbatas, tetapi bukan berarti kita harus jalan di tempat.

(bersambung)

Saturday, June 22, 2024

Delegasikan (7)

 (sambungan)

Yitro memberi usulan yang sangat baik agar Musa membuat sebuah sistem dengan membentuk kelompok-kelompok yang bertingkat yang masing-masing punya pimpinannya sendiri. Itu tentu akan jauh lebih mempermudah Musa dalam menjalankan perintah Tuhan.

Inilah gambaran struktur kepemimpinan terawal yang dicatat dalam Alkitab. Syukurlah Musa terbukti merupakan pribadi yang rendah hati dan mau menerima masukan. Ia tidak menolak dan mendengarkan nasihat mertuanya. "Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya." (ay 24).

Yitro pun bisa melihat langsung bagaimana menantunya memperbaiki sistem pelayanannya dengan melibatkan orang-orang yang cakap sebagai rekan sekerja sebelum ia pulang kembali ke negerinya. (ay 27).

Menariknya, dalam salah satu doa Musa di kemudian hari ia meminta Tuhan memberi hikmat kepadanya untuk mampu menghitung hari-hari. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12)

Lihatlah bahwa Musa menyadari pentingnya meminta hikmat agar ia bisa membagi dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Musa belajar dari mertuanya dan menjadi lebih baik dengan pendelegasian, manajemen waktu (menghitung hari) dan penetapan skala prioritas dengan struktur yang baik. Kita pun tentu bisa belajar dari sana.

(bersambung)

Friday, June 21, 2024

Delegasikan (6)

 (sambungan)

Musa menjelaskan bahwa sebagai yang ditunjuk Tuhan, ia harus memberitahukan ketetapan dan keputusan Allah kepada masing-masing orang. Benar, yang kamu lakukan baik tapi bukan begitu juga caranya. Itulah kira-kira yang disampaikan Yitro.

Katanya: "Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (ay 18). Yitro mengatakan bahwa bekerja sendirian seperti itu dalam mengelola masalah bangsa Israel yang begitu banyak adalah tidak baik. (ay 17).

Yitro kemudian memberi masukan kepada Musa, memberi usulan agar Musa bisa memakai strategi yang lebih baik, menyusun struktur kepemimpinan yang akan bisa membantu Musa dalam menyelesaikan setiap permasalahan secara lebih cepat, efektif dan efisien.

"Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya." (ay 21-22).

(bersambung)

Thursday, June 20, 2024

Delegasikan (5)

 (sambungan)

Musa menjiwai tugasnya dengan terjun langsung mengurus segalanya sendirian. Apa-apa ia yang harus turun tangan langsung. Menangani perselisihan, pertikaian, pertengkaran dan sebagainya. Bayangkan jumlah orang yang banyak dengan sifat umum keras kepala, kita sudah bisa memastikan bahwa masalah akan sangat sering muncul disana dan sangat banyak pula ragam dan jumlahnya.

Musa turun tangan langsung menyelesaikan sendiri satu persatu. Dan itu jelas disebutkan dalam ayat berikut:  "Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13).

Musa bertindak sendirian menjadi hakim mengatasi perselisihan yang terjadi di antara sesama orang Israel yang memang hobi berseteru dan ribut tanpa ada habisnya. Kapan selesainya kalau seperti itu terus? Kalau kita yang menjalani mungkin kita bisa stres, depresi, darah tinggi atau bahkan pendek umurnya.

Mertua Musa, Yitro memperhatikan hal tersebut dan prihatin melihat menantunya. Meski ia tahu bahwa apa yang dilakukan Musa itu merupakan hal yang baik, tapi ia pun tahu bahwa itu tidaklah efektif.

Yitro lalu menanyakan "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" (ay 14).

(bersambung)

Wednesday, June 19, 2024

Delegasikan (4)

 (sambungan)

Ada hal menarik di dalam Alkitab akan hal ini untuk dijadikan bahan pembelajaran dan perenungan, yaitu lewat Musa dan mertuanya, Yitro.

Kita tahu bahwa Musa dipilih Allah secara langsung untuk sebuah tugas besar yang sangat berat, yaitu membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan ditunjuk untuk menuntun mereka mencapai tanah terjanji yang telah dijanjikan Tuhan kepada Abraham. Bukan satu-dua orang saja yang harus ia tuntun tapi jumlahnya sangatlah besar. Masalah bertambah karena yang ia pimpin itu bukanlah sekumpulan orang yang tunduk dan taat, tapi model pembangkang, tidak sabaran, gampang protes dan keras pula kepalanya.

Itu sama sekali tidak mudah.

Dalam prakteknya Musa kerap menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk Tuhan kepada seluruh orang Israel yang ia pimpin dalam sebuah perjalanan yang menempuh rentang waktu sangat lama. Bukan cuma sehari dua hari atau seminggu, tapi mencapai 40 tahun. Tugas yang hampir-hampir mustahil, kalau melihat latar belakang yang dipimpinnya juga soal jumlah mereka.

Kita mengurus dua tiga orang saja bisa kelabakan kalau orang-orangnya punya tipe susah diatur, susah dinasihati, susah diingatkan. Saya dan istri mengurusi satu anak yang tipenya tidak berhenti ngomong dan selalu butuh teman bermain saja jungkir balik rasanya. Bagaimana mengurus orang sebanyak itu selama puluhan tahun? Saya tidak sanggup membayangkan betapa sulit dan beratnya jadi seperti Musa.

(bersambung)

Tuesday, June 18, 2024

Delegasikan (3)

 (sambungan)

Apa rahasia mereka sehingga bisa bekerja di beberapa bidang sekaligus, membagi waktu untuk keluarga, berolahraga atau bahkan masih punya waktu untuk melayani? Dari sekian banyak orang seperti itu yang saya tanyakan saya menyimpulkan bahwa ada 3 hal penting yang mereka lakukan:
- Kemampuan membagi waktu alias manajemen waktu
- penetapan prioritas yang terarah
- pendelegasian.

Tiga hal ini sulit dimiliki oleh orang yang perfeksionis, tapi sesungguhnya sangatlah penting sebelum kondisi tersebut memakan kesehatan kita dan merusak kehidupan kita. Tentu tidak satupun kita mau pekerjaan baik, hasil maksimal, tapi keluarga berantakan, waktu untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dikorbankan, waktu untuk bersosialisasi terpangkas sehingga sulit punya teman, terlebih hubungan dengan Sang Pencipta akan renggang atau bahkan terputus sama sekali.

Itu semua berpotensi terjadi karena semuanya kalah prioritas, dilakukan tanpa manajemen waktu yang baik dan kebiasaan untuk memilih mengerjakan semuanya sendirian ketimbang membaginya kepada orang lain alias melupakan pentingnya delegasi tugas.

Seorang pengusaha pernah memberikan nasihat yang membuka carkawala berpikir saya. "Anda harus belajar percaya kepada pekerjaan orang lain. Mungkin tidak persis seperti yang anda harapkan, tapi belum tentu juga hasilnya lebih buruk kan?"

Seperti itulah kira-kira katanya yang masih saya ingat sampai hari ini. Saya harus mampu melihat mana yang bisa diwakilkan dan mana yang benar-benar harus dilakukan sendiri. Mana yang menjadi prioritas dan seperti apa manajemen yang terbaik dari segi waktu. Itu merupakan hal-hal yang penting untuk dicermati terlebih bagi kita yang sangat sibuk.

(bersambung)

Monday, June 17, 2024

Delegasikan (2)

 (sambungan)

Menjadi perfeksionis itu ada baik buruknya. Sisi baiknya, kita bisa mengharapkan hasil terbaik. Soal keseriusan jangan ditanya lagi, tidak perlu diragukan. Si perfeksionis akan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk menghasilkan sesuatu.

Tapi sisi buruknya, manajemen waktu dari orang-orang perfeksionis benar-benar harus mendapat perhatian khusus kalau tidak mau semuanya menjadi berantakan. Selain bisa membuat orangnya mengalami gangguan kesehatan karena terlalu memforsir tenaga, mereka pun terbatas untuk bisa melakukan hal-hal lebih banyak. Belum lagi kalau burn out maka mood pun bisa jadi kacau. Gampang panas, stres, itu jadi seperti makanan sehari-hari.

Orang yang perfeksionis cenderung mau mengerjakan semuanya sendirian karena sulit mempercayakan tugas kepada orang lain. Kalaupun punya bawahan, semua harus diperiksa secara teliti satu persatu supaya sempurna. Kalau punya pimpinan perfeksionis itu bagai kabar buruk bagi karyawan karena itu artinya mereka harus bekerja ekstra, baik ekstra serius, ekstra jam alias lembur, sering pula harus bisa dihubungi kapan saja dan siap melakukan revisi, koreksi atau perubahan ini dan itu sesuai keinginan pimpinan dengan tipe perfeksionis.

Saya dahulu sulit mengatur waktu agar semua berjalan sesuai ekspektasi. Waktu 24 jam akan terasa sangat kurang karena semua sepertinya harus dikerjakan sendiri. Kelabakan, harus mengorbankan banyak waktu seperti waktu beristirahat, waktu untuk keluarga. Saya sering bertanya, bagaimana mungkin ada orang-orang yang sanggup mengerjakan jumlah kegiatan yang jauh lebih banyak dari saya tapi masih punya waktu untuk hal-hal lain yang sebenarnya tidak kalah penting dalam hidup?

Apa rahasia mereka sehingga bisa bekerja ...

(bersambung)

Sunday, June 16, 2024

Delegasikan (1)

 Ayat bacaan: Keluaran 18:18
=======================
"Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja."

 


"Kamu itu ya, semua-semua maunya dikerjakan sendiri." kalimat ini begitu seringnya saya terima dari istri saya.

All I can say is, menjadi orang yang perfeksionis itu tidak mudah. Dan saya mengatakan itu berdasarkan sifat saya sendiri yang memang termasuk perfeksionis. Secara natural sejak dulu saya lebih suka melakukan semuanya sendirian karena saya merasa orang lain tidak akan bisa mengerjakan sebaik saya. Baik dari segi kualitas, kecepatan atau tepat waktu, atau lainnya. Kalau ada teman-teman lain yang punya sifat sama-sama perfeksionis, saya percaya anda akan paham tentang sifat lucu tapi terkadang menyebalkan yang satu ini.

Masalahnya adalah, kemampuan dan waktu itu terbatas. Apalagi bagi saya yang mengerjakan beberapa hal yang berbeda-beda, semua butuh keseriusan, konsentrasi, dan pikiran, dan karena pekerjaan saya berbeda-beda ragamnya, maka pikiran saya pun harus kerap di-switch sesuai yang sedang saya kerjakan. Belum lagi, karena waktu terbatas maka saya kerap harus melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang sama. Ditambah punya anak 5 tahun yang sedang lincah-lincahnya butuh teman bermain hampir setiap saat. Dan itu melelahkan. Segala keterbatasan itu saya sulit untuk berkembang kalau melakukan semua pekerjaan sendirian. Dan saya pun kerap merasa burned out, rasanya seperti kuda yang terus menerus dipacu tanpa jeda.

Saya kemudian harus sungguh-sungguh belajar untuk mempercayakan pekerjaan kepada orang lain. Saya harus memilah-milah mana yang memang harus saya yang kerjakan, mana yang bisa didelegasikan, atau dibantu oleh orang lain seperti istri saya misalnya. Untuk itu saya perlu mengajarkan mereka tentang seluk beluk pekerjaan terlebih dahulu dan bagaimana cara melakukannya hingga mereka bisa. Kalau ada yang hasilnya belum sesuai ekspektasi, saya pun harus belajar maklum.

Memang ada kalanya saya masih harus melakukan semua sendirian. Tapi sekarang itu karena memang tidak ada pilihan lain, misalnya saat istri saya sedang sibuk juga dan tidak bisa membantu. Setidaknya, saat ada yang bisa membantu, maka saya bisa mempercayakannya kepada mereka. Dengan demikian saya bisa lebih 'sat-set' untuk menyelesaikan berbagai tugas sehari-hari saya.

(bersambung)

Saturday, June 15, 2024

3 Kerajaan Hati (13)

 (sambungan)

Agar bisa menjadikan Yesus sebagai Raja yang bertahta dalam hati kita, kita harus benar-benar menjaga hati kita, mematikan segala sesuatu yang bisa merusak atau menggagalkan hal itu. Keinginan daging, hawa nafsu, godaan-godaan, pengaruh-pengaruh buruk dan lain-lain, semua itu haruslah bisa kita matikan. Tanpa itu hati kita tidak akan pernah bisa memperoleh Raja yang tepat. Firman Tuhan berkata "Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu." (Yakobus 4:10).

Sadar atau tidak, ada beberapa hal di dalam diri kita masing-masing yang sebenarnya ingin memegang kendali atas hidup kita. Jangan sampai tanpa sadarTuhan sudah terpinggirkan sejak lama dalam hati kita, hanya menempati sebagian kecil saja disana atau bahkan sudah tidak lagi punya tempat, sementara hal-hal lainnya justru lebih berkuasa atas diri kita seperti the kingdom of myself atau jangan-jangan the kingdom of evil. Kita mungkin merasa itulah arti dan nilai kebebasan, padahal disanalah kita justru terbelenggu dan terus menuju kepada kematian yang kekal.

Sesungguhnya sebuah kebebasan atau kemerdekaan sejati hanya akan datang jika kita mengijinkan Yesus sendiri untuk berkuasa atas hati dan hidup kita.

Siapa yang menjadi raja atas diri kita hari ini? Mari periksa hati kita masing-masing, dan tetapkanlah dengan benar, karena itu akan sangat menentukan seperti apa yang kita pancarkan dari hidup kita dan kemana nanti kita akan menuju.

Make sure it's the Kingdom of God, not the kingdom of myself or evil

Friday, June 14, 2024

3 Kerajaan Hati (12)

 (sambungan)

Begitu pentingnya hati, maka Alkitab berbicara banyak mengenai pentingnya menjaga hati tersebut.  Ayat yang menyatakan hati sebagai pusat kehidupan ada dalam Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).

Mengapa hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan? Karena kehidupan terpancar dari sana. Lebih lanjut, Yesus pun menjabarkan apa saja hal buruk yang bisa timbul dari hati yang tidak terjaga. "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan." (Markus 7:21-22). Kalau kita lihat daftarnya, jelas semua yang disebutkan menunjukkan sebuah daftar yang mengerikan. Dan Yesus melanjutkan: "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (ay 23).

Kalau begitu, sangatlah penting bagi kita untuk menguduskan hati kita lalu terus mempertahankan dan menjaga kekudusannya. Itu tidak mungkin kita lakukan jika kita membiarkan hal-hal selain Tuhan Yesus untuk menjadi Penguasa di dalamnya. Sebagaimana nasib sebuah negara atau kerajaan akan sangat tergantung dari siapa pemimpin atau rajanya, seperti itu pulalah hidup kita. Dan hati, sebagai pusat dari kehidupan butuh Sosok Pemimpin yang benar.

Kembali kepada ayat bacaan kita yang mengingatkan kita untuk menguduskan Kristus dalam hati kita sebagai Tuhan, Petrus juga mengingatkan kita "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Hal ini harus dicermati dengan sangat serius, "sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14).

(bersambung)

Thursday, June 13, 2024

3 Kerajaan Hati (11)

 (sambungan)

Jika Allah yang memerintah sebagai Raja, maka hidup pun akan mencerminkan kasih dan kesetiaan yang merupakan sifat utama Allah. Kita tidak lagi hanya ingin menerima tapi terus rindu untuk memberi. Kita akan menghormati Tuhan dalam apapun yang kita lakukan. Melakukan semua kebajikan dan menghindari kejahatan. Melakukan apa yang benar dan menjauhkan diri, berpaling yang salah.


Dimana hati kita berada hari ini? Sebuah ayat yang dengan tegas menyebutkan apa yang seharusnya kita camkan dalam hati kita. Kalau kita menyadari hal ini, maka kita harus menentukan siapa yang menjadi pemimpin di dalamnya. Ayat tersebut kita dapati dari Petrus yang menyampaikan: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!" (1 Petrus 3:15).

Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan: "But in your hearts set Christ apart as hold (and acknowledge Him) as Lord."

Ada versi lain pula yang mengatakannya dengan "Sanctify the Lord God in your hearts."

Dengan melihat ayat ini dari berbagai versi tersebut kita bisa mendapati bahwa kita harus menguduskan, menjadikan dan mendeklarasikan atau mendedikasikan Yesus sebagai Penguasa tertinggi dalam hidup kita. Dan Petrus secara jelas mengatakan bahwa itu semua di mulai dari hati. Hatilah yang menjadi pusat kerajaan dimana kehidupan terpancar, dan siapa yang berkuasa disana akan sangat menentukan siapa dan bagaimana diri kita.

(bersambung)

Wednesday, June 12, 2024

3 Kerajaan Hati (10)

 (sambungan)

3. The Kingdom of God

Kerajaan satu lagi adalah Kerajaan Allah, The Kingdom of God. Kerajaan ini menempatkan Tuhan diatas segalanya, sebagai Raja di atas segala raja. Hati seperti ini mengijinkan Allah memegang kendali sepenuhnya atas hidupnya.

Jika Kerajaan Allah yang berkuasa, maka ketaatan dan kepatuhan kita tanpa syarat kepada Allah yang memerintah adalah hal yang mutlak. Kita tidak memberi kompromi sedikitpun atas pelanggaran meski sangat kecil dan sering dianggap boleh diabaikan. Kita akan terus berjalan dalam koridor yang berkenan di hadapan Tuhan dan memuliakanNya lewat segala yang kita kerjakan.

Kasih Allah yang bekerja dalam diri kita akan kita pancarkan kepada sesama tanpa memandang latar belakang atau perbedaan. Kita akan bekerja serius, sungguh-sungguh dan penuh kejujuran dengan integritas tinggi. Kita akan punya kerinduan untuk terus mendengarkan Tuhan dan tunduk secara total atas otoritas Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Seperti itulah sikap orang-orang yang menjadikan Allah sebagai Raja atas hidupnya.

Ingatlah bahwa Kerajaan Allah disebut sebagai kerajaan yang tak tergoncangkan seperti yang disebutkan dalam Ibrani 12:26-28. Kita dilayakkan dan berhak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah lewat lahir baru, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Orang yang berjalan bersama Yesus dan dipenuhi Roh Allah akan terlihat dari buah-buah hidupnya.

(bersambung)

Tuesday, June 11, 2024

3 Kerajaan Hati (9)

 (sambungan)

Keluarga sebagai lembaga terkecil dalam struktur kehidupan manusia belakangan ini menjadi titik serang utama iblis. Suasana panas, rasa bosan, benci, cepat marah bisa merusak keutuhan lembaga keluarga. Kalau dibiarkan merajalela, orang bisa gelap mata, menyakiti bahkan melakukan hal-hal yang jauh lebih buruk atas keluarganya sendiri.

Bukankah itu semakin sering terjadi hari ini?

Karena itu, jika anda mulai merasakan ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perbaiki segera sebelum kerajaan ini terlanjur berkuasa atas diri anda.  

Bayangkan kalau hati, yang kata Firman Tuhan merupakan pusat terpancarnya kehidupan sudah dikuasai oleh iblis. Bayangkan kehidupan seperti apa yang terpancar dari hati yang sudah dikuasai iblis. Betapa berbahayanya itu. Dan yang sering terjadi adalah kejahatan yang terus bertambah parah. Dari hidup penuh kebencian menjadi beringas, sadis dan buas.

Hati yang di dalamnya bertahta kerajaan seperti ini sangat mengerikan. Bagaimana kita bisa menghindarinya? Bacalah ayat Efesus 6:11, disana dikatakan bahwa mengenakan senjata Allah adalah cara bagi kita untuk dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis.

Monday, June 10, 2024

3 Kerajaan Hati (8)

 (sambungan)

Saat keinginan-keinginan yang jahat itu dibuahi, diakomodasi, dijalankan, maka yang lahir adalah dosa. Dan saat dosa menjadi matang, mautlah yang akan datang mencengkram. Betapa berbahayanya apabila kerajaan diri sendiri ini yang menguasai hati kita. Ingatlah bahwa kerajaan ini bisa diperalat oleh iblis untuk melakukan banyak hal kejahatan sekaligus lahan bermain yang sangat menyenangkan bagi si jahat untuk terus menyesatkan sehingga semakin jauh dari kebenaran dan akhirnya binasa.

2. The Kingdom of Evil

Orang yang didalamnya berkuasa kerajaan iblis akan terus hidup dalam berbagai dosa dan perilaku-perilaku kegelapan alias devilish acts. Mereka menikmati benar dosa-dosa dan berbuat kejahatan tanpa rasa bersalah. Hati nurani tertutup dan berbagai pelanggaran dianggap wajar. Mereka ini gemar menebar kebencian bahkan sanggup bersikap kejam terhadap orang lain dan akan selalu berusaha menyesatkan.

Ketahuilah bahwa Efesus 6 sudah mengatakan tentang struktur kerajaan iblis ini. "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12).

Kerajaan iblis tampil mulai dari pemerintah tertingginya hingga jajaran dibawahnya sampai ke penghulu-penghulu. Itulah yang harus kita waspadai, karena bentuk-bentuk terkecil yang bisa luput dari perhatian kita justru bisa menjadi penghanc(sambungan)

Saat keinginan-keinginan yang jahat itu dibuahi, diakomodasi, dijalankan, maka yang lahir adalah dosa. Dan saat dosa menjadi matang, mautlah yang akan datang mencengkram. Betapa berbahayanya apabila kerajaan diri sendiri ini yang menguasai hati kita. Ingatlah bahwa kerajaan ini bisa diperalat oleh iblis untuk melakukan banyak hal kejahatan sekaligus lahan bermain yang sangat menyenangkan bagi si jahat untuk terus menyesatkan sehingga semakin jauh dari kebenaran dan akhirnya binasa.

2. The Kingdom of Evil

Orang yang didalamnya berkuasa kerajaan iblis akan terus hidup dalam berbagai dosa dan perilaku-perilaku kegelapan alias devilish acts. Mereka menikmati benar dosa-dosa dan berbuat kejahatan tanpa rasa bersalah. Hati nurani tertutup dan berbagai pelanggaran dianggap wajar. Mereka ini gemar menebar kebencian bahkan sanggup bersikap kejam terhadap orang lain dan akan selalu berusaha menyesatkan.

Ketahuilah bahwa Efesus 6 sudah mengatakan tentang struktur kerajaan iblis ini. "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12).

Kerajaan iblis tampil mulai dari pemerintah tertingginya hingga jajaran dibawahnya sampai ke penghulu-penghulu. Itulah yang harus kita waspadai, karena bentuk-bentuk terkecil yang bisa luput dari perhatian kita justru bisa menjadi penghancur utama. Kerajaan yang tidak kelihatan (the unseen world) ini berisi banyak tipu muslihat yang membawa dampak kerusakan parah pada manusia yang akan menggiring kita menuju maut.

Keluarga sebagai lembaga terkecil dalam struktur kehidupan manusia belakangan ini menjadi titik serang utama iblis. Suasana panas, rasa bosan, benci, cepat marah bisa merusak keutuhan lembaga keluarga. Kalau dibiarkan merajalela, orang bisa gelap mata, menyakiti bahkan melakukan hal-hal yang jauh lebih buruk atas keluarganya sendiri.

(bersambung)ur utama. Kerajaan yang tidak kelihatan (the unseen world) ini berisi banyak tipu muslihat yang membawa dampak kerusakan parah pada manusia yang akan menggiring kita menuju maut.

Keluarga sebagai lembaga terkecil dalam struktur kehidupan manusia belakangan ini menjadi titik serang utama iblis. Suasana panas, rasa bosan, benci, cepat marah bisa merusak keutuhan lembaga keluarga. Kalau dibiarkan merajalela, orang bisa gelap mata, menyakiti bahkan melakukan hal-hal yang jauh lebih buruk atas keluarganya sendiri.

(bersambung)

Sunday, June 9, 2024

3 Kerajaan Hati (7)

 (sambungan)

Iblis akan selalu mencari celah untuk masuk dan menghancurkan kita. Tapi kalau kita tidak memberi celah, maka iblis tidak akan bisa masuk dan berbuat apa-apa. Dia bisa mencoba lewat tipu muslihat, tapi kalau kita awas dan tidak terjebak, maka iblis yang sudah dikalahkan Yesus di kayu salib tidak akan bisa melakukan apapun.

The kingdom of myself memiliki banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh penguasa-penguasa kegelapan untuk menghancurkan bahkan membinasakan. Iblis memanfaatkannya, tapi sumber penyebab sebenarnya adalah karena keakuan yang menguasai hati.

Firman Tuhan mengingatkan kita akan hal ini. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15).

Kingdom of myself mudah tergoda saat ditarik dan dipikat oleh keinginan-keinginannya sendiri yang jahat, seperti yang dikatakan dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS). Keinginan untuk menimbun, keinginan untuk merasa paling benar, keinginan untuk berkuasa atau menguasai orang lain, keinginan menjadi yang paling kuat, keinginan untuk memiliki segala sesuatu dengan segala cara, keinginan untuk melukai orang yang berseberangan dengannya dan banyak lagi keinginan jahat yang berasal dari kehidupan yang berpusat pada diri sendiri.

(bersambung)

Saturday, June 8, 2024

3 Kerajaan Hati (6)

 (sambungan)

Kerajaan diri sendiri ini sangatlah berbahaya karena mereka yang berada di dalamnya bisa terjebak pada pemikiran-pemikiran yang keliru sehingga mudah tersesat. Pemikiran-pemikiran mereka hanyalah bersumber dari apa yang mereka anggap benar dan logika mereka biasanya mudah menolak atau menyanggah kebenaran firman Tuhan. Apakah lewat logika, tingkat keilmuan mereka yang tinggi, kepintaran atau kejeniusan mereka.

Pendek kata, jika itu tidak sesuai dengan pendapatnya, maka semua itu pasti salah. Semua berpusat pada diri mereka sendiri, bagi mereka apa yang benar adalah apa yang ada menurut pikiran mereka.

Seringkali kita terlalu terburu-buru menuduh bahwa iblis sebagai biang kerok segala kesengsaraan di muka bumi ini. Benar, itu tidak sepenuhnya salah, karena iblis memang selalu berusaha menjauhkan kita dari keselamatan, terus mencoba menjerumuskan kita ke dalam berbagai bentuk dosa.

Ada ayat yang mengingatkan "...Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8).

Iblis akan selalu mencari celah untuk masuk dan menghancurkan kita. Tapi kalau kita tidak memberi celah, maka iblis tidak akan bisa masuk dan berbuat apa-apa.

(bersambung)

Friday, June 7, 2024

3 Kerajaan Hati (5)

 (sambungan)

Anggaplah diri kita seperti sebuah lembaga kerajaan, maka siapa yang memimpin akan sangat menentukan seperti apa kita hidup.

Dari pengamatan saya, secara umum ada tiga kerajaan yang bisa bertahta di hati manusia, yaitu:
- The Kingdom of Myself (Kerajaan Diri Sendiri)
- The Kingdom of Evil yang berpusat pada iblis, kegelapan dan segala kejahatan yang menjadi produknya
- The Kingdom of God yang menempatkan Tuhan sebagai yang memerintah dan berkuasa dalam diri kita.

Mari kita lihat satu persatu.

1. The Kingdom of Myself

Orang yang didalamnya berkuasa kerajaan diri sendiri akan menganggap dirinya sebagai raja diatas segala raja. Keputusan-keputusannya absolut, mutlak, pendapatnya tidak ada yang boleh menyanggah. Mereka akan mementingkan dirinya sendiri jauh di atas orang lain dan tidak akan segan-segan merugikan atau bahkan menghancurkan orang lain jika itu menyangkut kepentingannya.

Tidak ada kebenaran Tuhan yang bisa masuk ke dalam pemahaman mereka karena mereka menganggap dirinyalah yang paling benar. Sifat ke-akuan begitu tinggi sehingga untuk bisa diterima oleh mereka, tidak ada jalan lain selain kita mutlak patuh kepada mereka dan setuju terhadap apapun yang mereka katakan.  Inilah bentuk orang yang didalamnya berkuasa kerajaan diri sendiri.

(bersambung)

Thursday, June 6, 2024

3 Kerajaan Hati (4)

 (sambungan)


Lantas, Yesus juga mengatakan "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Ini adalah statement singkat yang tampaknya sederhana atau simpel saja, tapi kalau direnungkan maknanya sebenarnya sangat dalam.
Saya yakin kalau kita pikirkan baik-baik, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa apa yang dikatakan Yesus itu sangatlah benar. Kita akan selalu menaruh seluruh hati kita kepada apa yang kita anggap paling berharga.

Suatu kali saat terjadi gempa yang lumayan besar, beberapa teman saya bercerita bahwa reflek mereka berbeda-beda. Ada yang segera menarik tangan anak dan istrinya keluar rumah, ada yang langsung memboyong laptop atau gadget/smart phonenya lari melewati pintu meninggalkan istrinya. Ada yang mengambil celana berisi dompet sebelum bergegas keluar. Bahkan ada yang mengamankan koleksi berharga mereka. Saat terjadi gempa, reaksi yang timbul biasanya reflek alias tidak dipikirkan terlebih dahulu. Itu bisa menunjukkan apa yang menjadi harta paling berharga bagi mereka, dan disanalah hati mereka sesungguhnya berada.

- Pertanyaan pertama, dimana kita meletakkan hati kita hari ini? Apakah masih pada hal-hal yang didoktrin oleh dunia sebagai penjamin kebahagiaan atau kepada Penjaga Israel yang tidak terlelap dan tidak tertidur (Mazmur 121:4)?

- Pertanyaan kedua, jika kita mengaku meletakkan Yesus pada posisi paling utama, sebagai apa kita menempatkanNya? Apakah sebagai Tuhan atau hanya sebagai provider harta, dokter dan sejenisnya, bagai jin Aladin yang akan mengabulkan apa saja yang kita minta secara instan, atau malah selayaknya tukang pukul bayaran yang diminta untuk membalaskan dendam?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting yang harus sering-sering kita periksa agar jangan sampai tanpa sadar hati kita sudah dibawah kuasa lainnya selain Tuhan.

(bersambung)

Wednesday, June 5, 2024

3 Kerajaan Hati (3)

 (sambungan)

Sangatlah menarik mencermati apa yang diingatkan Yesus saat Dia menerangkan tentang hal mengumpul harta dalam Matius 6:19-24. Pada saat itu Yesus mengingatkan agar jangan keliru oritentasi dalam mengumpul harta. Bukan harta di bumi yang penting untuk dikumpulkan seperti pemikiran orang-orang dunia, tapi di Surga.

Banyak orang yang salah kaprah mengira bahwa sebuah hidup yang berpusat pada pengumpulan harta kekayaan bisa menjamin kebahagiaan dan kesempurnaan hidup. Pada kenyataannya seringkali tidak demikian. Bukankah kita sudah tidak asing lagi dengan orang-orang yang kehidupannya berlimpah tapi hidupnya jauh dari bahagia?  Harta di dunia sudah sering terbukti tidak bisa menjamin kebahagiaan. Mungkin ya untuk sementara waktu, tapi pada akhirnya semua itu tidak ada artinya alias sia-sia.

Mengacu kepada kata Yesus bahwa harta di dunia itu bisa hilang dalam sekejap mata karena ada ngengat, karat dan pencuri yang siap menghabiskannya, itu sudah seringkali terbukti benar. Kekayaan lewat jalan yang salah, kekayaan yang diperoleh tanpa mempersiapkan hati kita, itu hanya akan membawa kita kepada penderitaan.

Lantas, Yesus juga mengatakan "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Ini...

(bersambung)

Tuesday, June 4, 2024

3 Kerajaan Hati (2)

 (sambungan)

Siapa yang memerintah, siapa yang berkuasa dalam hati kita?

Kalau kita hubungkan dengan ayat yang sangat terkenal dan jadi ayat emas bagi banyak orang: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23), siapa yang berkuasa tentu akan sangat menentukan seperti apa bentuk kehidupan kita yang terpancar dari sana.

Sadar atau tidak, mau atau tidak, tapi yang memerintah dan berkuasa dalam hati kita akan sangat berpengaruh kepada cara pandang, gaya hidup, pola pikir dalam keseharian kita.

Saya pun kemudian membayangkan seandainya alat-alat kedokteran seperti stetoskop atau rontgen bisa dipakai untuk melihat apa yang ada dalam hati kita hari ini, maka kita bisa melihat siapa atau apa yang berkuasa disana. Seandainya teropong bisa menerawang penguasa hati kita, atau alat seperti pendeteksi logam bisa dipakai untuk itu, mungkin kita bisa lebih mudah mencari tahu siapa yang memerintah disana.

Tapi seperti halnya keimanan kita bisa terlihat dari buah-buah yang dihasilkan, kita pun sebenarnya bisa mengetahui siapa yang memerintah hati kita lewat buah yang keluar dari hati kita. Apa yang ada dalam hati kita saat ini, apakah isinya Firman Tuhan dengan kerinduan untuk mengaplikasikannya secara langsung, hati yang mengasihi Tuhan dan sesama, atau hati yang penuh kebencian, hati yang terus mengejar harta benda untuk memperkaya diri dan sebagainya?
Apa isinya hati kita dan kemana orientasinya? Who actually rules in it?

(bersambung)

Monday, June 3, 2024

3 Kerajaan Hati (1)

 Ayat bacaan: 1 Petrus 3:15
==================
"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!"


Saya termasuk orang yang suka menonton film-film kolosal bertema kerajaan. Ada banyak sekali film bertemakan hal ini. Ada yang untuk keluarga seperti saga The Lord of the Ring, ada juga serial-serial untuk penonton dewasa seperti Game of Thrones, The Last Kingdom, Vikings dan sebagainya. Dalam film-film ini kita bisa melihat bagaimana kerajaan-kerajaan saling berusaha memperluas teritorinya dengan menginvasi atau merebut kerajaan lain. Dan seperti itulah memang keadaannya di masa lalu. Semakin luas wilayah kekuasaannya, maka sang penguasa pun akan semakin hebat. Peperangan antara satu kerajaan dengan kerajaan lain, antara raja atau penguasa dengan penguasa lainnya, dengan segala intriknya, saling adu strategi, saling adu kekuatan, aliansi yang dibangun, semua ini jadi hal penting agar bisa menundukkan kerajaan lawan.

Raja yang arif dan bijaksana akan membawa kemakmuran bagi rakyatnya, sedang raja yang lalim bisa mendatangkan kehancuran. Dalam sistem kenegaraan, ada yang sampai sekarang masih menganut sistem kerajaan atau monarki, ada juga yang memakai sistem presidensial. Apapun bentuknya, sebuah negara atau negeri pasti harus punya pemimpin yang memegang tampuk kekuasaan. Dan seringkali, sebuah negara akan dinilai lewat pemimpinnya. Saat pemimpinnya mendapat hormat  dari negara lain, maka negara tersebut pun jadi disegani. Sebaliknya negara dengan pemimpin yang buruk bisa dilecehkan oleh bangsa-bangsa lainnya.

That leads me into a question. Hal ini menggiring saya pada sebuah pertanyaan. "Kalau hati kita diibaratkan sebuah negara, siapa yang memerintah disana?" Kalimat singkat, sederhana tapi mendatangkan perenungan yang cukup panjang.

Siapa yang memerintah, siapa yang berkuasa dalam hati kita?

(bersambung)

Sunday, June 2, 2024

Animal Lovers (10)

 (sambungan)

Panggilan untuk menyelamatkan hewan-hewan yang menderita dan terbuang pun merupakan tugas mulia yang akan sangat besar nilainya di mata Tuhan. Kita harus ingat bahwa kelestarian dan kelangsungan hidup satwa menjadi tanggungjawab kita. Ada banyak spesies yang terancam punah, ada begitu banyak hewan yang saat ini terancam kelangsungan hidupnya, ada banyak pula diantara mereka yang saat ini hidup ketakutan dalam penderitaan dan kesakitan sehingga sangat membutuhkan pertolongan dari kita.

Melayani manusia dan mewartakan Injil kepada sesama itu penting, tapi melestarikan dan menyelamatkan ciptaan-ciptaan Tuhan seperti hewan dan tumbuhan yang juga Dia nilai baik pun tidak kalah pentingnya. Disana pun Tuhan bisa memakai kita untuk menjadi wakil-wakilNya seperti apa yang diamanatkan Yesus. Itu pun bisa menjadi panggilan yang tujuannya sangat baik bagi kehidupan manusia.

Istri saya pernah bercerita bahwa saat ia masih kecil, ada seorang nenek tua yang setiap malam berkeliling kompleks rumahnya untuk memberi makan anjing dan kucing jalanan. Nenek ini tinggal sendirian, hidup dalam kondisi yang susah, tapi ia ternyata masih mau berbagi ditengah kesulitannya untuk membantu anjing dan kucing jalanan di sekeliling kompleks. Bertahun-tahun ia lakukan itu sendirian setiap malam sampai akhirnya ia dipanggil Tuhan, kembali ke pangkuanNya. Hendaknya apa yang nenek ini lakukan semasa hidupnya bisa menginspirasi anda yang kebetulan punya kegelisahan yang sama.

Jika anda adalah salah satu yang merasa terpanggil untuk menyelamatkan hewan-hewan terlantar, jalankanlah dengan penuh sukacita dan serius. Bersyukurlah karena anda ternyata merupakan satu dari sedikit sekali orang yang menyadari panggilannya, lantas tekuni dengan sungguh-sungguh. Mau didukung gereja,orang lain atau tidak, yang terpenting adalah kerjakan bagian anda. Para hewan terlantar ini juga butuh kasih dan perhatian, dan saya yakin Tuhan pun sayang pada mereka. Saya percaya apa yang anda lakukan sangat berharga dan mulia di hadapan Tuhan.

Menjaga kelestarian alam beserta tumbuhan dan hewan di dalamnya juga merupakan tugas mulia yang tinggi nilainya dimata Tuhan


Saturday, June 1, 2024

Animal Lovers (9)

 (sambungan)

Anjing tidak salah apa-apa di rumah orang kemudian dilempar racun. Ada yang dilempar batu, petasan dan sebagainya. Atau, ada pula yang melaga anjing. Kucing dan anjing dipotong ekornya, ada yang disiksa sampai mati, bahkan belum lama ada berita yang tentang orang yang tega memotong dua kaki anjing, juga hidungnya. Bagaimana orang bisa sampai sekejam itu? Apa yang diajarkan pada mereka sampai bisa begitu tega?

Saya percaya Tuhan pun sayang dan peduli pada hewan-hewan ini. Tuhan bisa gerakkan hati orang-orang yang terpanggil mengadopsi hewan-hewan malang ini, dan kegerakan kepedulian terhadap hewan terlantar ini semakin besar. Thank God for that. Ada yang membantu donasi, ada yang mengadopsi, ada yang membuka shelter, semua ini pun merupakan hal yang penting dan bisa berasal dari panggilan sesuai rencana Tuhan dalam hidup sebagian manusia ciptaanNya.

Sesungguhnya orang-orang yang terpanggil untuk melakukan pekerjaan menyelamatkan hewan dan lingkungan hidup ini dengan dedikasi tinggi pun menunjukkan kasih yang tinggi pula. Ini sejalan dengan Firman Tuhan yang berkata dengan tegas: "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14).

Segala pekerjaan, apapun itu, mau untuk manusia atau bukan, kita diminta untuk melakukannya dalam kasih. Disamping itu, ingatlah selalu bahwa "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23).

Apa yang dilakukan oleh para penyayang hewan atau animal lovers pun sejalan dengan ayat-ayat di atas. Jika kita melakukan segala sesuatu dalam kasih dan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan maka kita pun tentu menyenangkan hati Tuhan, menjadi berkat dan menyatakan terang kepada orang lain, dan lewat itu Roh Kudus bisa bekerja untuk menyentuh jiwa-jiwa untuk selamat.

(bersambung)

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...